Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Topan Super Ragasa Terjang Taiwan, 14 Orang Tewas dan 129 Hilang

ilustrasi topan di Jepang (commons.wikimedia.org/NASA image courtesy the MODIS Rapid Response Team at NASA GSFC. Caption by Holli Riebeek)
ilustrasi topan di Jepang (commons.wikimedia.org/NASA image courtesy the MODIS Rapid Response Team at NASA GSFC. Caption by Holli Riebeek)
Intinya sih...
  • Sebagian besar penduduk berlindung di lantai atas rumah mereka, menyebabkan banyak warga terjebak dan memerlukan evakuasi.
  • Ratusan tentara dikerahkan ke lokasi bencana untuk membantu evakuasi dan penanganan korban.
  • Kantor Urusan Taiwan China menyampaikan belasungkawa kepada Taiwan, sementara China sendiri juga menghadapi ancaman badai yang serupa.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Sedikitnya 14 orang tewas setelah sebuah danau penghalang di kabupaten Hualien, Taiwan timur, meluap saat terjadinya topan dahsyat. Sebanyak 129 orang lainnya juga dilaporkan hilang.

Taiwan diterjang Topan Super Ragasa sejak Senin (22/9/2025), yang kini bergerak menuju pesisir selatan China dan Hong Kong. Topan tersebut membawa sekitar 70 cm curah hujan ke wilayah timur Taiwan.

Danau penghalang, yang terbentuk akibat tanah longsor yang dipicu hujan lebat sebelumnya, meluap pada Selasa (23/9/2025) sore dan membanjiri kota Guangfu. Beberapa ahli geologi mendeskripsikan peristiwa itu sebagai tsunami dari pegunungan. Diperkirakan danau tersebut meluapkan 15,4 juta ton air atau setara dengan 6 ribu kolam renang berstandar Olimpiade.

Laporan menyebutkan bahwa beberapa jembatan tersapu arus, sementara banjir di sejumlah titik di kota Hualien mencapai ketinggian bangunan satu lantai. Petugas pemadam kebakaran melaporkan bahwa semua korban tewas dan hilang berada di Guangfu.

1. Sebagian besar penduduk berlindung di lantai atas rumah mereka

Wang Tse-an mengatakan seluruh desanya, Dama, yang dihuni sekitar 1.000 orang, telah terendam banjir dan banyak warga masih terjebak. “Lumpur dan bebatuan ada di mana-mana. Sebagian banjir sudah surut, tetapi sebagian lainnya masih ada," ujarnya.

Menurut data pemerintah, sekitar 5.200 orang, atau sekitar 60 persen dari populasi Guangfu, berlindung di lantai atas rumah mereka, sementaranya sisanya mengungsi ke rumah keluarga.

Pada Rabu (24/9/2025), sirene mobil polisi berbunyi di Guangfu sebagai tanda peringatan banjir baru. Orang-orang bergegas menuju tempat yang aman, diiringi teriakan warga dan tim penyelamat: “air bah datang, cepat lari”.

2. Ratusan tentara dikerahkan ke lokasi bencana

Dilansir dari CNA, berbagai wilayah di Taiwan telah mengirimkan tim penyelamat ke Hualien. Militer juga menerjunkan 340 personelnya untuk membantu.

Lamen Panay, anggota dewan Hualien, mengatakan sumber daya yang tersedia tidak cukup untuk mengevakuasi penyandang disabilitas. Selain itu, permintaan evakuasi dari pemerintah sebelum banjir tidak bersifat wajib.

“Ketika peringatan dikeluarkan, pemerintah pusat dan daerah mengatakan warga bisa melakukan evakuasi vertikal. Namun, yang kami hadapi bukanlah situasi yang bisa diselesaikan dengan ‘evakuasi vertikal’,” jelasnya, merujuk pada arahan agar warga naik ke lantai yang lebih tinggi.

3. Kantor Urusan Taiwan China ucapkan belasungkawa

Kantor Urusan Taiwan China menyampaikan ucapan belasungkawa, sebuah bentuk itikad baik yang jarang ditunjukkan Beijing mengingat ketidaksukaannya terhadap pemerintah Taipei. China menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya, meskipun pemerintah Taiwan yang dipilih secara demokratis menentang keras klaim tersebut.

Dilansir dari BBC, lebih dari 1 juta orang juga telah dievakuasi dari provinsi Guangdong di selatan China, tempat Topan Super Ragasa diperkirakan akan mendarat. Pihak berwenang telah memerintahkan penutupan bisnis dan sekolah di sedikitnya 10 kota di wilayah tersebut.

Di Hong Kong, bandara internasional dan sekolah juga ditutup untuk mengantisipasi datangnya badai. Observatorium Hong Kong telah mengeluarkan peringatan badai tertinggi, dan mendesak masyarakat untuk tetap berada di dalam rumah.

Topan Super Ragasa sebelumnya telah menghantam pulau-pulau terpencil di Filipina utara pada Senin. Pejabat setempat melaporkan sedikitnya tiga orang tewas dan ribuan lainnya mengungsi akibat banjir dan tanah longsor, dilansir dari DW.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in News

See More

Kejagung Periksa Mantan MenPANRB Azwar Anas di Kasus Korupsi Chromebook

24 Sep 2025, 18:34 WIBNews