Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rusia Disebut Berencana Putus Akses Ukraina ke Laut Lepas

Bendera Rusia. (pixabay.com/michel_van_der_vegt)
Bendera Rusia. (pixabay.com/michel_van_der_vegt)
Intinya sih...
  • Serangan di Pelabuhan Pivdennyi tewaskan 8 orang dan luka 30 lainnya, menargetkan lima serangan ke jembatan di Sungai Dniester untuk menghambat pasokan bahan bakar.
  • Odessa tetapkan status darurat imbas serangan Rusia karena ganggu infrastruktur energi dan kondisi normal di Odessa.
  • Pebisnis lokal diminta untuk mengurangi penggunaan lampu demi menghemat listrik.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengatakan bahwa Rusia berencana memutus akses Ukraina di Laut Hitam. Rencana ini ditandai dengan kampanye serangan drone dan misil ke sejumlah fasilitas penting di Odessa dan perbatasan Moldova. 

“Situasi di Odessa sangat sulit saat ini imbas serangan bertubi-tubi Rusia di sejumlah pelabuhan dan fasilitas logistik. Rusia sekali lagi mencoba untuk membatasi akses Ukraina ke laut lepas dan memblokir area pesisir,” tuturnya, dikutip dari TVP World, Minggu (21/12/2025).

Sebulan lalu, Zelenskyy mengaku bahwa Ukraina akan melepaskan ambisi bergabung dengan NATO. Namun, dengan syarat Amerika Serikat (AS) dan Eropa mau memberikan jaminan keamanan bagi Ukraina. 

1. Rusia berencana picu kekacauan di Odessa

Wakil Perdana Menteri Ukraina, Oleksiy Kuleba menyebut, Rusia sudah melancarkan serangan di Pelabuhan Pivdennyi pada Sabtu (20/12/2025). Serangan tersebut telah membuat 8 orang tewas dan setidaknya 30 orang terluka. 

Selain itu, Rusia sudah menargetkan lima serangan ke jembatan di Sungai Dniester untuk menimbulkan kekacauan. Alhasil, jembatan tersebut tidak dapat dilalui kendaraan dan menghambat 40 persen dari pasokan bahan bakar ke Ukraina. 

“Fokus perang dalam beberapa pekan terakhir berada di Odessa. Serangan gila di Odessa tersebut akan semakin mendorong Rusia untuk merusak ekonomi Ukraina ke depan,” kata Kuleba. 

2. Odessa tetapkan status darurat imbas serangan Rusia

Kepala Administrasi Militer Odessa, Oleh Kiper mengumumkan keadaan darurat imbas serangan besar Rusia yang menyasar infrastruktur energi. Serangan ini telah mengganggu kondisi normal di Odessa. 

Dilansir Ukrinform, beberapa pejabat di Odessa sudah menginstruksikan untuk bekerja sama dengan pebisnis lokal untuk mengurangi penggunaan lampu. Langkah ini untuk menghemat listrik demi kepentingan seluruh warga dan infrastruktur penting lainnya. 

Selain itu, pemerintah setempat akan mengalokasikan dana lebih untuk mendanai warga lokal. Bantuan ini untuk menggantikan pasokan bahan bakar dan pelumas agar operasional generator listrik tidak terganggu. 

3. Ukraina klaim sukses serang kapal selam Rusia

Pekan ini, Ukraina mengumumkan keberhasilan drone bawah airnya mengenai kapal selam Rusia yang sandar di Pelabuhan Novorossiysk. Keberhasilan ini menjadi yang pertama kalinya dan mampu memberikan kerusakan besar. 

“Untuk pertama kalinya dalam sejarah, drone bawah air, Sub Sea Baby berhasil meledakan kapal selam kelas 636.3 Varshavyanka. Kapal tersebut dilengkapi dengan peluncur misil untuk melancarkan serangan ke Ukraina,” ungkapnya, dilansir dari The Moscow Times.

Sementara itu, Rusia mengakui bahwa terdapat sebuah serangan di pelabuhan Laut Hitam tersebut. Namun, serangan tersebut tidak merusak kapal-kapal barang Rusia yang berlabuh di pelabuhan tersebut. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in News

See More

9 Jenazah WNI Korban Kebakaran di Hong Kong Dipulangkan ke Indonesia

21 Des 2025, 23:56 WIBNews