Kematian Massal Ikan di Sungai Oder, Jerman: Ini Bencana Ekologi!

Penyebab kematian masih misteri

Jakarta, IDN Times - Sungai Oder yang mengalir dari Republik Ceko melewati Jerman dan Polandia lalu mengalir ke Laut Baltik telah menjadi sorotan dalam dua minggu terakhir. Berton-ton ikan mati di sungai tersebut, menimbulkan misteri yang memusingkan para pejabat.

Menteri Lingkungan Jerman, Steffi Lemke, menyebut kematian massal ikan di Sungai Oder sebagai bencana ekologi. Dibutuhkan waktu bertahun-tahun agar sungai tersebut kembali pulih seperti sedia kala.

Sejauh ini, belum ada kejelasan penyebab mengapa ikan-ikan tersebut mati. Perdana Menteri (PM) Polandia, Mateusz Morawiecki, menduga limbah kimia yang dibuang ke sungai menjadi penyebab utama.

1. Belum ditemukan zat beracun di sungai

Kematian Massal Ikan di Sungai Oder, Jerman: Ini Bencana Ekologi!Menteri Lingkungan Hidup Jerman, Steffi Lemke (Instagram.com/lemke.steffi)

Lemke sempat melakukan pertemuan bersama timpalannya dari Polandia, Anna Moskwa, di Szczecin. Pertemuan digelar pada Minggu (14/8/2022) untuk membicarakan misteri kematian massal ikan di sungai tersebut. 

Melansir VOA News, Moskwa mengatakan bahwa minggu lalu ada 10 ton ikan mati yang mengapung di sungai. Dia sendiri masih belum mampu memberikan kesimpulan apa penyebab kematian massal itu.

"Sejauh ini, setidaknya 150 sampel air dari Sungai Oder telah diuji. Tidak ada penelitian yang mengonfirmasi adanya zat beracun. Pada saat yang sama, kami menguji ikan. Tidak ada merkuri atau logam berat lainnya yang ditemukan di dalamnya," kata Moskwa.

Sedangkan, Lemke mengatakan kematian massal ikan di Sungai Oder adalah bencana ekologi. Dia tidak mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan bagi sungai tersebut untuk pulih. 

Baca Juga: Paspor RI Desain Terbaru Ditolak Jerman, Begini Kata Imigrasi

2. Penyelidikan tentang zat berbahaya masih terus dilakukan

Kematian massal ikan di Sungai Oder dilaporkan dua minggu lalu. Pada akhir Juli, pemancing Polandia melaporkan telah memindahkan berton-ton ikan mati di dekat kota Olawa, sekitar 300 kilometer ke hulu dari tempat ikan mati saat ini.

Melansir Deutsche Welle, kota Wroclaw di Polandia mendeteksi zat beracun di dua lokasi di Oder yang kemungkinan pelarut mesitylene dan memiliki efek toksik pada ikan. Tapi pengujian selanjutnya tidak ditemukan jejak zat tersebut.

Sementara, Jerman menguji sampel air yang menunjukkan tingkat polusi merkuri yang signifikan. Tapi sampai saat ini belum ada penjelasan resmi untuk tingkat merkuri yang lebih tinggi.

"Satu-satunya sumber merkuri di Sungai Oder adalah sedimen dasar yang diketahui kaya merkuri dari polusi masa lalu," kata Christian Wolter, peneliti dari Institut Ekologi Air Tawar dan Perikanan Darat Leibniz.

3. Polandia berjanji meminta tanggung jawab untuk pihak yang bersalah

Kematian Massal Ikan di Sungai Oder, Jerman: Ini Bencana Ekologi!Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki (Twitter.com/Mateusz Morawiecki)

Besarnya jumlah ikan yang mati di Sungai Oder telah menjadi salah satu masalah serius bagi pemerintah Jerman dan Polandia. PM Polandia, Mateusz Morawiecki, berjanji akan menagih pertanggungjawaban.

Melansir Sky News, Morawiecki juga mengatakan bahwa pemerintahannya akan memberikan hadiah sekitar 180 ribu poundsterling atau Rp3,2 miliar, bagi siapapun yang memberikan informasi tentang pelaku.

"Sejumlah besar limbah kimia mungkin dibuang di Sungai Oder dengan kesadaran penuh akan risiko dan konsekuensinya. Kami tidak akan membiarkan masalah ini berlalu. Kami tidak akan berhenti sampai yang bersalah dihukum berat," kata Morawiecki.

Meski pengujian laboratorium mendeteksi salinitas (kadar garam) yang tinggi, tetapi tidak ada deteksi keracunan merkuri. Ini berarti penyebab kematian puluhan ton ikan di Sungai Oder masih belum jelas.

Baca Juga: Taman Bermain Jerman Dibuka Lagi, Usai Pengunjung Jatuh dari Wahana

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya