Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Senator AS Desak Joe Biden Agar Tak Kirim Senjata ke Israel

Senator Amerika Serikat, Bernie Sanders. (x.com/@BernieSanders)
Intinya sih...
  • Pengiriman senjata ke Israel dipertanyakan oleh Senator AS Bernie Sanders, menuntut embargo senjata dan bantuan kemanusiaan terkait situasi di Gaza.
  • Israel bergantung pada transfer senjata AS, namun ancaman embargo senjata mendorong tekanan bagi Israel untuk memperbaiki situasi kemanusiaan di Gaza.
  • AS memberikan izin pengerahan rudal THAAD ke Israel, seiring rencana serangan balik Iran dan campur tangan AS yang dikhawatirkan akan memperburuk situasi di kawasan.

Jakarta, IDN Times – Senator Amerika Serikat (AS), Bernie Sanders, kembali mendesak Presiden Joe Biden agar tak mengirim senjata ke Israel. Pada Selasa (15/10/2024), ia mengajukan resolusi bersama penolakan untuk pemblokiran senjata ofensif ke Israel.

”Presiden Biden harus bertindak sekarang: Israel jelas melanggar hukum AS dan internasional, menggunakan kelaparan sebagai alat perang habis-habisannya melawan rakyat Palestina," tulis Sanders di X, dilansir Anadolu Agency.

Pernyataan itu muncul usai sebuah surat yang bocor pada Selasa yang memperingatkan Israel untuk memperbaiki situasi kemanusiaan di Gaza dalam 30 hari ke depan atau menghadapi embargo senjata AS. Pejabat AS mengonfirmasi bahwa Menteri Luar Negeri, Antony Blinken, dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin ikut menandatangani surat tersebut.

1. Israel sangat bergantung pada senjata AS

Militer Israel atau Israel Defence Force. (twitter.com/@IDFSpokesperson)

Dilansir Axios, Israel saat ini sangat bergantung pada transfer senjata AS. Namun situasi kemanusiaan di Gaza utara belakangan ini menimbulkan munculnya tekanan bagi Israel.

Ancaman embargo senjata tersebut tak mudah untuk dihiraukan begitu saja. Negara-negara yang menerima bantuan militer AS dan sedang terlibat dalam konflik militer aktif harus mengizinkan transfer bantuan kemanusiaan yang didukung AS tanpa gangguan.

Pemerintahan Biden sangat prihatin dengan memburuknya situasi kemanusiaan di Gaza, terutama karena Pasukan Pertahanan Israel memperbarui operasi mereka di Jalur Gaza utara. Kegagalan untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan dapat menyebabkan penghentian bantuan militer AS.

2. AS pasok senjata ke Israel untuk hadapi Iran

Pasukan militer Israel dalam sebuah aksi penyelematan nyawa yang dilakukan oleh Unit 669 (Unit Penyelamatan Khusus Taktis) selama perang di Gaza. (instagram.com/@israeliairforce)

Selain isu Gaza, AS juga aktif memberikan pasokan senjata kepada Israel terkait dengan tensi kawasan belakangan ini. Departemen Pertahanan AS pada Minggu (13/10/2024) mengatakan bahwa Menteri Pertahanan Lloyd Austin telah memberikan izin untuk pengerahan rudal Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) dan kru senjata tersebut ke Israel.

"Baterai THAAD akan memperkuat sistem pertahanan udara terpadu Israel. Tindakan ini menggarisbawahi komitmen kuat AS untuk membela Israel, dan untuk membela warga Amerika di Israel, dari serangan rudal balistik lebih lanjut oleh Iran," kata Pentagon, dilansir Al Jazeera.

Pemberian bantuan ini sejalan dengan rencana Israel untuk menyerang balik Iran berkaitan dengan serangan pada 1 Oktober 2024 lalu. Adapun Iran juga berencana untuk menyerang lagi jika Israel berani melancarkan serangan ke Iran.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, juga mengatakan kepada presiden AS Joe Biden, bahwa pihaknya tak akan menyerang fasilitas nuklir dan minyak. Israel memilih akan menyasar target militer.

3. Pengiriman senjata memperkeruh situasi kawasan

Sistem pertahanan udara Iron Dome milik Israel. (Dok. Wikimedia/Israel Defense Forces)

Situasi yang semakin tak kondusif di kawasan kini dikhawatirkan semakin meluas, apalagi dengan adanya campur tangan AS secara langsung. Raphael Cohen, ilmuwan politik senior di RAND Corporation mengatakan, pengerahan senjata dan pasukan AS di Israel secara langsung menimbulkan sinyal berbahaya di kawasan itu.

“Menempatkan prajurit AS di Israel menunjukkan bahwa Washington secara nyata dan nyata berkomitmen terhadap keamanan Israel dan akan berperang jika perlu,” kata Cohen, dilansir Times of Israel.

Cohen menambahkan, pemerintahan Presiden AS Joe Biden kemungkinan berharap bahwa langkah ini akan meningkatkan pencegahan terhadap Iran dan meyakinkan Israel. Namun yang akan terjadi justru sebaliknya. Langkah itu secara langsung membuat Biden memberikan pengaruh yang lebih besar dalam membentuk respons serangan Israel sehubungan dengan insiden pada 1 Oktober 2024 lalu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Zidan Patrio
EditorZidan Patrio
Follow Us