Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

RI-Turki Sepakati Pengembangan Industri Drone Dalam Negeri

RI-Turki sepakati kerja sama industri pertahanan (dok. Istimewa)

Jakarta, IDN Times - Indonesia dan Turki memasuki era baru dalam kerja sama strategis pertahanan. Hal itu ditandai lewat penandatanganan dua perjanjian Joint Venture Agreement (JVA) antara dua perusahaan teknologi pertahanan terkemuka Turki, yaitu Baykar Makina dan Roketsan Roket Sanayii ve Ticaret A.S (Roketsan) dengan PT Republik Korpora Indonesia (Republikorp), holding industri pertahanan swasta nasional.

Penandatanganan perjanjian itu disaksikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan. Perjanjian itu juga menegaskan komitmen kedua negara untuk memperkuat industri pertahanan melalui manufaktur lokal dan alih teknologi.

Penguatan industri pertahanan nasional melalui dua kerja sama strategis tersebut meliputi beberapa hal sebagai berikut:

1. Lokalisasi produksi UAV canggih

pesawat nir awak. (pixabay.com/ Military_Material)

Perjanjian pertama ini ditandatangani antara Baykar Makina, pemimpin global dalam teknologi Unmanned Aerial Vehicle (UAV) atau pesawat nirawak alias drone dan Republikorp. Kolaborasi ini bertujuan untuk mendirikan perusahaan patungan atau Joint Venture Company (JVC) yang akan fokus pada produksi, perakitan, dan pemeliharaan UAV di Indonesia.

Adapun produk utama yang akan dilokalisasi mencakup UAV kelas Medium-Altitude Long-Endurance (MALE) TB3 Bayraktar sebanyak 60 set dan High-Altitude Long-Endurance (HALE) Akinci Bayraktar sebanyak 9 set. Kedua produk itu akan mendukung strategi penguatan industri kedirgantaraan dan kemandirian pertahanan nasional.

Baykar Makina yang dipimpin oleh Haluk Bayraktar selaku CEO akan berkontribusi dengan keahlian manufaktur, transfer teknologi dan pelatihan. Baykar sendiri dikenal sebagai pemimpin global dalam pengembangan UAV canggih yang memenuhi standar internasional.

"Republikorp akan memastikan kepatuhan regulasi, pengembangan infrastruktur, sertifikasi tenaga ahli lokal serta integrasi UAV ke dalam ekosistem pertahanan Indonesia. Melalui kemitraan tersebut, Indonesia akan memperkuat kemampuan dalam pemantauan wilayah, keamanan nasional, dan operasi pertahanan," tutur Chairman Republikopr, Norman Joesoef dalam keterangan resmi yang diterima IDN Times, Jumat (14/2/2025).

Selain itu, kolaborasi ini juga membuka peluang inovasi, riset, dan pengembangan teknologi UAV ditingkat regional.

2. Lokalisasi produksi sistem rudal canggih

ilustrasi rudal (pexels.com/Arthur Santos)

Perjanjian kedua ditandatangani antara Roketsan, perusahaan pertahanan terkemuka Turki dengan Republikorp. Kesepakatan ini juga bertujuan untuk mendirikan perusahaan patungan yang akan fokus pada lokalisasi produksi sistem rudal berpemandu canggih seperti anti-ship berdaya cruise missile dan multi-platform missile di Indonesia.

"Prioritas utama JVC adalah alih teknologi, peningkatan kapasitas industri pertahanan dalam negeri serta pengembangan tenaga kerja nasional melalui program pelatihan bagi insinyur dan teknisi Indonesia," kata Norman.

Roketsan yang saat ini dipimpin oleh Murat İkinci selaku CEO memiliki pengalaman luas dalam pengembangan roket, peluru kendali, dan sistem pertahanan canggih.

Sebagai satu-satunya perusahaan pertahanan Turki dengan sertifikasi CMMI/DEV 3, Roketsan juga berperan dalam pendirian pusat peluncuran satelit pertama di Turki pada tahun 2013. Republikorp, sebagai holding industri pertahanan swasta nasional, berfokus pada inovasi teknologi dan alih teknologi global untuk mendukung kebutuhan pertahanan dan keamanan
Indonesia.

"Melalui kemitraan ini, Republikorp berkomitmen untuk menguasai teknologi peluru kendali multi-platform dan memperkuat rantai pasok industri pertahanan nasional," ujar Norman.

3. Kerja sama dengan industri lokal

Atraksi drone milik TNI AU yang dapat dimanfaatkan sebagai senjata. (IDN Times/Santi Dewi)

Alih teknologi dan penguatan kapasitas nasional pada kedua perjanjian ini menekankan pentingnya alih teknologi dan penguatan kapasitas nasional sebagai fondasi untuk membangun industri pertahanan yang mandiri dan berkelanjutan.

Roketsan akan memimpin transfer teknologi di bidang sistem rudal, termasuk lisensi kekayaan intelektual, keahlian produksi, dan pelatihan teknis. Di sisi lain, Baykar Makina akan memberikan pelatihan dan dukungan teknis untuk memastikan UAV yang diproduksi sesuai dengan standar internasional serta meningkatkan daya saing sektor kedirgantaraan nasional.

"Selain itu, kedua perusahaan patungan yang dibentuk akan bekerja sama dengan industri lokal untuk mengoptimalkan rantai pasok dan mengurangi ketergantungan pada komponen impor," kata Norman.

"Kolaborasi ini tidak hanya akan mengurangi ketergantungan pada komponen impor tetapi juga menempatkan Indonesia sebagai bagian dari rantai pasok global dalam industri pertahanan bagi masa depan kemitraan Indonesia-Turki," sambung dia.

Kemitraan strategis ini tidak hanya memperkuat industri pertahanan Indonesia tetapi juga menjadi simbol hubungan bilateral yang kukuh antara Indonesia dan Turki. Kolaborasi ini mencerminkan komitmen kedua negara untuk menjaga stabilitas regional dan keamanan global di tengah dinamika geopolitik yang terus berkembang.

Dengan lokalisasi produksi sistem rudal dan UAV canggih, Indonesia sedang membangun industri pertahanan yang mandiri, inovatif dan berdaya saing global. Langkah ini merupakan bagian dari visi jangka panjang untuk mencapai kemandirian teknologi, ketahanan nasional, dan kemampuan menghadapi tantangan masa depan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Ridwan Aji Pitoko
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us