Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Save The Children: Gaza Tampak Seperti Neraka, Tidak Ada Tempat Aman

Puluhan ribu rumah dan infrastruktur hancur sejak serangan brutal Israel yang membombardir wilayah Palestina pada 7 Oktober 2023. (twitter.com/UNRWA)
Intinya sih...
  • Lebih dari 42 ribu orang tewas dalam serangan Israel di Gaza, menurut Save the Children.
  • Anak-anak dan keluarga di Gaza menghadapi kelaparan dan hukuman mati akibat bom, peluru, api, penyakit, dan kelaparan.
  • Rumah Sakit Al-Aqsa di Gaza terbakar akibat serangan jet Israel, menyebabkan puluhan orang luka bakar parah.

Jakarta, IDN Times - Sebuah badan amal untuk anak-anak, Save the Children, mengatakan bahwa tidak ada tempat yang aman di Gaza, di mana lebih dari 42 ribu orang telah terbunuh dalam serangan Israel.

"Apa yang kita lihat sekarang di Gaza, tampak seperti neraka yang sangat dalam dengan laporan serangan terhadap anak-anak dan keluarga setiap hari. Tidak ada tempat yang aman," kata Jeremy Stoner, direktur regional Timur Tengah Save the Children dalam sebuah pernyataan pada Senin (14/10/2024).

"Gaza adalah sesuatu yang dapat terjadi tanpa aturan perang. Kemanusiaan telah kehilangan arah jika mereka yang memiliki kemampuan dan kewajiban hukum untuk menghentikan pembantaian ini memilih untuk tidak melakukannya," sambungnya, dikutip Anadolu Agency.

1. Anak-anak tidak diberi sarana untuk bertahan hidup

Stoner mengungkapkan bahwa tanpa tindakan internasional segera, anak-anak dan keluarga di seluruh Jalur Gaza 'menghadapi hukuman mati', hari ini, besok, seminggu lagi, sebulan lagi, oleh bom, peluru, api, penyakit atau kelaparan.

Disebutkan, di utara populasi yang sudah kelaparan telah terputus dari makanan selama dua minggu, di saat yang sama mereka mencoba menghindari bom dan peluru di zona pembantaian yang tidak dapat mereka tinggalkan.

Pada Senin pagi (14/10/2024), jet Israel menjatuhkan bom di selatan wilayah kantong Palestina yang terkepung. Insiden itu memicu kebakaran yang membakar Rumah Sakit Al-Aqsa dan tenda-tenda di halaman rumah sakit di pusat kota Deir el-Balah.

"Perintah evakuasi berisiko menjadi perintah eksekusi karena anak-anak tidak diberi sarana untuk bertahan hidup. Tujuan militer apa yang dapat membenarkan pembantaian massal terhadap warga sipil," ujar Stoner.

Ia juga menekankan bahwa gagasan kerusakan tambahan tidak boleh digunakan untuk memaafkan pembunuhan anak-anak yang dapat diprediksi. Stoner mengingatkan akan kemarahan internasional ketika tembakan Israel merusak Rumah Sakit Al-Ahli di kota Gaza.

2. Serangan udara Israel ke Rumah Sakit Al-Aqsa menyebabkan 4 orang tewas dan 70 orang terluka

Beberapa orang tewas ketika pesawat tempur Israel menyerang halaman Rumah Sakit Al-Aqsa, membakar 30 tenda tempat orang-orang tidur. Gambar orang-orang yang terjebak dalam api telah membanjiri media sosial.

Petugas medis Palestina melaporkan, api menyapu tenda-tenda kamp yang penuh sesak untuk orang-orang yang mengungsi akibat perang, menyebabkan puluhan orang mengalami luka bakar serius.

Rumah Sakit Al-Aqsa telah berjuang merawat sejumlah besar orang yang terluka akibat serangan sebelumnya terhadap sekolah yang diubah menjadi tempat penampungan di dekatnya yang menewaskan sedikitnya 20 orang, ketika serangan udara pada Senin pagi menghantam dan api melalap banyak tenda.

Menurut pihak Rumah Sakit Al-Aqsa, 4 orang tewas dan lebih dari 70 orang terluka. Sementara, 25 lainnya dipindahkan ke Kompleks Medis Nasser di Gaza selatan setelah menderita luka bakar parah. Jumlah korban tewas diperkirakan akan meningkat karena tim penyelamat bergegas menyelamatkan korban, Al Jazeera melaporkan.

3. Militer Israel tidak berhenti membombardir Jalur Gaza

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Herzi Halevi. (x.com/Israel Defense Forces)

Sementara itu, militer Israel mengklaim bahwa tindakannya itu menargetkan para pejuang Hamas yang bersembunyi di antara warga sipil. Akan tetapi, pihaknya tidak memberikan bukti mengenai keberadaan mereka.

Dalam beberapa bulan terakhir, mereka telah berulang kali menyerang tempat penampungan dan kamp tenda yang penuh sesak, dengan tuduhan bahwa Hamas menggunakannya sebagai tempat persiapan untuk melakukan serangan.

Memasuki tahun kedua sejak perang meletus pada 7 Oktober 2023, Israel masih melancarkan serangan harian di Gaza sebagai bagian dari genosida terhadap warga Palestina. Pasukannya melancarkan serangan darat besar-besaran di wilayah utara.

Israel telah memerintahkan seluruh penduduk Palestina yang tersisa di sepertiga utara Gaza yang diperkirakan berjumlah sekitar 400 ribu orang, untuk mengungsi ke selatan dan tidak mengizinkan makanan masuk ke wilayah utara sejak awal bulan ini. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rahmah N
EditorRahmah N
Follow Us