Ratusan Perempuan Diperkosa dan Dibakar Hidup-hidup di Goma

- Serangan brutal pemberontak M23 di penjara perempuan Munzenze, DRC, menyebabkan kekerasan seksual dan pembakaran manusia hidup-hidup.
- Konflik antara Kongo dan pemberontak M23 eskalatif, dengan narapidana laki-laki melarikan diri setelah kekerasan seksual dan pembakaran penjara.
- Situasi kritis di Goma: perpindahan penduduk, kekurangan medis, kenaikan harga makanan, dan ancaman kekerasan seksual bagi wanita yang melarikan diri.
Jakarta, IDN Times - Situasi di Goma, Republik Demokratik Kongo (DRC), kembali mencekam setelah serangan brutal yang menargetkan penjara perempuan Munzenze. Pemberontak M23 yang didukung Rwanda menyerbu fasilitas tersebut, menyebabkan ratusan perempuan mengalami kekerasan seksual sebelum akhirnya dibakar hidup-hidup.
1. Serangan terhadap penjara Munzenze terjadi di tengah bentrokan antara pemberontak M23 dan tentara Kongo

Insiden ini terjadi di tengah eskalasi konflik antara pasukan Kongo dan kelompok pemberontak yang telah lama berusaha menguasai wilayah kaya sumber daya tersebut. Setelah melakukan kekerasan seksual, para narapidana laki-laki melarikan diri dan membakar penjara, mengakibatkan para perempuan terperangkap dan tewas dalam kebakaran tersebut.
Sementara itu, People melaporkan bahwa serangan terhadap penjara Munzenze terjadi di tengah bentrokan antara pemberontak M23 dan tentara Kongo di Goma. Setelah serangan tersebut, sekitar 4.000 narapidana melarikan diri, dan sayap wanita penjara dibakar setelah terjadi kekerasan seksual. Kelompok M23, yang didukung oleh Rwanda, diduga berada di balik serangan ini. Meskipun M23 telah mengumumkan gencatan senjata sepihak, situasi di Goma tetap tidak stabil dengan perpindahan paksa penduduk dan kekurangan pasokan medis.
2. Pemerintah Kongo menuduh Rwanda mendukung M23 untuk menjarah sumber daya mineral berharga di wilayah tersebut

Selain itu, El País melaporkan bahwa meskipun M23 telah mengumumkan gencatan senjata, situasi di Goma tetap kacau dengan perpindahan paksa penduduk, ketidakamanan, dan kenaikan harga makanan. Kekerasan seksual tetap menjadi ancaman serius, terutama bagi wanita yang melarikan diri dari konflik. Banyak penduduk mencari perlindungan di Rwanda karena takut akan pembalasan dari tentara Kongo.
Pemerintah Kongo menuduh Rwanda mendukung M23 untuk menjarah sumber daya mineral berharga di wilayah tersebut, sementara Rwanda mengklaim bertindak untuk membela diri. Pertempuran ini telah menyebabkan krisis kemanusiaan yang signifikan, dengan ribuan orang tewas dan terluka, serta ratusan ribu orang mengungsi.
3. Situasi di Goma dan wilayah sekitarnya tetap kritis

Situasi di Goma dan wilayah sekitarnya tetap kritis, dengan laporan tentang pembunuhan di luar hukum, perekrutan paksa, dan kekerasan seksual yang meningkat. Masyarakat internasional terus memantau perkembangan ini dengan keprihatinan mendalam dan menyerukan diakhirinya kekerasan serta perlindungan bagi warga sipil yang terdampak.
Tragedi di Goma menambah daftar panjang kekerasan yang terus menghantui DRC, terutama terhadap perempuan yang menjadi korban utama dalam konflik bersenjata. Meskipun tekanan internasional terus meningkat, pertempuran masih berlangsung, meninggalkan jejak penderitaan mendalam bagi warga sipil.