Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

PM Prancis Sebastien Lecornu Lolos dari Mosi Tidak Percaya

PM Prancis,  Sébastien Lecornu. (U.S. Secretary of Defense, CC BY 2.0 <https://creativecommons.org/licenses/by/2.0>, via Wikimedia Commons)
PM Prancis, Sébastien Lecornu. (U.S. Secretary of Defense, CC BY 2.0 <https://creativecommons.org/licenses/by/2.0>, via Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • Kemenangan tipis berkat konsesi reformasi pensiun
  • Mosi tidak percaya pertama hanya dapat dukungan 271 anggota parlemen, kurang 18 suara dari total yang diperlukan
  • Kemenangan memberikan jeda bagi Presiden Macron dari tekanan untuk membubarkan parlemen
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri (PM) Prancis Sebastien Lecornu berhasil selamat dari dua mosi tidak percaya yang diajukan di Majelis Nasional pada Kamis (16/10/2025). Mosi tersebut diajukan oleh kelompok sayap kanan jauh National Rally dan sayap kiri jauh France Unbowed.

Kemenangan ini memastikan pemerintahan rapuh Lecornu yang baru ditunjuk beberapa hari sebelumnya, tetap bertahan. Fokusnya kini beralih ke upaya meloloskan Anggaran Penghematan 2026 yang mendesak, dilansir CNN.

1. Kemenangan tipis berkat konsesi reformasi pensiun

Mosi pertama yang diajukan oleh France Unbowed (LFI) hanya memperoleh dukungan 271 anggota parlemen. Angka tersebut hanya kurang 18 suara dari total 289 suara yang diperlukan untuk menggulingkan pemerintahan.

Sementara itu, mosi kedua yang diajukan oleh National Rally (RN) pimpinan Marine Le Pen meraih 144 suara. Mosi dari RN ini memang diperkirakan mendapat dukungan lebih sedikit karena LFI tidak ikut mendukungnya.

Pemerintahan Lecornu yang merupakan sekutu Presiden Emmanuel Macron dapat bertahan berkat dukungan dari Partai Sosialis (PS). Partai Sosialis menahan diri untuk tidak ikut dalam pemungutan suara menggulingkan PM.

Dukungan Partai Sosialis ini diperoleh setelah Lecornu membuat konsesi signifikan dengan menjanjikan penangguhan reformasi pensiun. Pembekuan reformasi tersebut menjadi syarat utama agar Partai Sosialis tidak memilih untuk menjatuhkan Lecornu.

2. Nafas lega bagi Presiden Macron

Lecornu baru saja diangkat kembali setelah mengundurkan diri dan melakukan perombakan kabinet akibat kritik sepekan sebelumnya. Ia menjadi PM Prancis kelima dalam waktu kurang dari dua tahun.

Kemenangan Lecornu memberikan jeda bagi Presiden Macron dari tekanan untuk membubarkan parlemen. Pemilihan umum sela dianggap berisiko karena kemungkinan besar akan menguntungkan kelompok sayap kanan jauh.

Namun, masa depan Lecornu masih belum aman karena ia harus menghadapi perdebatan anggaran yang alot. Anggota parlemen Sosialis Laurent Baumel memperingatkan bahwa kemenangan Lecornu ini sama sekali tidak menjamin nasib pemerintahannya.

Di sisi lain, kelompok oposisi mengkritik cara pemerintah untuk lolos dari mosi kali ini.

"Mayoritas yang dimenangkan melalui tawar-menawar berhasil menyelamatkan posisi mereka hari ini, tetapi dengan mengorbankan kepentingan nasional,” kata Presiden RN Jordan Bardella, dilansir The Guardian.

3. Anggaran 2026 menjadi ujian sesungguhnya bagi Lecornu

Setelah lolos dari mosi tidak percaya, tantangan terbesar Lecornu adalah meloloskan anggaran penghematan 2026 sebelum akhir tahun. Prancis berada di bawah tekanan Uni Eropa (UE) untuk mengendalikan defisit dan utang negara yang tinggi.

Prancis memiliki rasio utang terhadap PDB tertinggi ketiga di UE, setelah Yunani dan Italia. Upaya pemotongan biaya untuk menanggulangi utang ini telah menjatuhkan dua pendahulu Lecornu sebelumnya.

Lecornu, yang dikenal sebagai loyalis Macron, telah berjanji untuk tidak menggunakan Pasal 49.3, alat konstitusional yang kontroversial. Pasal ini memungkinkan pemerintah memaksakan undang-undang, termasuk anggaran, tanpa melalui pemungutan suara parlemen.

Oleh karena itu, Lecornu harus mencari kompromi dan dialog untuk mendapatkan dukungan di parlemen yang sangat terpecah belah.

"Saya senang melihat bahwa hari ini ada mayoritas di Majelis Nasional yang semangat mencari kompromi dan jalan terbaik,” ujar Presiden Majelis Nasional Yaël Braun-Pivet, dilansir Al Jazeera.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us

Latest in News

See More

[QUIZ] Tebak Logo Baru Kementerian Part 1

18 Okt 2025, 07:20 WIBNews