Meski Pernikahan Sesama Jenis Sah, Kaum LGBT di AS Masih Harus Berjuang karena...

"Cinta mungkin menang, tapi apakah cukup untuk menyelesaikan segalanya?"
Mahkamah Agung AS telah menghapus larangan pernikahan sesama jenis di 50 negara bagian, pada Jumat, 26 Juni 2015, yang merupakan momen bersejarah bagi hak LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender).

Eits, tapi meski pernikahan itu telah sah ternyata para aktivis LGBT masih harus menghadapi banyak isu, yang juga harus segera menjadi perhatian pemerintah AS.
Seperti 5 isu hak LGBT berikut ini.
1. Kekerasan terhadap kaum LGBT.

Apakah pengesahan pernikahan sesama jenis ini bisa menjamin pula agar perempuan transgender berkulit hitam dapat merasakan keamanan? Tahun 2014, antara Juni dan Desember 2014, sedikitnya 12 perempuan trans berkulit hitam tewas dalam insiden brutal yang disebut polisi sebagai kejahatan akibat "kebencian". Perempuan transgender berkulit hitam kerap menghadapi bahaya seperti ini, bahkan di kota-kota yang konon ramah terhadap LGBT. Menurut laporan Koalisi Nasional Program Anti-Kekerasan menyatakan bahwa kaum LGBT berkulit hitam mengalami kekerasan fisik hampir dua kali lebih banyak dari kulit putih.
2. Tunawisma muda kaum LGBT.

Disebutkan bahwa para kaum LGBT muda yang menjadi tunawisma merupakan isu utama untuk tahun 2015. Diperkirakan ada 40 persen pemuda/pemudi LGBT tunawisma di AS. Aliansi Nasional untuk mengakhiri tunawisma memperkirakan jumlah tunawisma itu mencapai 550 ribu orang, berusia belasan hingga 24 tahun. Adapun bentuk ketidakadilan rasial terkait hal itu, 32 persen remaja tunawisma LGBT berkulit hitam.
3. Kesehatan.

Ada perbedaan yang signifikan di bidang kesehatan antara orang-orang heteroseksual dan LGBT. The Center for American Progress mengindentifikasi 14 kesenjangan kesehatan antara orang dewasa hetero dan LGBT pada tahun 2009. Sebagai contoh, 82 persen dari orang dewasa heteroseksual memiliki asuransi kesehatan, sementara hanya 77 persen dari orang dewasa LGB dan 57 persen dari transgender yang memiliki asuransi kesehatan. Perluasan akses ke perawatan kesehatan di AS juga kini menjadi prioritas gerakan aktivis LGBT.
4. Keadilan ekonomi.

Mayoritas kaum LGBT berpenghasilan rendah, selain itu juga terdapat diskriminasi kerja, kurangnya asuransi kesehatan, tunawisma dan faktor lain yang membuat kaum LGBT sangat rentan terhadap dampak dari kesenjangan ekonomi. Keluarga para homoseksual secara signifikan lebih memungkinkan hidup di bawah garis kemiskinan dibandingkan keluarga heteroseksual.
5. Keadilan transgender.

Pemberdayaan kaum transgender juga berada di daftar pusat perhatian gerakan keadilan LGBT. Banyak transgender hidup dalam kemiskinan ekstrim, bahkan hampir empat kali lipat dibandingkan kaum heteroseksual dan LGB. Sebanyak 41 persen transgender pernah mencoba bunuh diri, dibandingkan dengan 1,6 persen dari populasi umum. Menurut laporan, transgender secara konsisten disiksa, didiskriminasi, dilecehkan dan diserang.
Itu hanya beberapa masalah yang layak menjadi perhatian. Well, kita sendiri pun harus lebih aktif memperhatikan masalah yang ada di negara kita. Apakah kamu mau berpartisipasi membagi suaramu?