Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kualitas Kakao Pantai Gading Menurun Akibat Musim Kemarau

Para petani kakao di Pantai Gading (Phys.org)
Para petani kakao di Pantai Gading (Phys.org)

Jakarta, IDN Times - Cuaca kering selama tiga minggu berturut-turut di sebagian besar wilayah Pantai Gading telah merusak kualitas biji kakao. Petani mengatakan, hal itu juga akan berdampak pada pengurangan jumlah panen pada April hingga September, mengutip Reuters, Senin (7/2/2022).

Pantai Gading sebagai produsen kakao terbesar di dunia, sedang mengalami musim kemarau dari pertengahan November hingga Maret. Dalam rentang waktu tersebut, intensitas hujan jauh di bawah rata-rata.

1. Daun mulai menguning akibat kekurangan air

Ilustrasi buah Kakao (Unsplash.com/Kyle Hinkson)
Ilustrasi buah Kakao (Unsplash.com/Kyle Hinkson)

Petani mengatakan bahwa perkebunan membutuhkan kelembapan yang baik dalam dua pekan ke depan untuk memperkuat pohon kakao. Sebab, daun tanaman tersebut dirasa telah kering dan menguning akibat kurangnya hujan.

"Kelembaban tanah mulai menurun dengan kuat. Kami membutuhkan hujan dalam beberapa minggu ke depan agar panen dapat dimulai dengan baik," kata Alain Zouko, yang bertani di dekat Soubre.

Belakangan, curah hujan di wilayah Soubre pekan lalu hanya 0,1 milimeter (mm), atau 6,5 mm di bawah rata-rata lima tahun.

2. Pembeli buru-buru membeli biji kakao karena kulaitas menurun

Ilustrasi petani kakao (pixabay.com/Inactive account)
Ilustrasi petani kakao (pixabay.com/Inactive account)

Karena cuaca buruk, beberapa pembeli secara terburu-buru membeli biji yang bagus karena kualitas dan ukurannya yang menurun. Eksportir utama mencari 100 biji untuk dibuat menjadi 100 gram cokelat, namun beberapa koperasi mengatakan mulai membutuhkan 110 hingga 115 biji.

Petani mengatakan bahwa banyak buah yang dipanen namun kualitasnya menurun di wilayah selatan Agboville dan Divo dan di wilayah timur Abengourou.

Pekan lalu, curah hujan di Agboville sekitar 0,2 mm, atau 5,8 mm di bawah rata-rata tahunan, dan 0,2 mm di Abengourou, 4,4 mm di bawah rata-rata. Sementara, tidak ada hujan di Divo.

3. Hujan tak turun di beberapa wilayah lain

Ilustrasi buah kakao (pixabay.com/HOLIET)
Ilustrasi buah kakao (pixabay.com/HOLIET)

Di wilayah barat tengah Daloa dan wilayah tengah Bongouanou dan Yamoussoukro, hujan tidak turun pekan lalu. Petani mengatakan, pohon kakao menderita dan pembeli lokal enggan membeli dengan jaminan harga di tingkat petani sebesar 825 franc CFA (sekitar Rp20 ribu) per kg karena kualitas buruk.

"Kondisinya tidak bagus untuk menghasilkan banyak biji pada awal panen. Pembeli mengambil biji dengan harga 650 hingga 700 franc CFA per kilogram karena kualitasnya buruk," kata Albert N'Zue, yang bertani di dekat Daloa.

Suhu rata-rata berkisar antara 25,8 hingga 28,7 derajat Celcius di Pantai Gading pekan lalu. Sementara itu, harga kakao global per Selasa (8/2/2022) berada pada angka 1,77 GBP (sekitar Rp34 ribu) per kilogramnya, mengutip Market Insider.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us

Latest in News

See More

OTT Bupati Ponorogo, KPK Amankan Barang Bukti Uang Tunai

08 Nov 2025, 12:35 WIBNews