Prabowo Kasih Selamat ke Albanese Usai Kembali Jabat PM Australia

- Presiden Prabowo mengucapkan selamat atas terpilihnya kembali Anthony Albanese sebagai Perdana Menteri Australia.
- Prabowo berharap hubungan bilateral Indonesia-Australia semakin kuat di bawah kepemimpinan PM Albanese.
- Albanese berhasil mengamankan posisinya sebagai Perdana Menteri melalui pemilu yang dihadapkan dengan sejumlah tantangan baik dari luar negeri maupun dalam negeri.
Jakarta, IDN Times - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, mengucapkan selamat secara langsung atas terpilihnya kembali Anthony Albanese sebagai Perdana Menteri Australia.
Ucapan tersebut disampaikan Prabowo melalui sambungan telepon pada hari ini, Minggu (4/5/2025).
"Lewat sambungan telepon pada Minggu siang ini, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan secara langsung ucapan selamat kepada Yang Terhormat Anthony Albanese atas keberhasilan dan terpilihnya kembali menjadi Perdana Menteri Australia," demikian keterangan dalam unggahan di akun media sosial resmi Sekretariat Kabinet.
1. Prabowo harap hubungan Indonesia-Australia kian kuat

Dalam kesempatan tersebut, Prabowo juga menyampaikan harapannya agar hubungan bilateral Indonesia-Australia semakin kuat di bawah kepemimpinan PM Albanese.
Indonesia dan Australia merupakan mitra strategis yang memiliki kerja sama erat di berbagai bidang. Diharapkan kedua negara dapat terus memperkokoh hubungan bilateralnya demi mendorong stabilitas dan kemakmuran kawasan Indo-Pasifik.
"Presiden Prabowo berharap dapat melanjutkan dan memperkuat kemitraan Indonesia dengan Australia di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Albanese," lanjut pernyataan tersebut.
2. Partai Buruh kembali pimpin Australia

Albanese, bersama Partai Buruh yang dipimpinnya, mengamankan kembali posisi sebagai Perdana Menteri dengan memenangkan Pemilu melawan Peter Dutton, pemimpin Koalisi Liberal-Nasional.
Albanese mengamankan 85 kursi di DPR dalam pemilihan ulang. Sedangkan, Dutton cuma merebut 41 kursi.
"Warga telah memilih nilai-nilai Australia, untuk keadilan, apresiasi, dan kesempatan bagi semua. Di tengah ketidakpastian global, warga Australia telah memilih optimisme dan tekad," kata Albanese dalam pidato kemenangannya, melansir ABC News.
3. Tarif Trump hantui kepemimpinan Albanese

Pemilu kali ini dihadapkan dengan sejumlah tantangan dari luar negeri, termasuk tarif resiprokal Amerika Serikat (AS).
Awal April 2025 lalu, Presiden AS Donald Trump mengumumkan sejumlah negara terkena tarif, termasuk Australia. Sekutu AS itu pun ikut terkena tarif sebesar 10 persen. Meski kecil, tapi dampaknya besar bagi Negeri Kanguru tersebut.
Tak hanya itu, isu-isu dalam negeri yang mendesak juga menjadi bayang-bayang pahit pemilu kali ini, termasuk krisis biaya hidup, perawatan kesehatan publik, dan perumahan yang tidak terjangkau.