Es di Greenland Cepat Mencair, Level Air Laut Terancam Naik 7 Meter!

Ini akibat pemanasan global yang disebabkan manusia

Nuuk, IDN Times - Level air laut akan meningkat pesat, seiring semakin cepatnya es di Greenland mencair akibat pemanasan global. Ini adalah temuan para ilmuwan yang dipublikasikan di Jurnal Ilmu Pengetahuan Internasional, Nature, pada Kamis (6/12).

Lapisan es mencair lebih cepat dalam dua dekade terakhir. Lantas, apa dampak buruk bagi lingkungan dunia?

1. Lapisan es mencair lebih cepat dalam dua dekade terakhir

Es di Greenland Cepat Mencair, Level Air Laut Terancam Naik 7 Meter!unsplash.com/Andy Brunner

Sebanyak delapan ilmuwan yang melakukan penelitian tersebut menemukan, selama 20 tahun terakhir tingkat pencairan es mencapai lima kali lebih cepat, dibandingkan era pra-industri. Parahnya lagi, terjadi peningkatan kecepatan.

"Kesimpulan utamanya adalah kami menemukan bahwa sekarang lapisan es lebih cepat mencair dalam dua dekade terakhir, dibandingkan waktu kapan pun dalam empat abad terakhir, dan mungkin lebih dari saat manapun dalam tujuh hingga delapan ribu tahun," ungkap Luke Trusel, salah satu peneliti.

2. Para ilmuwan meneliti es dari tiga lokasi utama di Greenland

Es di Greenland Cepat Mencair, Level Air Laut Terancam Naik 7 Meter!unsplash.com/Marjorie Teo

Temuan itu bisa diperoleh setelah para ilmuwan meneliti data inti es dari tiga lokasi di Greenland. Penelitian dilakukan agar bisa membangun catatan suhu, pencairan di permukaan, serta lapisan es di pulau yang menjadi bagian Denmark tersebut. Lebih dari tiga abad lalu mereka mendapati tanda pertama pencairan es meningkat, seiring revolusi industri pada pertengahan 1800-an.

Ini terus terjadi hingga 1990-an. Sejak itu, tingkat mencairnya es meroket tajam hingga berada di luar siklus normal, yaitu selama sembilan hingga 13 tahun. Jika diperhatikan kembali, salah satu penyebab utamanya adalah pemanasan global akibat ulah tangan manusia.

Baca Juga: Ternyata 5 Kota Ini Sudah Lebih Maju dari Jakarta dalam Menghadapi Perubahan Iklim!

3. Mencairnya es di Greenland berdampak meningkatnya level air laut

Es di Greenland Cepat Mencair, Level Air Laut Terancam Naik 7 Meter!unsplash.com/Annie Spratt

Cepat mencairnya es di Greenland bukan tanpa konsekuensi buruk bagi lingkungan dan manusia. Para peneliti mengatakan es di pulau Samudra Atlantik itu menyumbang 20 persen peningkatan level air laut global, yang saat ini mencapai empat milimeter per tahun.

Jika seluruh es di Greenland mencair, bukan tidak mungkin akan meningkatkan level air laut global hingga tujuh meter. Menurut Panel PBB Antar-Pemerintah tentang Perubahan Iklim, kecepatan pencairan es akan berlipat ganda pada akhir abad 21. Akselerasi yang ada bisa menyebabkan ini terjadi kurang dari ribuan tahun. 

4. Peneliti mengingatkan perubahan iklim bukan isu partisan

Es di Greenland Cepat Mencair, Level Air Laut Terancam Naik 7 Meter!unsplash.com/Annie Spratt

Trusel menilai situasi ini "mengkhawatirkan". Namun, ia menyayangkan apabila ada pemerintah atau lembaga manapun yang menjadikan masalah ini sebagai isu partisan, ketika seharusnya semua orang mulai mencari cara untuk menghentikan pemanasan global.

"Es tak punya agenda politik--yang terjadi antara ia menebal atau mencair. Hari ini, es mencair ketika manusia menghangatkan planet. Lapisan es punya batas tertentu dan seberapa cepat ini berdampak kepada kehidupan kita melalui peningkatan level air laut, bergantung kepada apa yang kita lakukan saat ini dan di tahun-tahun berikutnya," kata dia.

5. PBB menyelenggarakan KTT Perubahan Iklim di Polandia

Es di Greenland Cepat Mencair, Level Air Laut Terancam Naik 7 Meter!unsplash.com/Thomas Hafeneth

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim yang digagas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mulai dilaksanakan di Katowice, Polandia, Senin (3/12) waktu setempat. Selama dua pekan ke depan, PBB berupaya mengambil langkah penting berikutnya sebagai kelanjutan dari Persetujuan Paris pada 2015.

Salah satu yang dibahas adalah visi pemangkasan karbon yang belum juga mendapatkan jalan untuk pengimplementasian. Laporan terbaru menunjukkan empat tahun terakhir merupakan era suhu bumi terpanas, dan emisi karbon global mulai meningkat kembali. Semestinya, level emisi tersebut menurun pada 2030.

KTT Perubahan Iklim juga berupaya mengumpulkan dana untuk memodali segala inisiatif yang dibutuhkan. Sayangnya, seperti yang dilaporkan Forbes, sejauh ini negara-negara belum memenuhi komitmen mereka untuk masalah ini. Bank Dunia mencoba memotivasi pemerintah dengan menggandakan investasi untuk aksi perubahan iklim hingga Rp3 triliun. 

Baca Juga: KTT PBB: Suhu Makin Panas, Nasib Bumi Ada di Tangan Kita

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya