Putin Tak Hadiri Dialog Damai di Turki, Ukraina Merasa Dihina

Jakarta, IDN Times - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, pada Kamis (15/5/2025), menyebut Moskow tidak menghormati Kiev karena Presiden Rusia Vladimir Putin tidak hadir dalam perundingan damai di Turki.
Sebelumnya, Zelenskyy sudah mendesak Putin untuk hadir dalam negosiasi damai di Turki. Ia mengharapkan agar Putin menyelesaikan semua yang telah dimulainya karena dia yang menentukan semuanya di Rusia.
Rencananya, Zelenskyy mengaku menginginkan hasil nyata dalam negosiasi damai di Turki. Presiden keenam Ukraina itu mendesak gencatan senjata beserta pembebasan seluruh tawanan perang Ukraina di Rusia.
1. Zelenskyy sebut Putin tidak menghargainya
Zelenskyy menyebut keputusan Putin tidak hadir di Turki memberikan sinyal bahwa dia sebenarnya tidak serius ingin mengakhiri perang di Ukraina.
"Kami tidak akan berlari-lari ke seluruh penjuru dunia untuk mencari Putin. Saya merasa tidak dihargai oleh Rusia. Tidak ada jadwal pertemuan, agenda, tidak ada delegasi level tertinggi. Ini tanda saya tidak dihargai secara pribadi," tuturnya, dikutip TVP World.
Ia tidak akan langsung pergi ke Istanbul menyusul absennya Putin. Zelenskyy mengaku akan mendiskusikan gencatan senjata dengan seluruh jajaran pemerintahannya.
Selama ini, Ukraina mengusulkan gencatan senjata sesegera mungkin selama 30 hari. Namun, Rusia menolaknya dan menginginkan dimulainya dialog secara detail sebelum mengadakan gencatan senjata.
2. Mengutus Menhan Ukraina sebagai pemimpin delegasi di Istanbul

Zelenskyy akan mengirimkan delegasi Ukraina yang dipimpin oleh Menteri Pertahanan (Menhan) Ukraina, Rustem Umerov, untuk berbicara dengan delegasi Rusia, dikutip dari Ukrinform.
Dia menyebut keputusan mengirim Menhan bukan hanya didasarkan pada kepentingan negosiasi dengan Rusia, tapi juga konsultasi dengan perwakilan Turki dan Amerika Serikat (AS).
Sementara itu, Putin sudah mengirimkan delegasi ke Istanbul yang dipimpin oleh asistennya, Vladimir Medinsky. Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Mikhail Galuzin, dan Kepala Direktorat Staf Militer Rusia, Igor Kostyukov, juga akan hadir.
3. Ukraina tolak hinaan dari Rusia
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Ukraina, Heorhii Tykhyi, menolak hinaan dari Rusia yang menyebut Zelenskyy sebagai badut.
"Ini bukanlah pertama kali Kemlu Rusia menghina kami. Ini juga tidak tidak seimbang bahwa delegasi Rusia di Turki tidak dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Rusia. Tugas mereka hanyalah menggertak atas perintah Moskow," ungkapnya, dilansir The Kyiv Independent.
Pernyataan ini disampaikan setelah Juru Bicara Kemlu Rusia, Maria Zakharova, menghina Zelenskyy sebagai seorang badut, pecundang, dan seseorang yang tidak berpendidikan sama sekali.
Komentar itu terkait kritikan dari Zelenskyy yang mengklaim delegasi Rusia di Istanbul hanyalah sebuah delegasi palsu karena tidak diwakilkan oleh pejabat tinggi negara.