Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Protes Anti-Lockdown di Australia Berujung Bentrok

Ilustrasi lockdown (IDN Times/Arief Rahmat)

Canberra, IDN Times - Dalam satu bulan terakhir, Australia mengalami lonjakan kasus infeksi virus Corona. Beberapa kota di negara bagian telah menerapkan penguncian seperti misalnya di Sydney, Melbourne atau juga ibukota Canberra.

Namun ada sekelompok masyarakat yang tidak sepakat tentang kebijakan penguncian tersebut. Pada hari Sabtu (21/8), ribuan orang turun ke jalanan dan memprotes kebijakan penguncian. Mereka menuntut penguncian diakhiri. Demonstran kemudian terlibat bentrok dengan petugas polisi dan ratusan orang ditangkap. Tujuh orang petugas polisi terluka.

1. Sekitar 4.000 orang demonstrasi di Melbourne

COVID-19 varian Delta yang muncul di Melbourne secara "misterius" telah membuat beberapa pemerintah negara bagian melakukan tindakan penguncian di kota-kota besar karena menular dengan cepat. Sydney telah dikunci selama dua bulan, Melbourne dan ibu kota Canberra, ikut dikunci mulai awal bulan ini.

Sebagian besar orang berada di dalam rumah dengan interaksi yang terbatas di bawah aturan penguncian untuk mencegah infeksi COVID-19 agar tidak meluas.

Namun pada hari Sabtu, gerakan protes nasional dilakukan dan ribuan orang turun ke jalan, menyerukan kepada pemerintah untuk mengakhiri penguncian. Melansir ABC, sekitar 4.000 orang turun untuk protes di Melbourne.

Mereka terlibat bentrokan dengan petugas polisi yang mengamankan dan berusaha membubarkan protes tersebut. Sebelumnya, polisi telah memperingatkan untuk tidak menghadiri acara protes karena hal itu tidak akan bisa menghentikan penyebaran infeksi COVID-19.

"Faktanya, itu (protes) mungkin berkontribusi pada penyebaran virus ini. Dan semakin banyak kasus yang kita miliki, semakin lama kita akan dikurung," kata Daniel Andrews, Perdana Menteri Victoria.

Peserta demonstrasi melempari polisi dengan berbagai proyektil dan polisi merespon dengan menembakkan semprotan merica serta semprotan busa untuk membubarkan kerumunan. Namun bentrokan pecah dan lebih dari 200 orang ditangkap. Tiga orang kemungkinan akan didakwa karena menyerang petugas polisi.

2. Denda Rp12 miliar untuk para pelanggar

Demonstran di Melbourne jumlahnya sejauh ini yang paling besar. Demonstrasi lain juga digelar di Sydney, Brisbane, Adelaide, dan Perth. Bentrokan yang paling parah terjadi di Melbourne.

Tujuh petugas polisi menderita luka. Melansir 9News, juru bicara kepolisian Victoria mengatakan "tujuh petugas polisi terluka, termasuk dua dengan dugaan patah hidung, satu dengan ibu jari patah dan yang lainnya dengan gegar otak."

Dia juga menjelaskan respon dari polisi karena perilaku demonstran "yang dilihat oleh polisi sangat bermusuhan dan agresif sehingga mereka (polisi) tidak punya pilihan selain menggunakan semua taktik yang tersedia untuk mereka."

Sebanyak 218 orang ditangkap dan 236 denda dikeluarkan untuk orang-orang yang melanggar. Setiap orang dikenai denda 5.452 dolar Australia atau setara Rp55,9 juta rupiah. Jadi total denda dari pelanggar mencapai 1.188.536 dolar Australia atau Rp12,2 miliar.

Shane Patton yang menjabat sebagai Kepala Komisaris Polisi Victoria menilai acara demonstrasi untuk menuntut penguncian diakhiri tersebut adalah tindakan egois.

3. Sebanyak 47 demonstran di Sydney ditangkap polisi

Australia adalah salah satu negara dengan pengendalian virus Corona terbaik di dunia. Sejak September tahun 2020, kasus infeksi di negara Kanguru itu telah durun drastis dan terkendali. Namun sejak Agustus tahun 2021 ini, infeksi baru terus mengalami lonjakan.

Dalam catatan Johns Hopkins University, saat ini total infeksi di Australia adalah 43.119 kasus dan mereka yang meninggal karena COVID-19 ada 978 orang.

Menurut Associated Press, ketika orang-orang Sydney turun ke jalan dan protes agar penguncian diakhiri, negara bagian New South Wales (NSW) melaporkan rekor 825 infeksi komunitas harian baru.

Sydney adalah kota terbesar di Australia dan ibukota NSW. Protes yang terjadi di kota tersebut, membuat polisi menangkap 47 peserta. Selain itu, polisi negara bagian mengatakan menangkap seorang pria berusia 32 tahun karena diduga menyerang polisi.

Petugas polisi yang diserang menderita cedera kepala dan leher dan segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.

Proses penyelidikan atas protes tersebut telah dilakukan dan Wakil Komisaris Polisi NSW yang bernama Mal Lanyon mengatakan lebih banyak orang akan diidentifikasi lewat rekaman CCTV dan media sosial.

David Elliot yang menjadi Menteri Kepolisian negara bagian NSW kecewa dengan orang-orang yang mengabaikan peringatan untuk tetap tinggal di rumah dan justru menghadiri protes.

Menurutnya, itu "membuat frustrasi, dan–sejujurnya–memalukan. Tindakan yang mereka ambil kemungkinan akan memperpanjang penguncian," katanya seperti dikutip dari The Guardian.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us