Putin Tuduh Ukraina Ingin Gencatan Senjata untuk Meneror Rusia

- Putin tuduh Ukraina di balik serangan teroris di Rusia, menyebabkan hambatan dalam proses perdamaian.
- Putin meminta Trump bertindak atas serangan Ukraina di teritori Rusia, sementara Trump akan membantu AS bernegosiasi dengan Iran.
- Seruan Ukraina usai gencatan senjata ditolak, Zelenskyy mendorong negara-negara Barat menjatuhkan sanksi tambahan ke Rusia dan berbicara dengan Kanselir Jerman Friedrich Merz.
Jakarta, IDN Times - Presiden Rusia Vladimir Putin, pada Rabu (4/6/2025), menolak gencatan senjata yang ditawarkan Ukraina. Ia menuduh gencatan senjata tersebut akan digunakan Ukraina untuk merencanakan aksi terorisme di dalam teritori Rusia.
“Mengapa kami harus memberikan mereka hadiah berupa gencatan senjata yang akan digunakan oleh rezim Kiev untuk melancarkan teror menggunakan senjata Barat. Mereka akan menggunakan kesempatan ini untuk memobilisasi tentara dan mempersiapkan aksi teroris lainnya,” tuturnya
Sehari sebelumnya, Badan Keamanan Ukraina (SBU) mengaku berhasil melancarkan serangan di Jembatan Krimea. Pihaknya menyebut serangan tersebut adalah tradisi serangan yang dilakukan setiap tahun di konstruksi ilegal Rusia di Krimea.
1. Putin tuduh Ukraina di balik serangan teroris di Rusia
Putin mengungkapkan bahwa Ukraina selama ini berada di balik aksi terorisme di Rusia.
“Serangan-serangan terorisme yang tidak diakui oleh Ukraina secara langsung telah menghambat proses negosiasi damai kedua negara. Aksi ini membuktikan bahwa pemerintah Ukraina telah mengubah dirinya menjadi organisasi teroris,” terangnya, dikutip The Moscow Times.
Ia menambahkan, aksi terorisme ini membuktikan bahwa Kiev tidak membutuhkan perdamaian sama sekali. Putin menyebut, mereka harus dikalahkan untuk menghilangkan kekuatan mereka dalam melancarkan teror di Rusia.
Sehari sebelumnya, Moskow menuding Ukraina berada di balik aksi terorisme di dua jembatan di Bryansk. Ledakan dua jembatan tersebut menyebabkan setidaknya 7 orang tewas dan lebih dari 100 orang terluka.
2. Putin minta Trump harus bertindak atas serangan Ukraina

Setelah berdiskusi dengan jajaran pemerintahan, Putin menghubungi Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk meminta dia bertindak atas sejumlah serangan Ukraina di teritori Rusia.
“Kami sudah mendiskusikan terkait serangan Ukraina di pangkalan udara Rusia dan berbagai serangan yang dilakukan oleh kedua belah pihak. Ini adalah percakapan yang baik, tapi perbincangan ini tidak berujung pada perdamaian kedua negara,” ungkapnya.
Trump mengatakan bahwa Putin akan membalas serangan yang dilakukan Ukraina di pangkalan udara Rusia. Namun, ia menyatakan akan membantu AS dalam bernegosiasi dengan Iran terkait dengan program nuklir Iran.
Putin juga setuju agar Iran seharusnya tidak memiliki senjata nuklir. Ia pun menuding Teheran telah memperlambat proses perundingan terkait pengembangan uranium di Iran.
3. Seruan Ukraina usai gencatan senjata ditolak
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan bahwa Rusia harus merasakan dampak perang yang besar karena menolak gencatan senjata dengan Ukraina. Ia mendorong negara-negara Barat menjatuhkan sanksi tambahan ke Rusia.
“Sanksi-sanksi tambahan dibutuhkan untuk mendesak Rusia, terutama di bidang perdagangan minyak. Kami juga meminta kepada sekutu kami untuk tetap mendukung Ukraina dalam melindungi rakyatnya dan melindungi posisi kami,” tuturnya, dikutip Ukrinform.
Ia mengaku sudah berbicara dengan Kanselir Jerman Friedrich Merz, bahwa implementasi perjanjian perdamaian harus benar-benar mengakhiri perang dan mencapai perdamaian yang sesungguhnya serta berjangka panjang.