Menlu Sugiono: Bukannya Aman, Punya Senjata Nuklir Malah Ancaman

- Indonesia mendukung perlucutan senjata nuklir untuk ciptakan perdamaian dan keamanan global.
- Sugiono menegaskan senjata nuklir menjadi ancaman, memperkuat kerangka global dalam perlucutan senjata, dan mendorong konferensi disarmament.
- Menlu RI hadir di konferensi di Jenewa untuk pertegas komitmen Indonesia terhadap upaya multilateral dalam perlucutan senjata.
Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri RI Sugiono menyampaikan, Indonesia akan terus berupaya menciptakan perdamaian dan keamanan global. Ini termasuk memajukan upaya perlucutan senjata.
"Indonesia, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo, akan terus melakukan upaya-upaya bagi terciptanya perdamaian dan keamanan global, termasuk dengan memajukan upaya-upaya perlucutan senjata," kata Menlu Sugiono dalam pertemuan High Level Segment Conference on Disarmament di Jenewa, Swiss.
Menurutnya, senjata nuklir bukannya membuat dunia aman, malah menjadi ancaman.
1. Khawatir kondisi dunia yang banyak perang

Sugiono menyampaikan kekhawatirannya atas kondisi global yang semakin rentan. Adanya persaingan strategis antar-negara, kemunduran terkait komitmen perlucutan senjata, ekspansi program senjata nuklir, meningkatnya ketergantungan pada doktrin nuklir, serta meningkatnya risiko konflik dan kecelakaan nuklir menbuat dunia semakin tidak nyaman.
"Senjata nuklir tidak menggaransi keamanan, tapi malah menjadi ancaman," tegas Sugiono dalam keterangan pers Kemlu RI, Rabu (26/2/2025).
Ia mendorong komunitas internasional segera mengambil langkah nyata untuk mengembalikan stabilitas global. Ini termasuk memperkuat kerangka global dalam perlucutan senjata.
Menlu optimistis, dunia memiliki kemampuan untuk mengubah kondisi ini. "Kita harus mengambil langkah tegas mendorong perlucutan senjata," sambung Sugiono.
2. Menlu desak perundingan perlucutan senjata nuklir

Sugiono juga mendesak agar Conference of Disarmament menjalankan mandatnya dalam revitalisasi arsitektur perlucutan senjata global. Ia menekankan pentingnya memajukan perundingan perlucutan senjata nuklir, pembentukan instrumen hukum jaminan keamanan.
Politiskus Gerindra itu juga menekankan pentingnya penguatan Kawasan Bebas Senjata Nuklir dan penguatan norma anti-uji coba nuklir.
Conference on Disarmament merupakan satu-satunya forum multilateral yang dimandatkan oleh Sidang Majelis Umum PBB untuk merundingkan perjanjian kunci terkait perlucutan senjata. Konferensi ini memiliki anggota dari 65 negara, yaitu lima negara anggota tetap DK PBB dan 60 negara dengan kemampuan militer signifikan, termasuk Indonesia.
3. Komitmen Indonesia untuk perlucutan senjata secara multilateral

Sejumlah perjanjian kunci sudah dirundingkan oleh Conference of Disarmament, termasuk Treaty on the Non-Proliferation of Nuclear Weapons(NPT), dan yang terakhir di tahun 1996 Comprehensive Nuclear-Test-Ban Treaty(CTBT).
Menlu RI hadir pada High-Level Segment Conference on Disarmament di Jenewa, Swiss pada 24 Februari 2025, untuk mempertegas komitmen Indonesia terhadap upaya multilateral dalam perlucutan senjata, serta terus berkontribusi dalam upaya perdamaian dunia.