Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Terdakwa Pembunuhan Dokter Magang di India Terancam Hukuman Mati

ilustrasi palu hakim (unsplash.com/Tingey Injury Law Firm)
ilustrasi palu hakim (unsplash.com/Tingey Injury Law Firm)

Jakarta, IDN Times - Pengadilan India, pada Sabtu (18/1/2025), memutuskan sukarelawan polisi bernama Sanjay Roy bersalah atas pemerkosaan dan pembunuhan seorang dokter magang di kota Kolkata tahun lalu.

Hakim Anirban Das mengatakan bahwa hukuman terhadap Roy, yang akan diumumkan pada Senin (20/1/2025), dapat berkisar dari penjara seumur hidup hingga hukuman mati. Adapun terdakwa yang berusia 33 tahun itu tetap bersikukuh bahwa dirinya tak bersalah. Ia sebelumnya mengatakan bahwa ia dijebak.

1. Korban ditemukan tewas di ruang aula seminar R.G. Kar Medical College and Hospital

Jenazah dokter perempuan yang berusia 31 tahun itu ditemukan dalam kondisi setengah telanjang dan terluka parah di ruang aula seminar R.G. Kar Medical College and Hospital, Kolkata, pada 9 Agustus 2024. Hasil autopsi menunjukkan bahwa korban dicekik dan mengalami kekerasan seksual.

Roy, yang bekerja di rumah sakit tersebut, ditangkap sehari setelah kejadian itu. Menurut surat dakwaan yang diajukan oleh Central Bureau of Investigation (CBI), ia datang ke rumah sakit dalam keadaan mabuk dan menemukan dokter tersebut sedang tidur sendirian di ruang aula.

Kasus ini awalnya diselidiki oleh kepolisian Kolkata, kemudian diserahkan kepada CBI setelah pejabat negara bagian dianggap tidak dapat dapat mengusut kasus ini dengan baik.

Akibat insiden tersebut, para dokter dan mahasiswa kedokteran di seluruh India mengadakan protes besar-besaran untuk menuntut keadilan dan peningkatan keamanan bagi mereka. Pada 14 Agustus 2024, ribuan perempuan di seluruh negeri juga berpartisipasi dalam demonstrasi yang dinamai "Reclaim the Night" demi menuntut keadilan bagi korban.

2. Orang tua korban tidak puas dengan hasil penyelidikan

Keluarga korban sendiri mengungkapkan ketidakpuasan mereka terhadap penyelidikan tersebut. Mereka mengatakan bahwa apa yang terjadi pada putri mereka tidak mungkin dilakukan oleh satu orang saja.

"Anak perempuan kami tidak mungkin mengalami akhir yang mengerikan seperti itu hanya oleh satu orang. Kami akan terus merasakan rasa sakit dan penderitaan sampai semua pelaku dihukum," ujar ayah korban, dikutip dari Reuters.

Saat persidangan, polisi India, yang menyelidiki kasus ini, menyebut kasus itu sebagai kekejahatan yang sangat langka dan meminta agar Roy dihukum mati.

Sementara itu, di luar pengadilan, beberapa dokter meneriakkan slogan solidaritas terhadap korban. Aniket Mahato, juru bicara dokter junior, mengatakan bahwa protes jalanan akan terus berlanjut sampai keadilan ditegakkan.

3. Lebih dari 31 ribu kasus pemerkosaan dilaporkan di India pada 2022

Dilansir dari BBC, insiden di Kolkata semakin menyoroti tingginya kasus kekerasan terhadap petugas kesehatan di India. Menurut survei yang dilakukan oleh Asosiasi Medis India pada 2017, lebih dari 75 persen dokter di negara tersebut pernah mengalami beberapa bentuk kekerasan.

Kasus kekerasan seksual terhadap perempuan juga masih menjadi masalah yang serius di negara Asia selatan ini. Menurut data dari Biro Catatan Kejahatan Nasional (NCRB), lebih dari 31 ribu pemerkosaan dilaporkan di India pada 2022.

Sayangnya, banyak kasus pemerkosaan di negara tersebut tidak dilaporkan lantaran stigma sosial seputar kekerasan seksual dan kurangnya kepercayaan terhadap polisi.

Para aktivis mengatakan bahwa permasalahan ini sering terjadi di daerah pedesaan, di mana masyarakat terkadang mempermalukan para korban, sementara para keluarga khawatir akan status sosial mereka.

Pada 2012, pemerkosaan dan pembunuhan terhadap seorang mahasiswi oleh sekelompok pria di ibu kota India, Delhi, juga memicu protes besar-besaran hingga mendorong pihak berwenang untuk merevisi undang-undang pemerkosaan pada 2013. Revisi tersebut memperluas definisi kejahatan, menetapkan hukuman lebih berat bagi pelaku pelecehan seksual, dan menurunkan batas usia seseorang yang dapat diadili.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rama
EditorRama
Follow Us