Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rusia Dituduh Eksekusi Tentara Ukraina yang Menyerah

Ilustrasi pasukan militer Rusia (Twitter.com/Минобороны России)
Ilustrasi pasukan militer Rusia (Twitter.com/Минобороны России)

Jakarta, IDN Times - Human Right Watch (HRW) melaporkan pasukan Rusia yang disebut mengeksekui tentara Ukraina yang sudah menyerah. Hal ini dilaporkan pada Kamis (2/5/2024), dan tindakan itu harus diselidiki sebagai kejahatan perang.

Ada lima insiden yang telah diselidiki terhadap kasus itu berdasar rekaman video di media sosial sejak Desember 2023. Setidaknya 15 tentara Ukraina yang dieksekusi. Para tentara terbukti dengan jelas berniat menyerah dan seharusnya dianggap sebagai tawanan perang berdasar hukum humaniter internasional.

1. Pasukan Rusia disebut banyak melakukan kejahatan perang

ilustrasi tank militer (Pexels.com/Mikhail Volkov)
ilustrasi tank militer (Pexels.com/Mikhail Volkov)

Rekaman video pertempuran antara Rusia dengan Ukraina banyak yang tersebar di media sosial. Beberapa di antaranya yang memperlihatkan tentara Rusia membunuh tentara Ukraina yang telah menyerah.

"Sejak invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina, pasukannya telah melakukan banyak kejahatan perang yang keji," kata Belkis Wille, direktur asosiasi krisis dan konflik di HRW, dikutip dari Kyiv Independent.

"Eksekusi singkat, atau pembunuhan, terhadap tentara Ukraina yang menyerah dan terluka, ditembak mati dengan darah dingin, yang secara tegas dilarang berdasarkan hukum kemanusiaan internasional," tambahnya.

Penyelidikan berdasar rekaman drone yang diunggah di media sosial, liputan media, dan wawancara. Laporan tersebut menyusul laporan lainnya, yang diterbitkan pada akhir Maret oleh pengawas hak asasi manusia PBB. Mereka mengatakan, tentara Rusia kemungkinan mengeksekusi lebih dari 30 tawanan tentara perang Ukraina selama musim dingin.

2. Tentara Ukraina ditembak meski sudah menyerah

Pada 25 Februari, setidaknya tujuh tentara Ukraina keluar dari ruangan sambil melepaskan pelindung tubuh. Satu tentara bahkan melepas helmnya. Mereka semua kemudian telungkup.

Tapi, lima tentara Rusia membidik dan menembak para tentara Ukraina tersebut.

Dilansir Al Jazeera, dalam rekaman lain yang diambil di garis depan pertempuran di wilayah Donetsk, komandan Rusia memerintahkan pasukannya untuk tidak menjadikan tentara Ukraina sebagai tawanan perang.

"Jangan tawanan (perang), tembak semua orang," kata laporan HRW.

3. HRW berupaya memverifikasi lokasi insiden

Dari tiga insiden awal, HRW berhasil memverifikasi semua lokasinya berdasar rekaman yang beredar. HRW juga menyelidiki insiden keempat yang bertanggal 19 Februari, menunjukkan dua tentara Rusia mengeksekusi tiga tentara Kiev yang menyerah dan tidak bersenjata. HRW belum memverifikasi lokasi meski di video tersebut menyebutkannya.

Sedangkan untuk insiden kelima, HRW mengandalkan wawancara dengan seorang tentara Ukraina dan liputan mendalam termasuk dengan anggota keluarga salah satu korban. Berdasarkan informasi itu, enam tentara dieksekusi.

Rusia punya kewajiban berdasar hukum humaniter internasional untuk menyelidiki dan mengadili dugaan kejahatan perang yang dilakukan pasukannya. Tapi lebih dari tiga dekade, HRW menuduh respons Rusia dinilai tidak jelas dalam upaya mengadili kejahatan perang tersebut.

"Meskipun masing-masing kasus ini mengerikan, mungkin yang paling memberatkan adalah bukti yang menunjukkan setidaknya satu kasus bahwa pasukan Rusia secara eksplisit memberi perintah untuk membunuh tentara, alih-alih membiarkan mereka menyerah, sehingga mendukung kejahatan perang," kata Wille.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Pri Saja
EditorPri Saja
Follow Us