Presiden Zimbabwe Tunjuk Anak-Ponakannya Jadi Wakil Menteri

Jakarta, IDN Times - Presiden Zimbabwe Emmerson Mnangagwa, pada Selasa (12/9/2023), resmi menunjuk anak dan keponakannya dalam kabinet pemerintahannya periode kedua. Ia pun mendapat kritik dari berbagai pihak karena dituding nepotisme.
Mnangagwa ditetapkan sebagai pemenang pilpres Zimbabwe pada Agustus lalu setelah memperoleh 52,6 persen yang unggul dari lawannya, Nelson Chamisa dengan suara 44 persen. Namun, Chamisa mengklaim terdapat kecurangan dan manipulasi suara dalam pilpres tahun ini.
1. David Mnangagwa dan Tongai Mnangagwa ditunjuk sebagai wakil menteri
Kritikan tersebut dilayangkan ketika Mnangagwa melantik 20 menteri dan 10 wakil menteri di kabinetnya pada Selasa. Terdapat nama anaknya, David Kudakwashe Mnangagwa, yang dilantik sebagai Wakil Menteri Keuangan.
Dilansir Africa News, David baru saja lulus dan mendapat gelar sarjana Hukum dari Universitas Zimbabwe. Ia dapat masuk dalam parlemen berkat sistem kuota pemuda di Partai ZANU PF dari Provinsi Midlands. Ia diketahui sebagai salah satu dari belasan anak Mnangagwa.
"Penunjukkan sebagai wakil menteri adalah sebuah kejutan. Apapun yang terjadi kemarin tidak dapat dipercaya," tutur David Mnangagwa.
Sementara itu, keponakannya, Tongai Mafidhi Mnangagwa juga ditetapkan sebagai Wakil Menteri Pariwisata Zimbabwe. Ia adalah anak almarhum David Mnangagwa yang dikenal sebagai adik Presiden Mnangagwa.
2. Oposisi sebut kabinet ini yang terburuk sejak Zimbabwe merdeka

Juru bicara partai oposisi, Citizens Coalition for Change (CCC), Promise Mkwananzi mengatakan bahwa kabinet pilihan Mnangagwa pada periode kedua ini adalah yang terburuk.
"Mnangagwa menetapkan teman, keluarga, dan sosok loyalis yang tidak memiliki kualifikasi sebagai menteri. Kabinet ini adalah yang terburuk sejak Zimbabwe merdeka pada 1980-an," tutur Mkwananzi, dikutip Nation Africa.
Sementara, CCC terus menyuarakan bahwa pilpres pada akhir Agustus lalu diliputi sejumlah kecurangan. Mereka pun mendesak diadakannya pemilu ulang yang adil dan jujur.
Pemilu serentak Zimbabwe tahun ini tidak dapat dipastikan keasliannya lantaran adanya aksi penangkapan pengawas pemilu internasional. Mereka dianggap berniat memanipulasi suara atas perintah dari oposisi.
3. Nepotisme dan politik dinasti marak terjadi di Afrika
Isu nepotisme dan politik dinasti telah menggerayangi negara-negara Afrika dalam beberapa dekade terakhir. Sejumlah anggota keluarga, termasuk anak presiden, ditunjuk untuk menduduki jabatan tertentu.
Selain di Zimbabwe, Presiden Kongo Denis Sassou-Nguesso menunjuk anaknya Denis-Christel sebagai pemimpin kabinet yang diduga sebagai langkah untuk meneruskan tahtanya.
Di Guinea Khatulistiwa, Presiden Teodoro Obiang menunjuk anaknya sendiri, Teodoro Nguema Obiang sebagai Wakil Presiden. Di Gabon, Presiden Ali Bongo Ondimba ditunjuk untuk menggantikan kedudukan ayahnya, Omar Bongo.
Sementara di Rwanda, Presiden Paul Kagame menunjuk anak perempuannya, Ange Kagame untuk menduduki jabatan di pemerintahannya.