Oposisi Berjaya di Pemilu Thailand, Militer Bakal Lengser?

Jakarta, IDN Times - Partai oposisi Thailand meraup mayoritas suara dalam pemilihan umum Thailand yang digelar pada Minggu, 15 Mei 2023.
Jumlah pemilih bahkan mencapai rekor tertinggi sejak pemilu demokratis terakhir sebelum kudeta yang dilakukan militer Thailand. Kebanyakan dari mereka ingin adanya perubahan di negerinya.
Partai Move Forward memperoleh suara tertinggi, yakni 14 juta suara, yang didominasi oleh pemilih kaum muda. Partai ini dipimpin Pita Limjaroenrat yang menyerukan reformasi UU Penghinaan Kerajaan yang ketat di Negeri Gajah Putih tersebut.
“Kami percaya bahwa Thailand yang kita cintai dapat menjadi lebih baik dan perubahan bisa terjadi mulai hari ini,” kata Pita.
1. Partai Prayut ada di urutan ketiga

Sementara itu, Partai Persatuan Bangsa Thailand pimpinan petahana Prayut Chan-o-cha berada di urutan ketiga. Prayut hanya mendapatkan 4,6 juta suara.
Partai Pheu Thai yang populer di kalangan pekerja dan usia menengah ke atas berada di posisi kedua.
“Saya menghormati demokrasi dan pemilu,” kata Prayuth, singkat, dikutip CNN, Senin (15/5/2023).
2. Harus ada 750 kursi untuk menang pemilu
Untuk memilih perdana menteri berikutnya dan membentuk pemerintahan, sebuah partai atau koalisi harus memenangkan mayoritas 750 kursi, gabungan dari majelis rendah dan tinggi di parlemen.
Namun, di bawah konstitusi junta Thailand, setidaknya ada 250 kursi di parlemen yang diduduki militer.
Hasil resmi dari penghitungan cepat ini pun akan diketahui dalam lima hari lagi dan akan diumumkan dalam 1-2 bulan kemudian.
3. Para calon PM Thailand
Pemilu ini merupakan yang pertama digelar sejak kudeta militer menggulingkan pemerintahan eks PM Yingluck Shinawatra pada 2014.
Petahana Prayut Chan-o-Cha juga mencalonkan diri memimpin Thailand lagi. Sementara itu, keponakan Yingluck yang merupakan anak dari eks PM Thaksin Shinawatra, Paetongtarn Shinawatra, juga mencalonkan diri dari Partai Pheu Thai.
Lalu ada Pita Limjaroenrat yang merupakan pemimpin dari partai oposisi progresif, Move Forward. Kemudian, Anutin Charnvirakul dari Partai Bhumjaithai, Srettha Thavasin dari Pheu Thai, dan Prawit Wongsuwan yang merupakan eks panglima militer yang berasal dari Partai Palang Pracharat.