Brasil dan Kolombia Tolak Intervensi Militer AS di Venezuela

- Lula mendukung perdamaian di Amerika Latin dan Karibia, menentang keberadaan kapal perang AS di Laut Karibia yang mengancam perdamaian.
- Kolombia menolak izinkan teritorinya untuk invasi ke Venezuela, meminta penyelesaian masalah politik lewat dialog bukan kekerasan.
- Venezuela sarankan AS fokus pada perlawanan narkoba di Pasifik daripada Laut Karibia, menampik tuduhan sebagai produsen kokain atau rute penyelundupan narkoba.
Jakarta, IDN Times - Presiden Brasil, Lula da Silva menyerukan kerja sama bersama negara-negara yang memiliki Hutan Amazon untuk melawan organisasi kriminal pada Selasa (9/9/2025). Langkah ini berfungsi untuk mencegah intervensi asing di Amerika Selatan.
“Kami tidak membutuhkan intervensi asing atau ancaman bagi kedaulatan negara kami. Kami mampu menjadi protagonis dan menyelesaikan solusi kami sendiri. Kata kuncinya adalah mengintegrasikan aksi dan kerja sama,” ungkapnya, dikutip Telesur.
Beberapa pekan terakhir, situasi di Laut Karibia terus menegang akibat penerjunan kapal perang Amerika Serikat (AS). Washington menyebut pengiriman ini berfungsi untuk melawan penyelundupan narkoba dari Venezuela.
1. Lula dorong perdamaian di Amerika Latin dan Karibia

Pada Senin (8/9/2025), Lula mengatakan bahwa keberadaan kapal perang AS di Laut Karibia mengancam perdamaian di kawasan Amerika Latin dan Karibia.
“Keberadaan militer negara terkuat di dunia di Laut Karibia ini adalah sebuah sumber tensi. Ini tidak sesuai dengan perjanjian perdamaian dibangun di kawasan Amerika Latin dan Karibia,” terangnya, dikutip dari The Latin Times.
Lula menyatakan dukungan Brasil dalam ekspansi Dewan Keamanan PBB. Selain itu, mendorong kerja sama pembangunan berkelanjutan dan transisi energi dengan menggunakan bahan bakar fosil untuk membiayai transisi energi.
Sebagai informasi, Perjanjian Tlatelolco 1968 sudah didirikan di Amerika Latin dan Karibia sebagai zona bebas nuklir dan mendorong perdamaian.
2. Kolombia tidak akan mengizinkan teritorinya untuk invasi ke Venezuela
Presiden Kolombia, Gustavo Petro mengungkapkan bahwa Kolombia tidak akan mengizinkan teritorinya untuk disewakan ke AS untuk kemungkinan invasi ke Venezuela.
“Kolombia tidak akan menyewakan teritori untuk invasi. Bagaimana kami akan memperbolehkan invasi? Amerika Latin yang memiliki Karibia tidak boleh diam karena bisa saja bom akan jatuh di Bogota, Rio de Janeiro, Manaus, dan kota lainnya,” dilansir EFE.
Petro menyebut, Venezuela memang memiliki masalah politik internal. Namun, masalah internal ini harus diselesaikan lewat dialog dan bukan lewat kekerasan ataupun bom seperti yang terjadi di Palestina.
3. Venezuela sarankan AS targetkan perlawanan narkoba di Pasifik

Pada hari yang sama, Wakil Presiden Venezuela, Delcy Rodriguez mendorong AS untuk berfokus pada operasi anti-narkoba di Samudra Pasifik daripada Laut Karibia.
“Venezuela bukan produsen kokain ataupun rute penyelundupan narkoba yang signifikan. Jika ada upaya internasional yang dikoordinasikan, fokus harus berada di Pasifik jika memang tujuannya untuk menghentikan narkoba mencapai AS,” tandasnya.
Rodriguez menampik tuduhan AS bahwa Venezuela berperan penting dalam penyelundupan narkoba. Ia menilai tudingan tersebut adalah sebuah kebohongan terburuk yang disampaikan Washington.