Seberapa Mahal Harga Makanan Saat Ini di Gaza?

Jakarta, IDN Times – Di tengah rentetan serangan Israel yang tak kunjung berakhir, kondisi kemanusiaan di Gaza mencapai titik nadirnya. Saat ini, sudah lebih dari dua minggu Israel kembali memblokir hampir semua bantuan kemanusiaan ke Gaza utara.
Serangan Israel dan perintah evakuasi paksa telah menutup titik distribusi makanan, dapur, dan toko roti. Satu-satunya toko roti yang masih beroperasi di Gaza utara, yang didukung oleh Program Pangan Dunia (WFP), terbakar setelah Israel menyerangnya.
Di seluruh Jalur Gaza, setidaknya 2,15 juta orang atau 96 persen dari populasi menghadapi kekurangan pangan yang parah. Dengan kata lain, satu dari lima orang mengalami kelaparan.
Kondisi ini karena warga Gaza tak memiliki uang untuk membeli makanan. Sebagaian besar dari mereka kehilangan pekerjaan akibat serangan Israel sevara terus-terusan. Tabungan dan simpanan juga kian menipis, hingga barang-barang pribadi mereka habis dibarter.
Lalu semahal apa harga makanan saat ini di Gaza? Berikut ulasannya.
1. Harga sekarung tepung mencapai Rp15 juta

Dilansir Al Jazeera, ketimpangan harga bahan pokok terlihata jelas di wilayah utara dan selatan. Di wilayah utara, harga sekarung tepung seberat 25 kilogram yakni 150 dolar AS (sekitar Rp2,3 juta). Sementara di utara, harganya dapat mencapai Rp15,5 juta.
Sebelum perang, selusin telur berharga Rp54 ribu, sementara sekarang dijual seharga Rp496 ribu di selatan dan sekitar Rp1,1 juta di utara.
Adapun susu bubuk non-susu sekarang dijual di utara seharga Rp15 ribu per sendok atau Rp1,9 juta per kilo. Susu formula bayi sebagian besar tidak tersedia di wilayah utara. Di selatan, harganya Rp230 ribu per kaleng di wilayah selatan. Rata-rata satu kaleng berisi sekitar 350 gram.
Produk segar, termasuk mentimun dan tomat, termasuk yang paling mahal setelah Israel menghancurkan sebagian besar pertanian, sumur, dan rumah kaca di Gaza.
Citra satelit sebelum dan sesudah menunjukkan jejak kendaraan di atas wilayah Beit Lahiya yang dulunya subur, yang dulunya terkenal dengan buah stroberi segarnya yang oleh penduduk setempat disebut sebagai “emas merah”.
2. Sebanyak 1 juta orang berisiko kelaparan

Dilansir CNN, bantuan kemanusiaan tak pernah masuk ke Gaza sejak awal Oktober. Hal itu diungkap oleh Program Pangan Dunia (WFP) pada Jumat lalu.
WFP mengatakan bahwa bantuan yang masuk ke wilayah itu telah anjlok ke tingkat terendah dalam beberapa bulan. Kondisi itu memaksa organisasi tersebut untuk menghentikan distribusi paket makanan pada Oktober.
“Kelaparan masih merajalela dan ancaman bencana kelaparan masih ada. Jika aliran bantuan tidak dilanjutkan, 1 juta orang yang rentan akan kehilangan akses pada jalur kehidupan ini,” kata WFP.
Sementara itu, Pabrik Roti Al-Banna dan Pabrik Roti Zadna di Deir al-Balah, yang keduanya didukung oleh WFP, telah menghentikan operasinya karena kekurangan tepung dan bahan bakar. Pekerja pabrik roti tersebut mengatakan, pihaknya bahkan tak mampu memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
“Saya kepala keluarga dengan enam anggota. Di hari kerja, saya bisa memberi makan keluarga. Di hari tidak kerja, kami tidak makan. Orang-orang mencari tepung, dan kami pergi ke toko roti untuk mencari tempat yang menyediakan roti,” kata Ahmad Abed, seorang karyawan di Al-Banna Bakery.
3. AS ultimatum Israel

Sementara itu, pemerintahan Presiden AS, Joe Biden, telah mengirimkan surat yang berisikan peringatan kepada Israel untuk meningkatkan jumlah bantuan ke Gaza atau menghadapi pemotongan bantuan militer.
Dilansir BBC, surat yang dikirim pada Minggu itu merupakan peringatan tertulis paling tegas terhadap dari AS terhadap Israel. Peringatan itu muncul di tengah serangan baru Israel di Gaza utara yang dilaporkan telah menyebabkan sejumlah besar korban sipil.
“Kami menanggapi masalah ini dengan serius dan bermaksud untuk menangani kekhawatiran yang timbul dengan mitra-mitra AS,” kata seorang pejabat secara anonim.
Disebutkan bahwa AS khawatir tentang memburuknya situasi kemanusiaan. Ia menambahkan bahwa Israel menolak atau menghalangi hampir 90 persen pergerakan kemanusiaan antara utara dan selatan bulan lalu.
Sementara itu, Israel sebelumnya mengatakan pihaknya menargetkan operasi Hamas di utara dan tidak menghentikan masuknya bantuan kemanusiaan.
Pada Senin, badan militer Israel yang bertanggung jawab untuk mengelola penyeberangan ke Gaza (Cogat) mengatakan, 30 truk yang membawa bantuan dari Program Pangan Dunia telah memasuki Gaza utara melalui penyeberangan Erez.