Ukraina Izinkan Warga Asing Duduki Jabatan Militer

- Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, memperbolehkan warga asing menjadi perwira militer di Ukraina.
- Kiev membentuk Legion Internasional untuk menarik sukarelawan asing dalam membantu negara mempertahankan diri dari serangan Rusia.
- RUU soal sukarelawan asing dibahas untuk mengatasi masalah garis depan dan menambah personel militer Ukraina.
Jakarta, IDN Times - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, pada Sabtu (26/10/2024), resmi memperbolehkan warga asing menduduki jabatan perwira militer di negaranya. Sebelumnya, sukarelawan asing dalam militer Ukraina hanya diperbolehkan menjadi sersan.
Sejak dimulainya invasi skala besar Rusia ke Ukraina, Kiev sudah membentuk Legion Internasional untuk menarik sukarelawan asing dalam membantu negara mempertahankan negaranya dari serangan Rusia. Hingga kini, sudah ada sukarelawan asing dari 50 negara.
1. Terkuaknya skandal dalam Legion Internasional Ukraina

Rancangan Undang-Undang (RUU) soal sukarelawan asing ini sudah dibahas sebelumnya untuk mengatasi masalah di garis depan, terutama setelah dugaan pengiriman tentara Korea Utara (Korut). Selain itu, ini sebagai langkah Kiev untuk menambah personel militer dan formasi militer Ukraina.
Melansir The Kyiv Independent, putusan untuk memberikan jabatan kepada sukarelawan asing di tengah permasalahan dalam strukturnya. Selama ini, Legion Internasional di Ukraina hanya terdiri dari dua unit yang berada di bawah komando Direktorat Intelijen Militer Ukraina (HUR).
Berdasarkan investigasi sudah ada beberapa skandal kepemimpinan Legion Internasional di Ukraina. Salah satu skandalnya adalah pemimpin yang tetap meski sudah mendapat protes, kurangnya kontrol persenjataan, dan adanya personel yang pernah terlibat kasus kriminal di negara asalnya.
Tak hanya itu, beberapa sukarelawan asing mengaku pimpinannya memaksa memutus kontraknya setelah terluka. Alhasil, mereka tidak mendapatkan kompensasi untuk mengobati lukanya.
2. Zelenskyy sebut Ukraina dipaksa melawan Korut

Pada saat yang sama, Zelenskyy memperingatkan kepada seluruh pasukannya bahwa tentara Korut mungkin akan terlihat berperang bersama tentara Rusia di garis depan dalam beberapa hari ke depan.
"Rusia sudah melibatkan Korea Utara sebagai sekutunya. Dalam beberapa hari ke depan dari sekarang tentara Korut mungkin akan terlihat di medan perang untuk melawan Ukraina. Ukraina akan dipaksa melawan Korut di Eropa," tuturnya, dilansir Ukrainska Pravda.
Ia menambahkan, dunia seharusnya dapat menghentikan perang di Ukraina yang terus berlanjut. Ia menyebut bahwa Rencana Kemenangan yang disampaikannya akan efektif menghentikan negara agresor agar tidak semakin agresif.
Ia mengungkapkan pekan depan Ukraina akan semakin gencar berdialog dengan rekannya untuk terus mendesak Rusia mengakhiri peperangan.
3. Ukraina dan India tingkatkan kerja sama di bidang pertahanan
Menteri Industri Strategis Ukraina Herman Smetanin mengadakan pertemuan dengan Duta Besar India di Kiev, Ravi Shankar. Keduanya membahas mengenai kerja sama industri pertahanan antara Kiev dan New Delhi.
"Ukraina siap mengekspansi kerja sama di bidang pertahanan dan kami siap menerima segala bentuk kolaborasi. Ini penting untuk menilai kapabilitas dan kebutuhan industri pertahanan kedua negara dan mengidentifikasi tantangannya, dan menentukan strateginya," ungkapnya.
Pada September, Zelenskyy dan Perdana Menteri India Narendra Modi setuju untuk memperkuat kerja sama antara kedua negara dalam berbagai bidang. India juga ingin terlibat dalam rekonstruksi Ukraina pascaperang.
Meski memiliki hubungan baik dengan Rusia, India selama ini juga masih berhubungan baik dengan Ukraina. Sebelum berkunjung ke Kiev pada Agustus, Modi juga sempat bertandang ke Moskow untuk bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin.