Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Putin Bahas Negosiasi Nuklir AS-Iran dengan Oman

Bendera Rusia (unsplash.com/Egor Filin)
Intinya sih...
  • Vladimir Putin mengadakan pertemuan penting dengan Sultan Oman Haitham bin Tariq al-Said di Kremlin.
  • Fokus utama pembicaraan adalah perkembangan negosiasi nuklir antara Amerika Serikat (AS) dan Iran, yang dimediasi oleh Oman.

Jakarta, IDN Times - Presiden Rusia Vladimir Putin mengadakan pertemuan penting dengan Sultan Oman Haitham bin Tariq al-Said di Kremlin, Moskow, pada Selasa (22/4/2025). Fokus utama pembicaraan adalah perkembangan negosiasi nuklir antara Amerika Serikat (AS) dan Iran, yang dimediasi oleh Oman, sebagai upaya meredakan ketegangan di Timur Tengah.

Pertemuan ini menandai kali kedua dalam sepekan Putin bertemu pemimpin Timur Tengah, setelah kunjungan Emir Qatar pada Kamis (17/4/2025).

Diplomasi Rusia dengan Oman ini mencerminkan peran strategis Moskow dalam isu nuklir Iran, terutama setelah AS di bawah Presiden Donald Trump menekan Teheran untuk mencapai kesepakatan baru.

1. Peran Rusia dalam negosiasi nuklir

Rusia, sebagai penandatangan Perjanjian Nuklir Iran 2015 (JCPOA), memiliki posisi kunci dalam negosiasi yang kini difasilitasi Oman. Kremlin menegaskan bahwa Rusia siap membantu mediasi untuk memastikan kesepakatan yang adil, termasuk potensi pengelolaan uranium Iran yang diperkaya hingga 60 persen, yang hanya selangkah dari tingkat senjata nuklir.

“Kami mendukung dialog yang konstruktif antara Iran dan AS, dan siap memainkan peran apa pun yang bermanfaat,” kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, dikutip dari Reuters.

Langkah ini sejalan dengan keinginan Rusia untuk mencegah eskalasi militer, dengan Putin menegaskan bahwa serangan militer AS terhadap Iran akan dianggap ilegal.

2. Diplomasi Oman sebagai penutup

Oman telah lama menjadi penengah antara Iran dan Barat, termasuk dalam negosiasi nuklir terbaru yang dimulai di Muscat pada Sabtu (12/4/2025), diikuti putaran kedua di Roma pada Sabtu (19/4/2025). Sultan Haitham, pada kunjungannya ke Moskow pada Senin (21/4/2025), membahas kemajuan negosiasi ini, yang bertujuan menghasilkan kesepakatan mengikat untuk mencegah Iran memiliki senjata nuklir sambil mencabut sanksi.

“Kami berupaya memastikan Iran bebas dari senjata nuklir dan sanksi, sekaligus menjaga haknya untuk energi nuklir damai,” ungkap Kementerian Luar Negeri Oman, dilansir dari The Times of Israel. Pertemuan dengan Putin juga membahas kerja sama ekonomi, termasuk minat perusahaan energi Rusia untuk berinvestasi di Oman.

3. Implikasi regional dan global

Pembicaraan Putin dan Sultan Haitham mencerminkan dinamika geopolitik yang kompleks, di mana Rusia berusaha mempertahankan pengaruhnya di Timur Tengah di tengah ketegangan dengan Barat.

Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi telah bertemu Putin di Moskow pada Kamis (17/4/2025) untuk menyampaikan surat dari Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei, menegaskan konsultasi erat dengan Rusia dalam negosiasi nuklir.

“Rusia adalah sekutu strategis kami, dan kami berharap dukungan mereka berlanjut dalam setiap kesepakatan mendatang,” kata Araghchi, dikutip dari Al Jazeera. Sementara itu, AS di bawah Trump terus menekan dengan ancaman militer dan sanksi, meskipun negosiasi menunjukkan kemajuan, dengan putaran ketiga direncanakan di Oman pada 26 April 2025.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sanggar Sukma
EditorSanggar Sukma
Follow Us