Trump Minta Warga Iran Segera Dievakuasi, Ada Apa?

- Trump menegaskan Iran tak boleh miliki nuklir, menyalahkannya atas situasi saat ini.
- AS-Iran tengah kembali negosiasi program nuklir, namun serangan Israel mempersulit masa depan negosiasi.
- G7 serukan de-eskalasi di Timur Tengah, termasuk Iran dan Gaza, Trump meninggalkan KTT G7 lebih awal karena 'situasi di Timur Tengah'.
Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mendesak penduduk Iran untuk meninggalkan Teheran. Seruan Trump dikeluarkan setelah Israel menyerang ibu kota Iran yang dihuni 10 juta orang tersebut pada Senin (16/6/2025) dengan serangkaian serangan rudal di beberapa lokasi.
"Semua orang harus segera mengungsi dari Teheran!" tulis Trump di akun Truth Social miliknya, dikutip dari DW, Selasa (17/6/2025).
1. Trump tegaskan Iran tak boleh miliki nuklir
Trump menyalahkan Iran atas yang terjadi saat ini. Menurutnya, Iran seharusnya menuruti rekomendasinya.
"Iran seharusnya menandatangani kesepakatan yang saya minta. Sungguh memalukan, dan membuang-buang nyawa manusia. Sederhananya, Iran tidak boleh memiliki nuklir. Saya sudah mengatakannya berulang-ulang!" tulis Trump.
2. AS-Iran tengah kembali negosiasi program nuklir

Amerika Serikat dan Iran sedang berada di tengah negosiasi mengenai program nuklir, ketika Israel melancarkan serangannya pada Jumat (13/6/2025). Iran mengatakan tidak dapat melanjutkan pertemuan yang dijadwalkan pada Minggu (15/6/2025) ketika sedang diserang oleh Israel.
Karena serangan ini, masa depan negosiasi Iran dan Amerika Serikat mengenai nuklir tidak jelas. Yang pasti, kata Iran, negosiasi tidak lagi ada artinya saat ini.
3. G7 serukan de-eskalasi di Timur Tengah
Trump meninggalkan KTT G7 di Kanada lebih awal. Juru bicara Gedung Putih mengatakan, ia pergi lebih dulu karena 'situasi di Timur Tengah'.
Sementara itu, G7 menyerukan de-eskalasi di Timur Tengah, termasuk Iran dan Gaza. Pernyataan bersama itu ditandatangani oleh Trump sebelum meninggalkan pertemuan.
Pernyataan para pemimpin tersebut, yang dipublikasikan saat Trump meninggalkan Kanada, mengatakan Israel memiliki hak untuk membela diri, dan Iran adalah sumber teror yang seharusnya tidak memiliki senjata nuklir.
Seruannya agar krisis diselesaikan, berujung pada de-eskalasi permusuhan lebih luas di Timur Tengah, merupakan kompromi diplomatik yang menjaga persatuan G7 tetapi melemahkan dampak pernyataan itu.