Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Perampokan Bank Brutal di Brasil Sebabkan 3 Orang Tewas Tertembak 

Lokasi perampokan bank di Araçatuba yang dijaga ketat aparat kepolisian Brasil. (twitter.com/correio)

Jakarta, IDN Times - Perampokan bank terjadi di Araçatuba, kota yang terletak di sebelah barat São Paulo, Brasil pada Senin (30/8/2021). Para perampok bahkan menggunakan sandera sebagai tameng agar tidak ditembak aparat keamanan. 

Sementara itu, aparat kepolisian masih terus mencari pelaku perampokan yang diduga merupakan anggota geng kriminal bersenjata. Sebelumnya, insiden perampokan serupa juga pernah terjadi dan dikenal dengan nama Novo Cangaço.

1. Perampokan di tiga bank telah menyebabkan tiga orang tewas

Sebanyak 20 personel geng bersenjata lengkap menyasar tiga bank di pusat kota Araçatuba sebagai objek operasi. 

Para perampok terlibat adu tembak dengan polisi dan militer yang berusaha melindungi warga dan menangkap pelaku. Kontak senjata menyebabkan tiga orang meninggal dunia, dua di antaranya adalah warga sipil. Salah seorang korban meninggal karena berusaha merekam jalannya peristiwa. 

Adapun korban ketiga diduga merupakan anggota geng, yang ditemukan tak bernyawa di dalam mobil. Insiden berdarah ini juga mengakibatkan enam orang terluka, termasuk seorang pejalan kaki yang kakinya terpaksa diamputasi akibat terkena ledakan, dikutip dari laman ABC Net

Dilansir dari G1, sejak April lalu, sudah terdapat 10 kali serangan di beberapa negara bagian, yakni São Paulo, Paraná, Bahia, dan Minas Gerais. Sedangkan sasaran perampokan di tahun ini adalah 14 cabang bank dan satu kantor finansial. 

2. Perampok gunakan tameng manusia untuk melarikan diri dari polisi

Perampok menyandera 11 korban selama selama dua jam. Beberapa di antaranya dijadikan tameng manusia agar kendaraan mereka tidak ditembak oleh aparat. 

Seorang korban, yang namanya disembunyikan, mengatakan bahwa ia sedang mengendarai sepeda motor ketika dihentikan paksa oleh pelaku yang membawa senjata laras panjang. 

"Saya sudah mendengar adu tembak di seluruh penjuru kota. Lalu, tiba-tiba, ada seseorang yang menarik saya dan menghentikan sepeda motor saya. Namun saya mengira itu hanya pengecekan oleh polisi, hingga saya menyadara adanya korban yang disandera," kata dia dikutip dari BBC. 

Korban itu juga mengaku pelaku sangat agresif dan tak segan mengintimidasi sandera dan seluruh orang.

"Apabila seseorang melihat ke jendela, mereka akan menembak ke arah itu agar menakuti semua orang dan menunjukkan mereka tidak bermain-main" tambahnya. 

Sedangkan, korban lain mengatakan jika ia diberhentikan dan dijadikan sebagai tameng manusia. 

"Mereka menyuruhku keluar dari mobil, merobek bajuku dan membuang topiku. Saya diharuskan berada di kap mobil dan mereka berkata, 'jika aku berani kabur atau melompat dari mobil, mereka akan berhenti dan menembak tepat di wajahku'," tutur dia. 

Korban juga mengaku kesulitan saat menjaga keseimbangan di tengah kecepatan mobil yang tinggi. 

"Anak saya dipaksa berada di kap mobil dan hanya berpegangan dengan tangannya. Bahkan, ia berpikir jika dirinya akan jatuh dan mati," kata seorang ibu yang juga menjadi korban. 

Setelah berhasil kabur dari kejaran dan tembakan polisi, para perampok kemudian membebaskan belasan orang yang disandera di area pedesaan. Lalu, para korban diharuskan jalan kaki berjam-jam untuk kembali ke rumahnya. 

3. Model perampokan ini kerap dijuluki dengan Novo Cangaco

Terkait insiden ini, pihak kepolisian terus melakukan pencarian dan telah menangkap dua terduga pelaku. Polisi juga sudah menemukan tujuh kendaraan yang ditinggal begitu saja di area pedesaan di luar Kota Araçatuba. 

Di sisi lain, polisi juga menemukan pelaku perampokan sudah merencanakan aksi secara rinci dan penuh kehati-hatian. Bahkan, mereka menggunakan drone untuk memantau aparat kepolisian saat melakukan aksinya maupun setelahnya. 

Di samping merampok dan menyandera, pelaku juga membakar kendaraan serta menyerang kantor polisi dan militer lokal. Pelaku sudah menanam sekitar 40 bahan peledak yang tersebar di 20 titik di penjuru kokta. Mereka mengaktifkan bom dengan sensor. 

Aksi kriminal dengan membuat takut seluruh penduduk di kota kecil Brasil selama ini dikenal dengan nama Novo Cangaço. Kata itu berasal dari kelompok kriminal  Lampião yang menakut-nakuti penduduk di area timur laut Brasil pada pertengahan 1930-an. 

Kelompok bandit diketahui selalu membawa senjata laras panjang, senjata semi-otomatis, pistol, dan bahan peledak. Sementara, menurut para ahli, pihak yang terlibat dalam kasus ini meliputi perampok bank biasa, penyelundup senjata, dan anggota kepolisian yang korup. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us