Putin: Israel Merampas Tanah Warga Palestina

Jakarta, IDN Times - Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut bahwa Israel telah mengambil tanah milik warga Palestina dengan menggunakan kekuatan militer.
“Isu Palestina adala inti dari setiap orang di kawasan ini. Saya percaya. Ketidakadilan soal Palestina terus meningkat sekarang,” kata Putin, dikutip dari Anadolu, Jumat (13/10/2023).
“Tanah milik Palestina malah diambil oleh Isarel, pada waktu yang berbeda dan dengan cara berbeda. Namun sebagian besar, tentu saja, dengan bantuan kekuatan militer,” ucap Putin lagi.
Ia menambahkan, konflik dari Palestina dan Israel, yang sudah berjalan selama berpuluh-puluh tahun ini adalah manifestasi dari ketidakadilan.
1. Rusia selalu mendukung implementasi DK PBB soal negara Palestina

Putin juga menegaskan bahwa Rusia selalu mendukung penuh implementasi keputusan Dewan Keamanan PBB soal pembentukan negara Palestina yang merdeka.
“Kami selalu mendukung implementasi DK PBB, soal pembentukan Palestina yang merdeka. Ini adalah akar dari semua masalah,” tutur Putin.
Resolusi yang dimaksud Putin adalah Resolusi 2334 pada tahun 2016 di mana semua permukiman Israel di wilayah pendudukan adalah ilegal dan tidak ada dasar hukumnya.
Namun Resolusi ini tidak dilaksanakan karena Israel tidak mau mundur dari wilayah pendudukan tersebut.
2. Solusi konflik adalah pembentukan negara Palestina

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, mengatakan, pembentukan negara Palestina adalah solusi yang paling tepat untuk perdamaian Palestina dan Israel.
Sejak awal pecahnya perang Hamas dan Israel pada Sabtu kemarin, Rusia telah menyerukan gencatan senjata.
“Menciptakan negara Palestina yang hidup berdampingan dengan Israel adalah jalan yang paling tepat untuk menyelesaikan konflik,” kata Lavrov.
3. Sindir kebijakan Barat soal konflik Palestina dan Israel

Lavrov juga menyindir kebijakan negara-negara Barat terhadap Israel dan perang yang baru saja pecah ini.
“Mereka mengatakan bahwa pertempuran harus segera dihentikan, Israel harus menghancurkan para teroris. Tetapi hal ini pernah dilakukan sebelumnya, mereka tidak sadar bahwa alasan utama konflik yang perlu dihapus,” tutur Lavrov.