Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Polandia Geram Usai Hungaria Berikan Suaka Politik kepada Buronan

bendera Polandia (pexels.com/kaboompics)
Intinya sih...
  • Polandia mengecam keputusan Hungaria memberikan suaka politik kepada mantan pejabat PiS, Marcin Romanowski.
  • Menteri Luar Negeri Polandia mengklaim tindakan Hungaria sebagai aksi tidak bersahabat dan hinaan terhadap rakyat dan pemerintah Polandia.
  • Hungaria harus memutuskan dalam 60 hari apakah akan memulangkan Romanowski ke Polandia atau tidak, menurut Juru Bicara Komisi Eropa.

Jakarta, IDN Times - Polandia, pada Jumat (20/12/2024), mengecam pemerintah Hungaria yang bersedia memberikan suaka politik kepada mantan pejabat dari Partai Hukum dan Keadilan (PiS), Marcin Romanowski, yang sudah ditetapkan sebagai buronan. 

Keputusan Hungaria ini semakin memperkeruh hubungan kedua negara yang sudah merenggang usai dipimpin Perdana Menteri (PM) Polandia Donald Tusk. Sebelumnya, relasi kedua negara yang dikenal dekat itu merenggang imbas pandangan soal konflik di Ukraina. 

1. Sebut tindakan Hungaria sebagai aksi tidak bersahabat

Menteri Luar Negeri (Menlu) Polandia Radoslaw Sikorski mengatakan bahwa keputusan Hungaria akan berdampak buruk pada hubungan kedua negara. Ia mengklaim tindakan ini adalah aksi tidak bersahabat dari PM Hungaria, Viktor Orban. 

"Kami menganggap keputusan untuk mengabulkan suaka politik kepada Marcin Romanowski yang masuk dalam buronan di Eropa adalah aksi tidak berhabat kepada Republik Polandia dan berlawanan dengan prinsip persatuan antar-anggota Uni Eropa (UE)," tuturnya, dilansir Politico.

Ia menambahkan, putusan dan tuduhan Hungaria terkait persekusi politik kepada Romanowski adalah bukti sebuah hinaan kepada rakyat dan pemerintah Polandia. 

Sebagai informasi, Romanowski adalah seorang mantan Wakil Menteri Hukum Polandia pada pemerintahan PiS di Polandia. Ia sudah dijerat 11 dakwaan terkait dengan penyalahgunaan dana negara ketika menjabat pada 2019-2023. 

2. Klaim buronan Polandia bisa pergi ke Belarus atau Hungaria

Mendengar pemberian suaka politik Romanowski di Hungaria, PM Tusk mengaku terkejut dengan kabar tersebut. Ia menyebut saat ini buronan di Polandia dapat memilih antara pergi ke Belarus atau Hungaria. 

"Saya tidak mengira bahwa pelaku kriminal, pejabat korup tersebut dapat melarikan diri dan memilih antara Presiden Belarus Alexander Lukashenko atau Orban untuk mencari perlindungan dari vonis hukuman. Tidak diragukan bahwa mereka pergi ke negara yang sistem poltiknya sama seperti tindakan mereka sendiri," terangnya, dikutip TVP World.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Polandia sudah meminta Komisi Eropa menindak Hungaria yang gagal dalam memenuhi tugasnya sebagai sesama anggota UE. Pihaknya jug sudah memanggil Duta Besar Hungaria di Warsawa mengenai masalah ini. 

Di sisi lain, Kepala Kantor PM Hungaria, Gergely Gulyas mengatakan bahwa Hungaria sudah bertindak sejalan dengan hukum yang ada di negaranya dan di dalam blok Eropa. Ia menyebut Tusk yang menggunakan kekuasaan untuk menghukum lawan politiknya. 

3. Komisi Eropa desak Hungaria pulangkan Romanowski dalam 60 hari

Juru Bicara Komisi Eropa, Stefan de Keersmaecker, mengatakan bahwa Hungaria harus memutuskan untuk memulangkan Romanowski ke Polandia dalam waktu 60 hari. Ia mengklaim suaka politik di dalam UE hanya dapat dilakukan jika ada pengecualian. 

Ia menambahkan, seluruh anggota blok Eropa, termasuk Polandia dan Hungaria termasuk negara yang aman terkait perlindungan dasar hak asasi manusia (HAM) dan kebebasan untuk warganya sehingga tidak masuk pengecualian. 

Pada Kamis (19/12/2024), Kejaksaan Polandia menetapkan Romanowski sebagai buronan setelah keberadaan anggota parlemen tersebut tidak dapat dilacak oleh petugas. Ia disebut sudah bersembunyi dan ternyata sudah pergi ke Hungaria untuk mendapatkan perlindungan. 

Melansir Notes from Poland, jika terbukti bersalah, Romanowski akan dijerat hukuman 15 tahun penjara atas penyalahgunaan uang negara. Sementara itu, Romanowski dan rekannya di PiS mengklaim jeratan hukum kepadanya dilandasi motif politik. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ernia Karina
EditorErnia Karina
Follow Us