PBB: Butuh Rp44 Triliun untuk Bantu Pengungsi Sudan

Jakarta, IDN Times - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), pada Rabu (17/5/2023), mengaku membutuhkan dana sebesar 3,03 miliar dolar AS (sekitar Rp44 triliun) untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan di Sudan. Kebutuhan dilaporkan telah melonjak sejak konflik meletus di negara itu.
"Hari ini, 25 juta orang, lebih dari separuh populasi Sudan, membutuhkan bantuan dan perlindungan kemanusiaan," kata Ramesh Rajasingham, kepala biro badan kemanusiaan PBB di Jenewa, dikutip dari CNA.
"Itu adalah angka tertinggi yang pernah kami lihat di negara ini," tambahnya.
1. Sudan hadapi krisis regional
PBB mengatakan, saat ini diperlukan dana sebesar 2,56 miliar dolar AS untuk membantu 18 juta orang yang paling terdampak di Sudan hingga akhir tahun ini. Jumlah itu meningkat dari perkiraan sebelumnya, yaitu sebesar 1,75 miliar Dolar AS.
Rajasingham turut menyesalkan sejumlah serangan yang ikut menargetkan komunitas kemanusiaan. Para tenaga penyalur bantuan tewas dan kantor hinga gudang dijarah.
Ia berharap, kesepakatan yang dicapai oleh kedua pihak minggu lalu bisa memberi kesempatan bagi warga sipil untuk mengungsi ke tempat yang aman, dan bantuan dapat disalurkan dengan lancar.
"Krisis di Sudan berkembang pesat menjadi krisis regional," tambahnya.
2. Sekitar 1,1 juta orang akan mengungsi dari Sudan
PBB mengatakan, dana sebesar 470,4 juta dolar AS dibutuhkan untuk membantu mereka mengungsi dari Sudan. Adapun lebih dari 1,1 juta orang diperkirakan akan meninggalkan negara itu tahun ini
"Sejauh ini, krisis telah mengakibatkan arus keluar besar-besaran ke negara-negara tetangga," kata Raouf Mazou, asisten kepala operasi di Badan Pengungsi PBB (UNHCR).
Lebih dari 220 ribu orang telah menggalkan Sudan. Banyak di antara mereka melarikan diri ke Chad dan Mesir, sementara pengungsi dari Sudan Selatan kembali ke kampung halaman mereka.
Sebelum konflik, Sudan menampung sekitar 1,1 juta pengungsi.
"Mereka yang telah melarikan diri melintasi banyak perbatasan negara hancur, sering kali meninggalkan atau kehilangan orang yang dicintai dan menemukan diri mereka di tempat-tempat di mana akses sangat sulit dan sumber daya sangat minim," kata Mazou.
Ia menambahkan, dalam banyak kasus, mereka yang melarikan diri dari Sudah malah sampai ke daerah-darerah yang terpencil dan bahkan sangat kekurangan bantuan kemanusiaan.
3. Konflik memperbesar krisis kemanusiaan
Konflik di Sudan meletus pada 15 April antara panglima militer Abdel Fattah al-Burhan dan mantan wakilnya Mohamed Hamdan Daglo, yang memimpin Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter.
Menurut petugas medis, sekitar seribu orang tewas di Khartoum dan negara bagian Darfur Barat.
Rajasingham mengatakan, lebih dari 5 ribu orang terluka dan jutaan lainnya terkurung di rumah mereka dan tidak dapat mengakses layanan dasar dan perawatan kesehatan.
Dia juga menunjukkan laporan yang mengkhawatirkan tentang peningkatan kekerasan seksual. Ia memeringatkan bahwa anak-anak merupakan kelompok yang sangat rentan dalam kekacauan yang kini sedang berlangsung.
Konflik Sudan telah meningkatkan krisis kemanusiaan yang telah terjadi di negara tersebut, di mana satu dari tiga orang mengandalkan bantuan sebelum perang.