Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pertama Sejak 2019, Menlu Jepang Akan Kunjungi China Akhir Pekan Ini

Menteri Luar Negeri Jepang, Yoshimasa Hayashi. (twitter.com/MofaJapan_en)

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri (Menlu) Jepang, Yoshimasa Hayashi, direncanakan mengunjungi China akhir pekan ini. Lawatan tersebut akan berlangsung selama dua hari, yang dimulai pada Sabtu, dikutip dari Kyodo News pada Rabu (29/3/2023).

Hayashi akan bertemu dengan Menteri Luar Negeri China Qin Gang. Sebelumnya, Mantan Duta Besar China untuk Amerika Serikat (AS) tersebut telah mengundang Hayashi saat pembicaraan telepon mereka pada awal bulan lalu.

Hayashi seharusnya melawat ke China pada Desember 2022, namun ditunda karena bentrok dengan jadwal politik di Beijing.

1. Tokyo-Beijing berusaha mempertahankan hubungan yang stabil

Dua kekuatan ekonomi terbesar di Asia sedang berusaha mempertahankan hubungan yang stabil, di tengah meningkatnya ketegangan karena berbagai masalah, dikutip dari Bloomberg.

Jika kunjungan Hayashi ke Negeri Tirai Bambu itu terealisasi, maka lawatan tersebut akan menjadi yang pertama oleh Menlu Jepang sejak Desember 2019. Hal ini dikarenakan pandemik COVID-19 yang sejak awal 2020.

Kunjungan terakhir saat itu dilakukan oleh Menlu Toshimitsu Motegi, saat mengadakan pertemuan dengan Menlu China Wang Yi di Beijing.

2. Jepang-China bahas sengketa wilayah di Laut China Timur

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida (kiri) dan Presiden China Xi Jinping saat bertemu di sela-sela KTT APEC di Bangkok, Thailand pada Kamis (17/11/2022). (twitter.com/kantei)

Kunjungan Hayashi-Qin telah direncanakan dan disetujui oleh kedua pemimpin, saat Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan Presiden China Xi Jinping bertemu di sela-sela KTT APEC pada November 2022 di Bangkok, Thailand. 

Pada pertemuan tersebut, Kishida-Xi sepakat untuk mempromosikan komunikasi yang erat di semua tingkatan dan mengembangkan hubungan Tokyo-Beijing.

Lalu, untuk pertemuan pekan ini dengan tetangga Asia Timurnya itu, diperkirakan Hayashi akan mengungkapkan keprihatinan yang mendalam atas situasi di Laut China Timur, termasuk perihal sengketa Kepulauan Senkaku yang dikelola oleh Jepang yang berada di Prefektur Okinawa.

Sebagai informasi, pulau tersebut juga diklaim oleh China dan disebut sebagai Pulau Diaoyu.

3. Diharapkan membahas kasus warga Jepang

Bendera Tiongkok. (Unsplash.com/Macau Photo Agency)

Hayashi juga diharapkan akan menuntut pembebasan warga Jepang yang telah ditahan sejak awal bulan ini di China, karena diduga terlibat kegiatan spionase. Pria itu merupakan seorang karyawan di perusahaan farmasi besar Jepang, Astellas Pharma Inc.

China berjanji untuk mengambil tindakan terhadap warga Jepang itu, karena melanggar undang-undang kriminal dan anti-spionase China.

"Insiden serupa telah terjadi dalam beberapa tahun terakhir, dan Jepang harus berbuat lebih banyak untuk mendorong warganya agar tidak terlibat dalam kegiatan semacam itu," kata Mao Ning, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, pada Senin (27/3/2023), dikutip dari NHK News.

Beijing telah meningkatkan pengawasannya baik terhadap organisasi maupun individu asing atas nama melindungi keamanan nasional. China juga telah menahan sejumlah warga negara asing, setelah memperkenalkan undang-undang kontra-spionase pada 2014 dan undang-undang keamanan nasional pada 2015.

Tercatat sejak 2014, sebanyak 17 warga negara Jepang telah ditahan di China karena dituding terlibat kegiatan spionase. Jumlah tersebut termasuk dengan kasus terbaru karyawan Astellas.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us