Menlu AS Ikut Resmikan Terowongan Ziarah Israel di Bawah Masjid Al Aqsa

- Penggusuran warga SilwanWarga Silwan menghadapi penggusuran dan pembongkaran rumah untuk memberi jalan bagi permukiman Yahudi, yang dianggap ilegal menurut hukum internasional.
- Rubio dituduh dukung ekstremis IsraelRubio dikecam karena mendukung ekstremis Israel alih-alih berpihak pada hukum internasional, kata Fakhri Abu Diab, warga Silwan.
- Membentang di bawah Masjid Al AqsaTerowongan arkeologi membentang 600 meter dari Silwan ke Tembok Barat, bagian dari struktur penahan kompleks yang menampung masjid al-Aqsa.
Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Marco Rubio ikut meresmikan sebuah situs wisata arkeologi kontroversial yang dipimpin oleh kelompok pemukim Israel di Yerusalem Timur yang diduduki. Ia menjadi tamu kehormatan pada pembukaan ‘Jalan Ziarah’.
Jalan Ziarah adalah sebuah terowongan yang digali di bawah rumah-rumah Palestina di sebelah Kota Tua Yerusalem. Upacara pembukaan berlangsung di Kota Daud, sebuah situs wisata alkitabiah yang dioperasikan oleh organisasi pemukim Elad di lingkungan Palestina, Silwan.
Kehadiran Rubio dikecam oleh kelompok-kelompok hak asasi manusia Palestina, karena memberikan dukungan terhadap cengkeraman permukiman Israel di dekat situs-situs suci paling sensitif di Yerusalem.
1. Penggusuran warga Silwan
Warga Silwan selama bertahun-tahun menghadapi perintah penggusuran dan pembongkaran rumah untuk memberi jalan bagi permukiman Yahudi dan perluasan taman arkeologi, menurut kelompok-kelompok hak asasi manusia. Permukiman ini ilegal menurut hukum internasional.
Dikutip dari BBC, Rabu (17/9/2025), Rubio menggambarkan penggalian tersebut sebagai mungkin salah satu situs arkeologi terpenting di planet ini. Ia mengatakan, penggalian tersebut memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat di Amerika Serikat.
Sebelumnya, Rubio mengatakan, ia memahami orang-orang ingin terlibat politik di dalamnya. Namun pada akhirnya, ini adalah situs arkeologi yang luar biasa.
2. Rubio dituduh dukung ekstremis Israel

Fakhri Abu Diab (63), warga Silwan, mengatakan Rubio memilih untuk mendukung ekstremis di pemerintahan Israel alih-alih berpihak pada hukum internasional.
"Ia mengabaikan sejarah kami (Palestina). Ia tidak berkunjung ketika mereka menghancurkan rumah kami, melakukan pembersihan etnis, dan mengusir kami dari sini," ujarnya.
Abu Diab berbicara kepada BBC di samping reruntuhan rumahnya yang dihancurkan tahun lalu atas perintah otoritas Israel. Israel mengatakan, rumah-rumah semacam itu dibangun tanpa izin, tetapi izin tersebut hampir mustahil diperoleh warga Palestina.
Kota David telah dioperasikan sejak awal tahun 2000-an oleh Elad, sebuah kelompok pemukim yang telah merampas tanah, mengakuisisi rumah-rumah warga Palestina. Mereka juga mendorong penggusuran keluarga-keluarga Palestina di Silwan, menurut laporan Komisi Penyelidikan Internasional Independen PBB untuk Wilayah Palestina yang Diduduki pada Juli.
3. Membentang di bawah Masjid Al Aqsa

Ze'ev Orenstein, direktur urusan internasional di Kota David mengatakan, "semua penggalian arkeologi dilakukan oleh Otoritas Purbakala Israel sesuai dengan standar tertinggi." Ia menolak menjawab pertanyaan lebih lanjut.
Penggalian tersebut konon menandai rute jalan era Romawi yang dilalui para peziarah ke situs yang dihormati oleh orang Yahudi sebagai lokasi dua kuil dalam Alkitab. Menurut Peace Now, sebuah kelompok kampanye Israel yang mendukung hak-hak Palestina, terowongan tersebut membentang 600 meter dari Silwan.
Terowongan tersebut membentang di bawah rumah-rumah warga Palestina dan tembok Kota Tua, berakhir di dekat fondasi Tembok Barat, bagian dari struktur penahan kompleks yang menampung masjid al-Aqsa. Situs ini dikenal oleh umat Muslim sebagai Haram al-Sharif dan oleh umat Yahudi sebagai Bukit Bait Suci.
Peace Now menyebut, kunjungan Rubio tak lain adalah pengakuan Amerika atas kedaulatan Israel terhadap bagian paling sensitif dari Cekungan Suci Yerusalem.
"Pendukung pembukaannya adalah penginjakan terhadap Yerusalem sebagai kota suci bagi semua agama dan milik semua penduduknya,” lanjut mereka.