Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pengadilan Australia Tolak Gugatan Rusia Bangun Kedutaan Baru

Bendera Australia. (Pexels.com/Hugo Heimendinger)
Bendera Australia. (Pexels.com/Hugo Heimendinger)

Jakarta, IDN Times - Rusia telah mengambil tindakan hukum atas keputusan pemerintah Australia menentang lokasi pembangunan kedutaan barunya. Namun, permintaan untuk mempertahankan lokasi tersebut ditolak oleh Pengadilan Tinggi Australia pada Senin (26/6/2023).

Lokasi pembangunan kedutaan baru tersebut ditentang Australia karena masalah keamanan. Penolakan muncul setelah badan intelijen memperingatkan bahwa kedutaan berisiko digunakan sebagai pangkalan untuk memata-matai anggota parlemen, yang hanya berjarak 400 meter dari kantor parlemen.

1. Pengadilan menganggap permintaan Rusia tidak berdasar

Ilustrasi palu pengadilan. (Pexels.com/Sora Shimazaki)
Ilustrasi palu pengadilan. (Pexels.com/Sora Shimazaki)

Hakim Pengadilan Tinggi Australia Jayne Jagot, menyebut bahwa penentangan dari Rusia adalah sesuatu yang sulit dipahami. Rusia harus mengosongkan area tersebut. 

"Tidak ada dasar yang tepat untuk perintah sela seperti yang diminta oleh (Rusia). Persemakmuran memiliki kepentingan berdaulat yang jelas bahwa tanah itu tidak ditempati oleh (Rusia)," kata Jagot, dilansir BBC

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, minggu lalu, mengatakan bahwa dia telah memperikarakan beberapa upaya dari Rusia, tapi tidak khawatir tentang tantangan hukum.

"Rusia belum benar-benar bagus di bidang hukum akhir-akhir ini. Kami tidak berharap Rusia berada dalam posisi untuk berbicara tentang hukum internasional mengingat penolakan mereka terhadapnya secara konsisten dan berani dengan invasi mereka ke Ukraina," kata Albanese.

2. Kehadiran kedutaan Rusia mengancam keamanan

Rusia membeli tanah sewa untuk lokasi tersebut dari pemerintah Australia pada 2008. Kemudian Australia memberikan persetujuan untuk membangun kedutaan baru di sana pada 2011.

Namun, Australia pada minggu lalu mengumumkan bahwa mereka membatalkan sewa, setelah parlemen mengesahkan undang-undang yang mencegah kedutaan Rusia dibangun di lokasi tersebut dengan alasan keamanan.

"Pemerintah telah menerima nasihat keamanan yang sangat jelas mengenai risiko yang ditimbulkan oleh kehadiran baru Rusia yang begitu dekat dengan gedung Parlemen. Kami bertindak cepat untuk memastikan lokasi sewa tidak menjadi kehadiran diplomatik formal," kata Albanese.

Rusia saat ini memiliki kedutaan di Griffith, pinggiran kota Canberra, yang terletak lebih jauh dari kantor parlemen Australia, dikutip dari DW

3. Kremlin anggap Australia sebarkan Russophobia

bendera Rusia (PIxabay.com/IGORN)
bendera Rusia (PIxabay.com/IGORN)

Dmitry Peskov, juru bicara Kremlin, menggambarkan sikap Australia sebagai contoh lain dari Russophobia yang sekarang terjadi di negara-negara Barat. Rusia telah meluncurkan perintah pada minggu lalu untuk mempertahankan pembangunan.

Untuk memperotes tindakan Australia,  seorang diplomat Rusia pada 23 Juni dikirim untuk berjongkok di lokasi konstruksi kedutaan. Setelah keputusan pengadilan, diplomat itu segera pergi meninggalkan lokasi dengan mobil kedutaan.

Pengacara Rusia, Elliot Hyde, mengatakan pria itu adalah seorang penjaga keamanan.

Dalam pengaduan yang diajukan ke pengadilan, Rusia mengatakan telah menghabiskan 8,2 juta dolar Australia (Rp82,3 miliar) untuk konstruksi yang berjalan lambat. Rusia mengatakan integritas bangunan yang telah selesai sebagian akan dikompromikan jika Australia mengizinkan kembali ke blok tersebut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us