Di Tengah Perang, Wakil Menhan Rusia Ditahan atas dugaan Suap

Terancam hukuman 15 tahun penjara

Jakarta, IDN Times - Wakil Menteri Pertahanan Rusia, Timur Ivanov, ditangkap oleh Komite Investigasi Rusia karena diduga menerima suap. Ivanov disangka melanggar undang-undang anti-korupsi Rusia yang mengatur kasus penerimaan suap di atas 1 juta rubel atau sekitar Rp173 juta.

Jika terbukti bersalah, Ivanov terancam hukuman denda hingga 15 tahun penjara. Penangkapan pejabat setingkat Ivanov terbilang langka di Rusia, apalagi di tengah invasi ke Ukraina yang telah berlangsung lebih dari dua tahun.

1. Ivanov diduga terlibat korupsi di kota Mariupol

Korupsi di pemerintahan Presiden Vladimir Putin telah lama dikritik oleh para aktivis antikorupsi di Rusia. Pada tahun lalu, Yayasan Anti-Korupsi yang didirikan mendiang tokoh oposisi Alexei Navalny, yang merilis laporan investigasi soal keterlibatan Ivanov dalam praktik korupsi.

Dilansir dari The Guardian, laporan tersebut menyebut Ivanov menjadi pengawas sekaligus pihak yang meraup keuntungan dari proyek-proyek konstruksi di Mariupol, kota Ukraina yang jatuh ke tangan Rusia. Organisasi Navalny itu juga menduga Ivanov menceraikan istrinya agar bisa lolos dari sanksi Uni Eropa.

Yayasan Anti-Korupsi sendiri telah dilarang di Rusia dengan tuduhan ekstremisme. Meski demikian, laporan investigasinya tetap menarik perhatian publik terkait dugaan korupsi di lingkaran elite kekuasaan Rusia.

Baca Juga: Terancam Rusia, Polandia Siap Tampung Senjata Nuklir AS di Negaranya

2. Pejabat penting dalam militer Rusia

Ivanov telah menjabat sebagai salah satu wakil menteri pertahanan Rusia sejak 2016 dengan tugas utama mengawasi proyek-proyek infrastruktur militer. Sebelum bergabung dengan kementerian pada 2010, dia pernah bekerja di sektor minyak dan energi serta pemerintah daerah Moskow.

Dilansir BBC, Ivanov dikenal sebagai sekutu dekat Menteri Pertahanan Sergei Shoigu. Keduanya pernah bekerja sama saat Shoigu menjabat sebagai gubernur wilayah Moskow dan Ivanov menjadi wakilnya.

Pasca invasi Rusia ke Ukraina pada 2022, Ivanov masuk dalam daftar pejabat Rusia yang dijatuhi sanksi oleh Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Eropa. Uni Eropa menyebutnya sebagai pejabat peringkat kesepuluh dalam hierarki kepemimpinan militer Rusia secara keseluruhan.

3. Kremlin dan aktivis menanggapi penangkapan Ivanov

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menyampaikan kepada media Rusia bahwa Presiden Putin dan Menteri Pertahanan Shoigu telah diberitahu sebelumnya mengenai penangkapan Ivanov. Di sisi lain, Maria Pevchikh, kepala tim investigasi Yayasan Anti-Korupsi Navalny, menyambut baik penangkapan tersebut.

"Hari ini adalah hari yang baik," ujar Pevchikh dalam unggahan di media sosial seperti dikutip The Moscow Times.

Pevchikh sendiri, seperti kebanyakan tokoh oposisi terkemuka Rusia, terpaksa mengasingkan diri ke luar negeri akibat tekanan dari pemerintah.

Sementara itu, hampir semua tokoh oposisi yang masih berada di Rusia kini telah berada di balik jeruji. Salah satunya adalah Navalny yang meninggal dunia di dalam penjara pada pertengahan Februari lalu. Navalny dikenal vokal mengkritik korupsi di era kepemimpinan Putin.

Baca Juga: Swiss Blokir Aset Rusia Senilai Rp230,9 Triliun

Leo Manik Photo Verified Writer Leo Manik

...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya