Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

RI Jadi Tuan Rumah Pertemuan Perdana Negara Produsen Mineral Penting

crm dialogue 3.jpeg
Indonesia tuan rumah pertemuan perdana CRM Dialogue. (Dok . Kemlu RI)
Intinya sih...
  • Fokus 2 isu utama: penguatan kapasitas nilai tambah mineral kritis dan peningkatan koordinasi internasional.
  • Tantangan yang harus dihadapi: akses teknologi, pembiayaan, infrastruktur, keterampilan, standar global, dan ketentuan perdagangan.
  • Sepakat harus ada rencana aksi: perlunya rencana aksi konkret dan berdampak serta pentingnya mekanisme dialog inklusif dan saling menguntungkan.
  • Fokus 2 isu utama: penguatan kapasitas dan peningkatan koordinasi internasional
  • Tantangan yang harus dihadapi: keterbatasan akses teknologi, kekurangan infrastruktur, dan kompleksitas standar global
  • Sepakat harus ada rencana aksi: perlu ditindaklanjuti melalui rencana aksi konkret dan berdampak serta pentingnya melanjutkan mekanisme dialog secara inklusif
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan perdana Critical Raw Mineral Producing Countries (CRM) Dialogue di Jakarta pekan lalu. Kementerian Luar Negeri RI menggandeng 14 negara produsen mineral kritis dari berbagai benua dalam pertemuan ini.

Dialog ini diinisiasi sebagai platform kolaboratif untuk bertukar pandangan, pengalaman, dan best practice terkait mineral kritis. Meskipun negara-negara ini memiliki posisi yang semakin penting dan signifikan dalam perekonomian global karena cadangan mineral kritis yang dimiliki, mereka juga menghadapi tantangan bersama dalam memaksimalkan potensi manfaat dari sumber daya tersebut.

1. Fokus 2 isu utama

crm dialogue.jpeg
Pertemuan CRM Dialogue di Jakarta. (Dok Kemlu RI)

Dalam konteks ini, para delegasi memfokuskan pembahasan pada dua isu utama, yaitu penguatan kapasitas dalam menambah nilai tambah terhadap mineral mentah dan peningkatan koordinasi internasional.

“Sebagai negara berkembang yang diberkahi dengan cadangan mineral kritis yang signifikan, kita semakin memainkan peran penting dalam perekonomian global," kata Wakil Menteri Luar Negeri RI, Arif Havas Oegroseno dikutip dari keterangan Kemlu RI, Selasa (10/6/2025).

Havas menuturkan, saat ini sebagian besar pasokan mineral kritis dunia berada di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Sedangkan, permintaan global terus meningkat seiring dengan percepatan transisi dunia menuju energi bersih.

"Hal ini menjadi peluang penting untuk mentransformasi perekonomian kita, beralih dari ekspor komoditas mentah menjadi produksi bernilai tambah tinggi melalui industri hilirisasi, yang pada akhirnya akan mendukung pertumbuhan dan pembangunan ekonomi yang lebih luas," ucapnya.

2. Tantangan yang harus dihadapi

crm dialogue 2.jpeg
Indonesia tuan rumah pertemuan perdana CRM Dialogue. (Dok . Kemlu RI)

Meski demikian, kata Havas, sejumlah tantangan bersama harus dihadapi, antara lain keterbatasan akses terhadap teknologi dan pembiayaan, kekurangan infrastruktur, kurangnya keterampilan, serta kompleksitas dalam menghadapi standar global dan ketentuan perdagangan yang kerap kali bersifat membatasi.

"Dalam konteks ini, sangat penting bagi negara berkembang yang kaya akan mineral kritis untuk membentuk platform dialog, guna berbagi pengalaman, bertukar praktik terbaik, serta membangun kesepahaman bersama dalam rangka berpartisipasi secara lebih adil dalam rantai pasok global," imbuh mantan Dubes RI untuk Jerman tersebut.

Ketua Dewan Ekonomi Nasional Republik Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan, turut menekankan pentingnya memanfaatkan momentum ini untuk memperkuat upaya transformasi ekonomi.

"Indonesia memandang CRM sebagai keunggulan strategis untuk mendorong kepentingan nasional. Melalui dialog ini, kami berharap dapat memperkuat koordinasi, berbagi pengalaman, dan mengeksplorasi peluang untuk mendorong kolaborasi dalam kerangka kerja sama Selatan-Selatan," ujar Luhut.

3. Sepakat harus ada rencana aksi

crm dialogue 4.jpeg
Wamenlu RI Arif Havas Oegroseno dalam CRM Dialogue. (Dok. Kemlu RI)

Delegasi sepakat bahwa CRM Dialogue perlu ditindaklanjuti melalui rencana aksi yang konkret dan berdampak, mencakup penguatan kapasitas serta peningkatan kerja sama internasional. Mereka juga menegaskan pentingnya untuk melanjutkan mekanisme dialog ini secara inklusif, setara, dan saling menguntungkan bagi seluruh pemangku kepentingan.

Dalam pernyataan tersebut juga disampaikan apresiasi Pemerintah Indonesia kepada seluruh mitra yang berkontribusi dalam kegiatan ini, termasuk Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI), PT Vale Indonesia, dan Winning Group.

"Terima kasih atas dukungan dan kolaborasi mereka yang memungkinkan terwujudnya pertukaran gagasan yang bermakna serta memperkuat semangat kemitraan selama pelaksanaan Dialog," pungkas pernyataan tersebut.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwi Agustiar
EditorDwi Agustiar
Follow Us

Latest in News

See More

Wali Kota Semarang Disebut Pernah Temui Anak Buah Nadiem, Minta Proyek

23 Des 2025, 15:38 WIBNews