Kunjungi China, Presiden Marcos Ingin Perbaiki Hubungan Kedua Negara

Jakarta, IDN Times - Presiden Filipina, Ferdinand Marcos, berharap dapat meningkatkan hubungan negaranya dengan China. Marcos mendarat di Beijing pada Selasa (03/01/2023) untuk perjalanan selama tiga hari.
Marcos berharap bisa membahas masalah keamanan dengan Presiden China Xi Jinping untuk menyelesaikan permasalahan kedua negara dengan cara bersahabat.
Sebelumnya, hubungan China dan Filipina masih memanas seiring dengan sengketa di Laut China Selatan.
1. Marcos sebut ada banyak prospek dengan China

Marcos tidak secara eksplisit menuturkan keinginannya untuk memperbaiki hubungan dengan China. Walau begitu, Kementerian Luar Negeri Filipina mengatakan, Marcos akan mengangkat sengketa teritorial di Laut China Selatan dan mengejar kerja sama energi.
Marcos berharap pertemuan tersebut bisa menciptakan banyak prospek bagi kedua negara.
“Saat saya berangkat ke Beijing, saya akan membuka babak baru dalam kerja sama strategis yang komprehensif kami dengan China," kata Marcos.
"Saya menantikan pertemuan dengan Presiden Xi, saat kami berupaya mengubah lintasan hubungan kami ke roda yang lebih tinggi, yang diharapkan akan membawa banyak prospek dan peluang berlimpah untuk perdamaian dan pembangunan bagi masyarakat di kedua negara,” kata Marcos, dilansir South China Morning Post.
2. Filipina ingin jalin kesepakatan dagang mendalam dengan China

China merupakan salah satu mitra dagang utama Filipina. Hal ini bisa dilihat dari data bahwa sekitar 20 persen hasil impor Filipina berasal dari China.
Marcos juga menyebutkan keinginannya untuk memperluas kerja sama melalui perjanjian bilateral di bidang perdagangan, pembangunan infrastruktur, dan pertanian. Lebih dari 10 kesepakatan diharapkan akan ditandatangani dalam kunjungan Marcos di Beijing.
Walau begitu, isu keamanan juga tak akan luput dari pertemuan ini. Pada November 2022, seorang pejabat senior angkatan laut Filipina menuduh penjaga pantai China secara paksa menyita puing-puing roket yang jatuh di perairan Kepulauan Spratly.
China telah membantah tuduhan tersebut. Di sisi lain, Marcos mengatakan dirinya akan mengklarifikasi hal ini selama kunjungannya.
3. Kunjungan pertama Marcos ke China sejak menjabat

Marcos akan melakukan kunjungan pertamanya ke China sejak menggantikan Rodrigo Duterte sebagai presiden pada Juni 2022. Sebelumnya, selama masa presidensi Duterte, hubungan kerja sama antara Filipina dan China memang sudah kuat.
Duterte secara dramatis mengubah kebijakan luar negeri Filipina dengan mencari hubungan yang lebih dekat dengan China dan "pemisahan" dari Amerika Serikat selama enam tahun masa jabatannya.
Namun, sengketa Laut China Selatan masih belum terselesaikan oleh kedua pihak. China mengklaim sebagian besar Laut China Selatan ternyata tumpang tindih dengan zona ekonomi eksklusif Vietnam, Malaysia, Brunei, Indonesia, dan Filipina.