Rusia Tangkap 2 Tersangka Penembakan Massal di Gedung Konser Moskow

Jakarta, IDN Times - Seorang pejabat Rusia mengatakan bahwa pihak berwenang telah menahan dua orang yang dicurigai melakukan serangan mematikan di ibu kota, Moskow pada Sabtu (23/2/2024). Namun, beberapa lainnya masih buron.
Sedikitnya lima pria bersenjata dengan seragam kamuflase melepaskan tembakan ke arah penonton konser di Balai Kota Crocus, Moskow, pada Jumat (22/3/2024). 60 orang dilaporkan tewas dan 145 lainnya terluka akibat serangan tersebut. Kelompok militan ISIS mengklaim melakukan penembakan tersebut.
1. Sempat terjadi kejar-kejaran antara polisi dan penyerang
Anggota parlemen Alexander Khinshtein mengatakan bahwa menurut informasi awal, polisi menemukan para penyerang berkendara dengan mobil Renault di wilayah Bryansk, sekitar 340 km barat daya Moskow pada Jumat malam. Namun, mereka mengabaikan perintah untuk berhenti. Aksi kejar-kejaran pun terjadi.
“Saat pengejaran, terjadi tembakan dan mobil terbalik. Satu teroris diamankan di tempat, sisanya kabur ke hutan. Dari hasil penggeledahan, tersangka kedua ditemukan dan ditahan sekitar pukul 03.50. sedangkan yang lainnya berlanjut,” kata anggota parlemen tersebut, dikutip Reuters.
Tidak jelas berapa banyak orang yang berhasil lolos dari lokasi kejadian. Khinshtein menambahkan bahwa petugas menemukan pistol, magasin senapan serbu, dan paspor dari Tajikistan di dalam mobil tersebut.
2. AS sebelumnya peringatkan bahwa Moskow akan diserang
Serangan terhadap Balai Kota Crocus terjadi hanya dua minggu setelah kedutaan AS di Rusia memperingatkan bahwa ISIS berencana melakukan serangan di Moskow.
“Kami telah memperingatkan Rusia dengan tepat,” kata seorang pejabat AS, yang berbicara tanpa mau disebutkan namanya.
Beberapa jam sebelum peringatan dari kedutaan, badan keamanan Rusia, FSB, mengatakan bahwa pihaknya telah menggagalkan serangan terhadap sinagog di Moskow oleh afiliasi ISIS di Afghanistan, atau yang dikenal sebagai ISIS-Khorasan (ISIS-K)
“ISIS-K telah terpaku pada Rusia selama dua tahun terakhir, sering kali mengkritik Putin dalam propagandanya,” kata Colin Clarke dari Soufan Center, organisasi untuk penelitian dan kebijakan mengenai masalah keamanan global.
ISIS sendiri telah mengklaim melakukan serangan mematikan di Timur Tengah, Afghanistan, Pakistan, Iran, Eropa, Filipina, dan Sri Lanka. Kompok militan ini dulunya pernah berusaha menguasai sebagian besar wilayah Irak dan Suriah.
AS, negara-negara Eropa, Arab dan banyak negara bekas Uni Soviet menyatakan keterkejutannya dan menyampaikan belasungkawa atas penembakan massal tersebut. Penasihat presiden Ukraina Mykhailo Podolyak membantah adanya keterlibatan Ukraina, setelah mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev menuding serangan itu dilancarkan oleh orang Ukraina.
Dewan Keamanan PBB juga mengutuk kejadian itu dengan menyebutnya sebagai serangan teroris yang keji dan pengecut.
3. Pihak berwenang Rusia perketat kema
Akibat serangan tersebut, Rusia telah memperketat keamanan di bandara, pusat transportasi, dan di seluruh bagian ibu kota. Semua acara publik berskala besar juga dibatalkan di seluruh negeri.
“Presiden (Vladimir Putin) terus-menerus menerima informasi tentang apa yang terjadi dan mengenai tindakan yang diambil melalui semua layanan terkait. Kepala negara memberikan semua instruksi yang diperlukan,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.
Serangan hari Jumat itu juga menyebabkan kebakaran di aula gedung Crocus, yang membuat atapnya runtuh. Laporan media mengatakan bahwa petugas pemadam kebakaran terus berjuang memadamkan api, ketika gumpalan asap hitam membubung di langit malam. Helikopter juga dikerahkan dalam upaya pemadaman.
Pada Sabtu dini hari, pihak berwenang mengatakan sebagian besar api telah berhasil dipadamkan.
“Masih ada beberapa titik api, namun sebagian besar sudah berhasil dipadamkan. Tim penyelamat bisa memasuki auditorium,” kata Gubernur Moskow Andrey Vorobyov melalui Telegram.
Penembakan massal ini merupakan salah satu serangan terburuk di Rusia sejak insiden penyanderaan di gedung sekolah di Beslan pada 2004. Lebih dari 330 orang, setengahnya adalah anak-anak, tewas dalam serangan tersebut.