“Pria berusia 50 tahun itu merupakan pemegang izin senjata api dan memiliki enam senjata api yang terdaftar atas namanya,” kata Lanyon. Ia menambahkan bahwa keenam senjata api tersebut telah ditemukan di Pantai Bondi. Selain itu, dua alat peledak aktif yang sederhana juga ditemukan di lokasi kejadian dan berhasil dijinakkan oleh polisi.
Fakta-Fakta Penembakan di Pantai Bondi Australia, Renggut 15 Nyawa

- Pelaku merupakan ayah dan anak, Sajid Akram (50 tahun) tewas di lokasi kejadian, sedangkan Naveed Akram (24 tahun) dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis.
- Seorang warga berhasil melucuti senjata salah satu pelaku, Ahmed al Ahmed (43 tahun), yang menuai pujian dari berbagai kalangan termasuk Perdana Menteri Australia.
- Profesor di Australia peringatkan meningkatnya risiko Islamofobia setelah penembakan di Pantai Bondi, dengan polisi memberikan pengamanan ekstra kepada komunitas Yahudi di Sydney.
Jakarta, IDN Times - Dua pria bersenjata melepaskan tembakan di Pantai Bondi di kota Sydney, Australia, pada Minggu (14/12/2025) sore. Sejauh ini, korban tewas tercatat mencapai 15 orang, termasuk dua polisi dan seorang anak perempuan. Salah seorang pelaku juga tewas.
Pihak berwenang mengatakan, serangan teroris tersebut menargetkan komunitas Yahudi Sydney pada hari pertama Hanukkah, ketika ratusan orang berkumpul dalam sebuah acara yang disebut Chanukah by the Sea.
Sekitar 40 orang lainnya saat ini masih dalam perawatan di rumah sakit karena mengalami luka-luka. Polisi mengatakan bahwa para korban berusia antara 10 hingga 87 tahun.
1. Pelaku merupakan ayah dan anak
Menurut lembaga penyiaran publik Australia ABC, para pelaku diidentifikasi sebagai Sajid Akram, 50 tahun, dan Naveed Akram, 24 tahun. Pria yang lebih tua tewas di lokasi kejadian, sementara satunya lagi kini dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis. Sebelumnya, Komisaris Polisi New South Wales (NSW), Mal Lanyon, mengungkapkan bahwa keduanya merupakan ayah dan anak.
Lanyon mengatakan bahwa polisi telah berbicara dengan keluarga para pelaku, tetapi pihaknya menolak untuk berspekulasi mengenai motif di balik tindakan mereka.
2. Seorang warga berhasil melucuti senjata salah satu pelaku
Dalam video yang dibagikan oleh ABC News, seorang pria di area parkir terekam menerjang salah seorang pelaku dan berhasil melucuti senjatanya. Dalam aksinya itu, ia tertembak dua kali dan kini dirawat di rumah sakit.
Menurut laporan media lokal, pria tersebut diidentifikasi sebagai Ahmed al Ahmed, seorang pria Sydney berusia 43 tahun. Aksinya yang berani menghadapi pria bersenjata itu menuai pujian dari berbagai kalangan.
“Orang itu adalah pahlawan sejati, dan saya yakin ada banyak sekali orang yang masih hidup malam ini berkat keberaniannya," ujar Chris Minns, Perdana Menteri negara bagian NSW.
Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, juga memuji tindakan Ahmed, yang berlari menuju bahaya demi membantu orang lain.
“Warga Australia ini adalah pahlawan dan keberanian mereka telah menyelamatkan nyawa,” katanya dalam konferensi pers.
3. Profesor di Australia peringatkan meningkatnya risiko Islamofobia
Dilansir dari BBC, polisi mengatakan bahwa sebanyak 328 personel telah dikerahkan untuk memberikan pengamanan dan dukungan ekstra kepada komunitas Yahudi di Sydney. Albanese juga berjanji akan mengerahkan seluruh sumber daya yang diperlukan untuk merespons serangan tersebut, dan berjanji untuk memberantas antisemitisme di dalam masyarakat Australia.
“Sebagai perdana menteri, atas nama seluruh rakyat Australia, kepada komunitas Yahudi: kami berdiri bersama Anda, kami merangkul Anda, dan malam ini kami menegaskan kembali bahwa Anda memiliki setiap hak untuk bangga atas siapa diri Anda dan apa yang Anda yakini,” kata Albanese.
Sementara itu, Mark Kenny, profesor kajian Australia di Australian National University, memuji pesan persatuan yang disampaikan perdana menteri Australia tersebut menyusul penembakan di Pantai Bondi. Menurutnya, pemerintah telah berupaya mencegah masyarakat bereaksi dengan kemarahan atau kekerasan.
“Terutama di beberapa wilayah Sydney yang memiliki populasi Muslim besar, ada kemungkinan sebagian orang mencoba mendatangi kawasan-kawasan tersebut dan berusaha melakukan pembalasan atas apa yang dipersepsikan sebagai serangan terhadap komunitas Yahudi,” jelas Kenny, dikutip dari Al Jazeera.


















