Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

NATO Hentikan Kerja Sama dengan Perusahaan Senjata Israel, Ada Apa?

ilustrasi amunisi (pexels.com/Megapixelstock)
ilustrasi amunisi (pexels.com/Megapixelstock)
Intinya sih...
  • NSPA menghentikan akses Elbit ke tender baru.
  • Dugaan suap melibatkan eks agen NSPA.
  • NATO memperkuat investigasi internal.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Perusahaan pertahanan Israel, Elbit Systems, resmi dihentikan aksesnya ke tender baru Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pada Rabu (10/12/2025). Keputusan itu juga berdampak pada sejumlah kontrak aktif yang kini ikut tertahan. Langkah tersebut muncul di tengah penyelidikan korupsi berskala besar yang sedang berjalan.

Penyidikan mencakup sedikitnya tiga staf Badan Dukungan dan Pengadaan NATO (NSPA), baik pegawai aktif maupun mantan, yang diduga menerima pembayaran jutaan euro sebagai suap dari perusahaan pertahanan. Dana itu disebut diberikan untuk mempengaruhi hasil tender demi memenangkan kontrak strategis.

Dilansir dari The National News, selama satu dekade terakhir, Elbit diperkirakan telah memasok amunisi senilai setidaknya 50 juta euro (sekitar Rp957,5 miliar) kepada sejumlah anggota NATO. Selain amunisi, perusahaan ini juga menyediakan layanan beragam dengan nilai yang belum dibuka ke publik. Kontrak yang ikut terdampak mencakup amunisi untuk howitzer berbasis truk, sistem artileri roket bergerak, perlengkapan pertahanan pesawat tempur dan helikopter, serta perangkat untuk armada pesawat tanker Airbus MRTT yang digunakan delapan negara anggota termasuk Jerman, Belanda, Belgia, dan Denmark.

1. Surat resmi NSPA memicu penangguhan lanjutan

ilustrasi regulasi (pexels.com/Markus Spiske)
ilustrasi regulasi (pexels.com/Markus Spiske)

Sebuah surat bertanggal 31 Juli 2025 dari salah satu manajer NSPA menyebut adanya tuduhan serius yang menunjukkan pemasok terlibat dalam praktik yang dapat dikenakan sanksi, termasuk penyimpangan dalam pemberian kontrak. Pesan itu juga menyinggung kemungkinan perusahaan lain mengalami penangguhan serupa setelah Elbit.

Meski Elbit tak menjadi target penyelidikan langsung, fokus utama penyidik justru tertuju pada dugaan skema suap yang berkaitan dengan interaksi perusahaan dengan pejabat NSPA. Pada September 2025, pengadilan Belgia mengeluarkan surat perintah penangkapan Eropa untuk Eliau Eluasvili, konsultan Italia berusia 60 tahun yang dicurigai menyuap staf lembaga. Eluasvili juga disebut punya peran penting sebagai penasihat Elbit dan kini diduga bepergian menggunakan identitas palsu.

Penangguhan terhadap Elbit dan anak usahanya, Orion Advanced Systems, juga dipengaruhi dugaan bahwa eks staf NSPA memanfaatkan akses internal. Mereka dituding membantu perusahaan pertahanan mengamankan kontrak bernilai besar melalui imbalan suap. Dari 15 program NSPA yang sempat dihentikan akibat kecurigaan penipuan, 13 di antaranya diberikan kepada Elbit atau Orion dengan total nilai sekitar 100 juta euro (sekitar Rp1,9 triliun).

2. Dugaan suap melibatkan eks agen NSPA

ilustrasi sidang (pexels.com/Sora Shimazaki)
ilustrasi sidang (pexels.com/Sora Shimazaki)

Dilansir dari Roya News, Guy Moeraert, eks tentara Belgia yang pernah bertugas sebagai agen NSPA sebelum menjadi konsultan, dituduh menerima 1,9 juta euro (sekitar Rp36,9 miliar) sebagai imbalan atas dokumen rahasia. Dokumen itu kemudian disalurkan ke perusahaan untuk memanipulasi proses tender yang sedang berlangsung. Ia telah menjalani enam bulan hukuman penjara dan kini menggunakan gelang pengawas elektronik.

Moeraert diketahui memiliki relasi dekat dengan Eluasvili. Keduanya disebut berkenalan melalui Ismail Terlemez, eks staf NSPA asal Turki. Terlemez sempat ditangkap di Bandara Zaventem, Brussel, pada Mei, sebelum akhirnya dibebaskan kembali pada musim panas.

3. NATO memperkuat investigasi internal

ilustrasi anggota NATO (unsplash.com/Marek Studzinski)
ilustrasi anggota NATO (unsplash.com/Marek Studzinski)

Seorang pejabat NATO menyatakan bahwa aliansi ini tidak memiliki toleransi untuk penipuan atau korupsi dan menjelaskan bahwa NSPA secara proaktif memulai kerja sama dengan lembaga penegak hukum nasional. Pernyataan itu keluar setelah Sekretaris Jenderal NATO menyetujui permintaan jaksa federal Belgia untuk mencabut kekebalan tiga staf NSPA, baik yang masih bertugas maupun mantan.

Belakangan, Sekretaris Jenderal bersama manajer umum NSPA membentuk satuan tugas investigasi gabungan yang melibatkan personel markas NATO dan staf NSPA. Tim ini dibentuk guna memperkuat kapasitas penyidikan serta menuntaskan dugaan penipuan dan korupsi yang melibatkan pegawai atau kontraktor yang bekerja sama dengan lembaga tersebut.

Penyelidikan yang dimulai Amerika Serikat (AS) pada 2024 menjadi pemicu rangkaian proses hukum di Eropa. Sepanjang tahun ini, belasan tersangka (termasuk lima karyawan atau eks staf NSPA) ditangkap di tujuh negara Eropa mulai dari Belanda hingga Spanyol. Namun penyelidikan di AS dihentikan pada Juli 2025, memunculkan spekulasi setelah diketahui bahwa negara itu mencabut tuduhan terhadap Terlemez dua minggu setelah pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Konferensi Tingkat Tinggi NATO di Den Haag.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in News

See More

Pelajar Indonesia Korban Bencana Terima Bantuan Rp2 Juta dari Malaysia

11 Des 2025, 18:06 WIBNews