Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Trump Ancam Tarif 50 Persen, Brasil Siapkan Tindakan Balasan

Bendera Brasil (pexels.com/Jonathan Borba)
Intinya sih...
  • Trump bela Bolsonaro dan ancam tambahan tarif
  • Brasil bantah klaim Trump soal defisit dagang
  • Trump kritik sensor, Lula tegaskan perlindungan hak

Jakarta, IDN Times – Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva mempertimbangkan balasan terhadap tarif 50 persen yang direncanakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mulai 1 Agustus 2025. Rencana tarif ini disampaikan langsung Trump melalui surat kepada Lula yang dipublikasikan di media sosial pada Rabu (9/7/2025).

Brasil termasuk satu dari delapan negara yang diberi tahu soal kebijakan tarif baru itu. Lula mengatakan bahwa Brasil akan merespons setiap kenaikan tarif sepihak.

“Setiap kenaikan tarif sepihak akan ditanggapi,” katanya dalam pernyataan Rabu, dikutip dari NHK.

Pada Kamis (10/7/2025) pagi, Lula menggelar rapat bersama para menteri dan memutuskan membentuk kelompok studi khusus untuk menentukan langkah selanjutnya.

1. Trump bela Bolsonaro dan ancam tambahan tarif

Trump menyampaikan pendapatnya mengenai proses hukum yang sedang berlangsung terhadap eks Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, dan menggambarkannya sebagai seorang pemimpin yang sangat dihormati secara global. Hal itu ia sampaikan meskipun Bolsonaro sedang menghadapi tuduhan telah berupaya melakukan kudeta setelah pemilu 2022.

Menanggapi hal tersebut, Lula menyatakan bahwa proses hukum terkait upaya kudeta merupakan sepenuhnya wewenang pengadilan Brasil, dan ia menolak campur tangan dari negara lain karena dianggap sebagai pelanggaran terhadap independensi lembaga nasional. Dalam surat yang sama, Trump juga menyampaikan bahwa jika Brasil memutuskan membalas tarif yang ia tetapkan, maka berapa pun besarannya akan ia tambahkan ke tarif 50 persen yang sudah direncanakan.

2. Brasil bantah klaim Trump soal defisit dagang

Lula membantah pernyataan Trump yang menyebut Brasil sebagai penyebab defisit perdagangan AS. Ia mengutip data pemerintah AS yang justru menunjukkan surplus perdagangan barang dengan Brasil sebesar 7,4 miliar dolar AS (sekitar Rp120 triliun) pada 2024.

Selama 15 tahun terakhir, total surplus AS atas Brasil mencapai sekitar 410 miliar dolar AS (sekitar Rp6.650 triliun). Meski begitu, posisi Brasil sebagai mitra dagang terbesar kedua setelah China menjadikan ancaman tarif ini sangat signifikan. AS mengimpor gas, petroleum, besi, dan kopi dari Brasil, sementara ekspor utamanya ke Brasil adalah bahan bakar mineral, mesin, dan pesawat terbang, dilansir dari BBC.

3. Trump kritik sensor, Lula tegaskan perlindungan hak

Presiden AS Donald Trump berbicara di CPAC Februari 2011. (Mark Taylor from Rockville, USA, CC BY 2.0, via Wikimedia Commons)

Trump juga menyinggung kebijakan pembatasan media sosial di Brasil dan menyatakan bahwa menurutnya hal tersebut merupakan perintah sensor rahasia yang melanggar hukum. Ia menyebut bahwa perusahaan miliknya, Trump Media, yang mengelola platform Truth Social, turut terdampak oleh putusan pengadilan di Brasil.

Lula menyatakan bahwa keputusan pengadilan bertujuan melindungi masyarakat dari konten berbahaya.

“Masyarakat Brasil menolak konten penuh kebencian, rasisme, pornografi anak, penipuan, kecurangan, dan pidato yang menentang hak asasi manusia dan kebebasan demokrasi,” katanya.

Analis politik Rafael Cortez menyebut pendekatan agresif Trump justru bisa menguntungkan Lula secara politik, karena memperkuat posisi domestiknya.

Menurut Creomar de Souza dari Dharma Politics, efektivitas respons Brasil tergantung pada kesatuan pemerintahan Lula. Sementara itu, tarif untuk Brasil merupakan bagian dari gelombang kebijakan serupa yang dikirimkan ke negara lain seperti Jepang, Bangladesh, dan Korea Selatan, dengan batas waktu hingga 1 Agustus 2025 untuk mencapai kesepakatan dengan pemerintah Trump, dilansir dari The Guardian.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us