Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kosovo Sebut Serbia Berusaha Merusak Stabilitas Negaranya

Polisi Kosovo. (twitter.com/Kosovo_Police)
Polisi Kosovo. (twitter.com/Kosovo_Police)

Jakarta, IDN Times - Menteri Dalam Negeri Kosovo Xhelal Svecla, pada Selasa (27/12/2022), mengatakan bahwa Serbia berusaha merusak stabilitas negaranya. Ini setelah Serbia menyatakan dukungannya kepada warga minoritas Serbia yang memblokade jalan selama hampir 3 pekan terakhir. 

Pernyataan ini memanaskan tensi Serbia-Kosovo yang berada di ujung konflik. Sebelumnya, pemerintah Serbia sudah memeriksa kesiapan garnisun di perbatasan Kosovo untuk menghadapi perang. Bahkan, Serbia berniat menambah tentaranya di perbatasan hingga 5 ribu pasukan. 

1. Svecla sebut Serbia ada di bawah pengaruh Rusia

Svecla menyebut bahwa Serbia berada di bawah pengaruh Rusia dan berupaya merusak stabilitas Kosovo. Ia menyebut Serbia sengaja mendukung pemblokiran jalan dan melangsungkan protes hampir tiga minggu. 

"Ini jelas-jelas Serbia, mendapat pengaruh dari Rusia yang meningkatkan kesiapan perang militernya dan memerintahkan pendirian barikade baru untuk menjustifikasi dan berdalih melindungi kelompok kriminal yang meneror warga etnis Serbia di Kosovo," tutur Svecla, dikutip Reuters

Svecla menambahkan, Kosovo tidak memiliki pendekatan agresif dalam menyelesaikan krisis di Kosovo Utara dan tidak punya keinginan untuk menguasai. 

"Tujuan Kosovo adalah mencapai kedamaian dan kestabilan, sedangkan Serbia bertujuan untuk merusak kestabilan dan ingin mengadakan perang," tambahnya. 

2. Warga Kosovo Serbia dirikan barikade baru di Mitrovica dan Zvecan

Pada hari yang sama, warga Serbia di Kosovo mendirikan barikade baru setelah pendirian pertama pada 3 pekan lalu. Menurut keterangan dari polisi Kosovo, barikade didirikan di beberapa jalan di Mitrovica dan Zvecan. 

"Di bagian utara Kosovo, kelompok teroris dan kriminal terus melanjutkan aksinya untuk mendirikan barikade dengan memarkirkan kendaraan berat di badan jalan. Ini menghalangi kebebasan bergerak," tutur aparat kepolisian setempat, dikutip RFE/RL.

Mendengar kabar ini, Pristina menegaskan bahwa pihaknya akan menyingkirkan blokade itu sendiri. Pasalnya, pemerintah Kosovo menganggap NATO tidak dapat memaksa warga etnis Serbia untuk membuka blokade. 

Kejadian ini juga menyulut demonstrasi di Tirana agar memaksa agar pemerintah Albania melindungi warga etnis Albania di Kosovo. Mereka menginginkan pemerintah membekukan seluruh hubungan dengan Serbia atas insiden ini. 

3. Vucic kunjungi tentaranya di perbatasan Kosovo

Memanasnya tensi di perbatasan Serbia-Kosovo juga menjadi perhatian dari Presiden Serbia, Aleksandar Vucic. Ia pun berkunjung langsung ke Raska dan Kraljevo untuk bertemu dengan Kepala Perwakilan Serbia di Kosovo dan Metohija, Petar Petkovic di pangkalan militer. 

"Berada di antara Kraljevo dan Raska. Saya mengakhiri perjalanan dengan unit tentara, pahlawan kami, dan bertemu dengan perwakilan Serbia di Kosovo. Saya percaya dengan keadilan dan hukum, tapi lebih dari apapun yang diinginkan Serbia, tapi juga kekuatan dan determinasi. Hidup Serbia," tulis Vucic di akun Instagramnya.  

Sebelumnya, Vucic juga berkunjung ke Gereja Ortodoks Serbia (SPC) yang dipandang sebagai institusi yang mampu menyelesaikan masalah di Kosovo. Ia menyesalkan larangan (SPC) dan Patriark Porfirije masuk ke Kosovo. 

"Komunitas internasional gagal mengecam larangan. Hasilnya, kita Serbia disalahkan karena memiliki SPC dan Patriark. Sejumlah pihak memaksa menyingkirkan barikade karena Serbia harus diusir dari Kosovo Utara. Ini adalah satu-satunya cara mereka untuk menyelesaikan masalah," dikutip N1.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us