Putin Sebut Ukraina Sepenuhnya Milik Rusia

- Putin sebut Rusia dan Ukraina adalah satu suku bangsa
- Zelenskyy kecam serangan Rusia di Sumy Oblast
- Klaim Rusia memilih untuk membunuh dibanding gencatan senjata
Jakarta, IDN Times - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa Ukraina sepenuhnya milik Rusia. Ia pun mengakui tentara Rusia akan mencaplok Sumy Oblast untuk mendirikan zona penyangga.
“Kami sebenarnya tidak ada kepentingan untuk merebut di Sumy, tapi kami tidak mengelaknya bahwa mereka menimbulkan ancaman dan terus melancarkan serangan ke teritori Rusia,” tuturnya pada Jumat (20/6/2025), dikutip The Moscow Times.
Sumy Oblast merupakan wilayah Ukraina yang berbatasan langsung dengan Kursk Oblast, Rusia. Wilayah tersebut sudah menjadi target serangan Rusia sejak Februari 2022.
1. Putin sebut Rusia dan Ukraina adalah satu suku bangsa
Putin mengungkapkan bahwa Ukraina dan Rusia sebenarnya adalah suku bangsa yang sama. Ia pun menyebut, rakyat Ukraina sebenarnya adalah rakyat Rusia.
“Saya melihat bahwa Ukraina dan Rusia adalah satu suku bangsa yang sama. Dengan itu, sebenarnya Ukraina adalah milik kita semua. Di mana tentara Rusia menjejakkan langkahnya maka itu adalah teritori kami,” terangnya, dikutip Deutsche Welle.
Ia pun menyebut bahwa Rusia memang mengakui kedaulatan Ukraina setelah mendeklarasikan kemerdekaan pada 1991. Namun, ia mengklaim, Ukraina telah meninggalkan statusnya sebagai negara netral selama lebih dari 30 tahun.
2. Zelenskyy kecam serangan Rusia di Sumy Oblast
.jpg)
Menanggapi pernyataan Putin, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenksyy mengecam serangan ofensif Rusia di Sumy Oblast dan menolak intensifikasi keinginan untuk merebut Ukraina.
“Rusia sudah melakukan berbagai rencana dan mengintensifkan kegilaannya seperti biasa. Kami akan mencegah mereka dan mengeliminasi semua pembunuh tersebut dan mempertahankan teritori Sumy Oblast,” ungkapnya, dilansir The Kyiv Independent.
Ia menambahkan, terdapat pertemuan penting dengan jajaran pemerintahan untuk melaporkan situasi di garis depan. Ia mengungkapkan bersyukurnya atas resiliensi tentara Ukraina di garis depan.
3. Klaim Rusia memilih untuk membunuh dibanding gencatan senjata
Zelenskyy mengungkapkan bahwa Rusia terus melancarkan serangan drone dan misil ke Kiev dan sejumlah kota di Ukraina. Ia mengklaim bahwa Moskow memilih membunuh dibandingkan menyetujui gencatan senjata.
“Serangan ini mengingatkan kepada dunia bahwa Rusia menolak gencatan senjata dan memilih untuk membunuh. Serangan drone di Kiev dilakukan pada tengah malam dan menewaskan 23 warga sipil,” ungkapnya, dilansir RFE/RL.
Ia menyebut, bahwa terdapat lima orang tewas di luar ibu kota Kiev dan dua roang tewas di Odessa akibat serangan Rusia. Ia menambahkan terdapat 150 orang yang terluka di Kiev dalam serangan tersebut.
Zelenskyy mengatakan, seluruh negara sahabat memahami bahwa Ukraina harus menjadi kuat. Ia mengingatkan agar rekannya untuk memberikan tekanan kepada Moskow untuk merasakan dampak dari peperangan ini.