KTT NATO Dimulai, Fokus Dukungan untuk Ukraina

- Amerika Serikat menjadi tuan rumah KTT NATO di Washington DC
- KTT fokus pada dukungan NATO untuk Ukraina setelah serangan bom Rusia
Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) NATO yang digelar di Washington DC. KTT ini digelar bertepatan dengan 75 tahun berdirinya aliansi tersebut.
Dilansir dari Al Jazeera, Rabu (10/7/2024), KTT NATO digelar dari Selasa hingga Kamis yang utamanya akan fokus pada dukungan NATO dan hampir semua negara Barat untuk Ukraina.
Sejumlah kepala negara anggota NATO sudah tiba di Washington DC. Antara lain Kanselir Jerman Olaf Scholz, Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni, PM Kanada Justin Trudeau, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, dan untuk pertama kalinya usai sah menjadi anggota NATO yaitu PM Swedia Ulf Kristensson.
1. Meneguhkan dukungan untuk Ukraina
Agenda utama dalam KTT ini adalah dukungan NATO untuk Ukraina. Apalagi setelah Ukraina dihantam bom Rusia pada Senin (8/7/2024) yang menewaskan setidaknya 42 orang dan melukai lebih dari 140 orang lainnya.
Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, mengatakan, NATO tidak boleh membiarkan Rusia menang dalam konflik Ukraina.
"Biaya terbesar dan risiko terbesar adalah jika Rusia menang di Ukraina. Kita tidak bisa membiarkan itu terjadi," kata Stoltenberg.
“Konflik Ukraina adalah "krisis keamanan terbesar dalam beberapa generasi,” ucapnya.
2. Kemenangan Rusia bakal menyulut keberanian lawan NATO lainnya

Selain itu, Stoltenberg mengatakan, kemenangan Rusia dalam konflik Rusia akan membuat para lawan NATO lainnya akan berani dan bangkit, seperti China, Korea Utara (Korut), dan Iran.
"Ukraina telah menunjukkan keberanian yang luar biasa, dan sekutu NATO telah memberikan dukungan yang belum pernah terjadi sebelumnya," ujarnya.
3. Dukungan ke Ukraina juga memakan biaya

Sementara itu, Stoltenberg juga mengingatkan bahwa dukungan NATO ke Ukraina bukanlah hal yang sederhana. Hal itu lantaran biaya dan risiko yang harus dihadapi negara-negara anggotanya yang mendukung Ukraina.
“Mari kita jujur, bahkan dukungan kita ke Ukraina tidak sederhana, karena dukungan kita datang dengan biaya dan risiko,” katanya.