Israel Peringatkan Hizbullah agar Tak Ikut Perang Membela Iran

- Hizbullah menyatakan diri tak netral dalam konflik, akan bertindak sesuai keinginannya.
- Iran membantah meminta bantuan, baik dari Hizbullah, Rusia, maupun Pakistan.
- Saling serang antara Iran dan Israel masih berlanjut, dengan korban jiwa di kedua belah pihak.
Jakarta, IDN Times – Menteri Pertahanan (Menhan) Israel, Israel Katz, memperingatkan Hizbullah di Lebanon agar tak ikut membantu Iran dalam perangnya. Pernyataan Katz ditujukan langsung terhadap Pemimpin Hizbullah, Naim Qassem, pada Jumat (20/6/2025).
“Pemimpin Hizbullah tidak belajar dari pendahulunya (Hassan Nasrallah) dan mengancam akan bertindak melawan Israel. Saya sarankan agar perwakilan Lebanon berhati-hati, dan memahami bahwa Israel telah kehilangan kesabaran terhadap teroris yang mengancamnya,” kata Katz, sebagaimana dikutip oleh Times of Israel.
Israel telah melancarkan serangan udara di Iran sejak pekan lalu. Tujuannya untuk menghancurkan program rudal balistik dan nuklir Republik Islam tersebut.
Sementara Iran telah menanggapi dengan rentetan rudal balistik yang mematikan ke pusat-pusat kota Israel, khususnya menyasar fasilitas militer.
1. Hizbullah nyatakan diri tak netral dalam konflik

Dalam sebuah pernyataan pada Kamis, Qassem menyatakan bahwa pihaknya sama sekali tak akan bersikap netral dalam konflik Israel dan Iran. Pemimpin penerus Nasrallah itu menegaskan akan bertindak sesuai keinginannya dalam menanggapi perang tersebut.
“Amerika Serikat yang tiran dan Israel yang kriminal tidak akan mampu menaklukkan rakyat Iran dan Korps Garda Revolusi Islam,” katanya, dilansir dari Al Arabiya. Qassem menambahkan bahwa Hizbullah masih memiliki tanggung jawab untuk mendukung Iran dan menyediakan segala bentuk dukungan yang berkontribusi untuk mengakhiri tirani dan penindasan itu.
Hizbullah mengalami pukulan telak saat konflik melawan Israel tahun lalu. Konflik tersebut berakhir dengan perjanjian gencatan senjata pada November.
2. Iran tak minta bantuan siapa pun

Anggota Biro Politik Hizbullah Mahmoud Qmati saat wawancara bersama media Rusia, Sputnik, pada Selasa membantah bahwa Hizbullah akan terlibat dalam perang melawan Israel. Menurutnya, Iran cukup kuat dalam hal militer dan tak membutuhkan bantuan siapa pun.
"Laporan Israel tentang Hizbullah yang bersiap melakukan intervensi hanyalah dalih palsu untuk membenarkan agresi Israel yang sedang berlangsung terhadap Lebanon," kata Qmati, dikutip dari Naharnet.
Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin turut mengonfirmasi pada Kamis bahwa Iran belum meminta bantuan kepada negaranya sejauh ini. Iran dan Rusia diketahui memiliki hubungan yang cukup dekat. Pada Januari lalu, keduanya meneken perjanjian komprehensif bersama.
Adapun Pakistan, negara tetangga Iran yang cukup bersahabat, juga menyatakan hal serupa. Juru Bicara Kantor Luar Negeri Pakistan, Shafqat Ali Khan, mengatakan bahwa negaranya sama sekali tak menerima permintaan bantuan militer, maupun yang lainnya, dari Iran.
"Posisi Pakistan terhadap Iran jelas dan transparan: Kami memberikan dukungan moral penuh kepada Iran; kami mengutuk keras agresi terhadap Iran. Iran memiliki hak untuk membela diri berdasarkan Piagam PBB,” katanya, dilansir dari Economic Times.
3. Serangan masih terus berlanjut

Saling serang antara Iran dan Israel masih terus berlanjut. Pada Jumat, Israel mengklaim telah menyerang sebuah markas badan keamanan dalam negeri Iran di ibu kota Teheran.
Sementara Iran juga terus menggencarkan serangan di enam lokasi di wilayah Tel Aviv, Haifa, dan Beersheba di wilayah Israel tengah, utara, dan selatan.
Pihak berwenang Israel mengatakan sedikitnya 25 orang tewas dan ratusan lainnya terluka sejak serangan rudal Iran. Sementara itu, di Iran, 639 orang tewas dan lebih dari 1.300 orang terluka akibat serangan Israel, menurut laporan media Iran, yang dikutip oleh Anadolu Agency.