Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Singapura Jadi Kota Ketiga Paling Bahagia di Dunia

Foto pemandangan kota Singapura (pexels.com/Timo Volz)
Foto pemandangan kota Singapura (pexels.com/Timo Volz)

Jakarta, IDN Times - Singapura menduduki peringkat ketiga sebagai kota paling bahagia di dunia pada 2025, berada di bawah Kopenhagen dan Zurich. Dua kota lain di Asia masuk dalam 10 besar, dengan Seoul di posisi keenam dan Taipei di posisi kedelapan.

Pemeringkatan tersebut diukur melalui Indeks Kota Bahagia terbaru dari Institut Kualitas Hidup, yang melacak 82 indikator di enam tema utama yang secara langsung memengaruhi kebahagiaan penduduk. Enam kategori tersebut adalah warga negara, tata kelola, lingkungan, ekonomi, kesehatan, dan mobilitas.

Dengan total skor 979 poin, indeks tersebut menilai Singapura sebagai mercusuar global kemakmuran ekonomi, tata kelola, dan inovasi perkotaan, dilansir dari CNA pada Sabtu (17/5/2025).

1. Kualitas pendidikan jadi sorotan

ilustrasi Singapura (pexels.com/Pixabay)
ilustrasi Singapura (pexels.com/Pixabay)

Pendidikan dan inovasi adalah inti dari keberhasilan Singapura, dengan universitas-universitas di negara itu menduduki peringkat 50 teratas secara global.

Singapura juga mempertahankan konektivitas globalnya, dengan lebih dari 63 persen penduduk berbicara setidaknya satu bahasa asing dan 55 persen memiliki keterampilan digital.

Indeks tersebut juga mengatakan bahwa negara tersebut mendorong kemajuan teknologi dan memastikan adanya inovasi yang berkelanjutan, dengan memberikan 7,37 paten per 10 ribu penduduk.

Tata kelola dan transparansi menentukan keunggulan administratif Singapura, seraya menambahkan bahwa terdapat tingkat keterlibatan warga negara yang tinggi dalam prosesnya, kata laporan tersebut.

2. Indeks kesehatan Singapura luar biasa

ilustrasi Singapura (pexels.com/Max Mishin)
ilustrasi Singapura (pexels.com/Max Mishin)

Indeks tersebut juga mencatat bahwa Singapura mengoperasikan platform data terbuka yang komprehensif, menyediakan 8.086 set data untuk akses publik.

Tata kelola digital juga terintegrasi dengan mulus ke dalam kehidupan sehari-hari, dengan mengutip layanan elektronik untuk pelaporan kesalahan, pembayaran daring, serta penjadwalan janji temu.

Mengenai tema kesehatan, yang merupakan hal baru dalam edisi Happy City Index ini, indikatornya mencakup kesehatan mental, nutrisi, dan keseimbangan kehidupan kerja. Dengan asuransi kesehatan universal dan 2,8 dokter per 1.000 penduduk, layanan kesehatan di Singapura dapat diakses dan efisien.

Indeks tersebut juga mengatakan bahwa Singapura memiliki penekanan kuat pada inisiatif kesehatan publik, dengan mengutip harapan hidup 83 tahun dan tingkat obesitas yang rendah.

"Layanan kesehatan mental terus berkembang, dengan 15 persen dari populasi dewasa menerima perawatan terkoordinasi," ungkap laporan tersebut.

3. Infrastruktur publik Singapura salah satu yang terbaik di dunia

Potret Terminal 3 Bandara Internasional Changi Singapura (IDN Times/Fasrinisyah Suryaningtyas)
Potret Terminal 3 Bandara Internasional Changi Singapura (IDN Times/Fasrinisyah Suryaningtyas)

Indeks tersebut juga mencatat angka kejahatan minimal, sebesar 3,31 insiden kekerasan publik yang tercatat per 1.000 penduduk.

Mengenai infrastruktur mobilitas dan transportasi Singapura, indeks tersebut mengatakan bahwa Singapura adalah salah satu yang paling maju di dunia, seraya menambahkan bahwa kota tersebut memprioritaskan pilihan angkutan berkelanjutan.

"Sistem manajemen lalu lintas yang cerdas memastikan pergerakan perkotaan yang lancar, sementara para komuter mendapatkan manfaat dari sistem pembayaran elektronik yang terintegrasi sepenuhnya," katanya.

Indeks tersebut juga mencatat bahwa semua kendaraan angkutan umum di Singapura sepenuhnya disesuaikan untuk para penyandang disabilitas mobilitas.

"Kematian terkait lalu lintas tetap rendah pada angka 0,24 per 10.000 penduduk, berkat langkah-langkah keselamatan yang ketat dan perencanaan kota yang efisien," katanya.

Ini adalah edisi ke-6 Indeks Kota Bahagia, yang dijalankan oleh lembaga pemikir Institute for the Quality of Life yang berpusat di London.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rama
EditorRama
Follow Us