Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Migran Afghanistan Ngaku Dianiaya Polisi Pakistan

perempuan Afghanistan (pixabay.com/ArmyAmber)

Jakarta, IDN Times - Beberapa warga Afghanistan yang tinggal di Pakistan mengaku pernah mengalami penganiayaan oleh polisi setempat. Mereka mengatakan otoritas juga melakukan penangkapan terhadap mereka meskipun memiliki dokumen resmi.

Pemerintah Pakistan pekan ini mengumumkan bahwa semua migran dan pengungsi yang tidak memiliki dokumen lengkap harus meninggalkan negara tersebut awal bulan depan. Adapun sebagian besar migran di Pakistan merupakan warga Afghanistan.

Tindakan Islamabad itu telah menuai banyak kecaman dari internasional. Kelompok HAM Amnesty International khawatir warga Afghanistan akan menghadapi penganiayaan dari pemerintah Taliban jika mereka dikembalikan ke tanah air mereka.

1. Polisi gerebek rumah para migran

Samia, seorang ibu dua anak dari Afghanistan, mengatakan bahwa meskipun dirinya memasuki Pakistan dengan visa yang sah, ia tetap menerima ancaman dari polisi. Samia saat ini sedang menunggu pengajuan suakanya diproses.

“Saya sendiri mengalami (penganiayaan polisi terhadap migran) beberapa waktu lalu, namun saya mendengar dari teman-teman saya bahwa mereka sekarang banyak melecehkan migran," katanya kepada kantor berita Khama Press.

Sekitar sebulan yang lalu, polisi menggerebek rumah Samia saat mereka sedang makan malam. Polisi memeriksa semua dokumennya, kemudian menyuruhnya meninggalkan kediamannya dengan nada mengancam.

Sejak saat itu, Samia tinggal di pinggiran salah satu kota Pakistan bersama kedua anaknya. Dia khawatir dengan penganiayaan Pakistan akan menghalangi dia melanjutkan suakanya.

2. Migran laki-laki hadapi kondisi yang lebih buruk

Marziya, seorang gadis berusia 17 tahun, hanya tinggal bersama ibu dan adik perempuannya di Islamabad. Ayah dan saudara laki-lakinya telah ditangkap dan dideportasi oleh polisi Pakistan beberapa waktu lalu.

“Setiap orang pernah mengalami atau menyaksikan setidaknya satu kasus penyiksaan atau penganiayaan yang dilakukan oleh polisi Pakistan," kata Marziya.

Baginya, masih belum jelas mengapa polisi mengusir ayah dan saudara laki-lakinya, padahal masa berlaku visa mereka masih tersisa dua bulan lagi.

Freshta Azizi, seorang jurnalis Afghanistan, juga mengalami situasi yang tidak mengenakkan dengan polisi Pakistan. Rumahnya pernah digerebek oleh polisi saat larut malam dan semua dokumennya diperiksa dengan cermat.

Meski situasi yang dihadapi migran perempuan di Pakistan tidak begitu baik, namun Freshta menekankan bahwa para migran laki-laki mengalami kondisi yang jauh lebih buruk dan berisiko dideportasi secara paksa.

Konsulat Afghanistan di Karachi, Abdul Jabar Takhari, mengatakan lebih dari 900 pengungsi Afghanistan telah ditahan di Pakistan dalam dua minggu terakhir.

"Banyak warga Afghanistan telah ditahan. Jumlah mereka sekitar 900. Banyak dari mereka adalah warga Afghanistan yang memiliki dokumen sah. Kami dapat memfasilitasi pembebasan 200 warga Afghanistan yang memiliki dokumen sah,” kata Takhari kepada TOLO News.

3. Sekitar 1 juta warga Afghanistan terdaftar sebagai pengungsi di Pakistan

Menurut data dari PBB, sekitar 1 juta warga Afghanistan terdaftar sebagai pengungsi di Pakistan, sementara 880 ribu lainnya memiliki status hukum untuk tetap tinggal disana.

Namun, pemerintah sementara Pakistan pada Selasa (3/10/2023) mengatakan, ada 1,73 juta warga Afghanistan yang tinggal di negara tersebut tanpa status hukum, dan menetapkan batas waktu hingga 1 November bagi mereka untuk meninggalkan Pakistan atau menghadapi pengusiran.

Demi membenarkan tindakan kerasnya, Menteri Dalam Negeri Pakistan Sarfraz Bugti menuding warga Afghanistan telah melakukan 14 dari 24 bom bunuh diri di Pakistan tahun ini.

Namun tuduhan tersebut segera dibantah oleh Taliban.

“Kami menyangkal semua klaim ini karena warga Afghanistan bermigrasi ke negara lain demi keselamatan dan keamanan mereka,” kata Abdul Mutalib Haqqani, juru bicara Kementerian Pengungsi dan Repatriasi Afghanistan, dikutip Al Jazeera.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us