Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

UNICEF: 1,7 Juta Anak Ukraina Tidak Memiliki Akses Air Bersih

Ilustrasi bendera Ukraina. (unsplash.com/Yehor Milohrodskyi)

Jakarta, IDN Times - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan, 1,7 juta anak di Ukraina tidak memiliki akses terhadap air bersih dan tidak memiliki akses ke layanan air yang dikelola dengan aman akibat perang Rusia di negara itu.

Serangan udara Moskow terhadap infrastruktur di Ukraina telah mencemari sumber air dan merusak atau menghancurkan jaringan air sepanjang 1.000 kilometer.

Direktur Regional UNICEF untuk Eropa dan Asia Tengah, Regina De Dominicis, khawatir bahwa kekurangan air bersih akan menyebabkan peningkatan penyakit. Pihaknya juga mencatat, dengan bantuan internasional, UNICEF telah berupaya memasang jaringan pipa air di Ukraina.

"UNICEF tengah memajukan inisiatif di Ukraina, guna mempersiapkan sekitar 21 ribu rumah tangga dengan anak-anak untuk menghadapi musim dingin mendatang," ujarnya pada Kamis (24/10/2024) di Tokyo, dikutip dari NHK News.

1. Tantangan terbesar UNICEF adalah kurangnya dana di tengah krisis

Menurut De Dominicis, program tersebut berfokus pada keluarga yang tinggal di dekat garis depan, menyediakan uang tunai, pakaian hangat, selimut, dan barang-barang lainnya.

Ia menekankan pentingnya upaya tersebut. Sebab, suhu di Ukraina akan turun di bawah nol, yang akan berdampak besar pada kehidupan sehari-hari keluarga dan anak-anak.

De Dominicis mengatakan, tantangan terbesar UNICEF adalah kurangnya dana dan mereka memahami betul bahwa krisis sedang terjadi di seluruh dunia.

"Sudah saatnya masyarakat internasional mendukung UNICEF dalam melakukan apapun yang dapat dilakukannya untuk memastikan kondisi kehidupan yang layak, terutama bagi anak-anak di mana pun," ungkapnya.

2. Upaya UNICEF memberikan layanan air bersih

Laporan UNICEF tentang pasokan air di rumah tangga Ukraina yang dilakukan pada Mei 2024 menunjukkan, akibat kualitas air yang buruk, 55 persen responden tidak menggunakan air ledeng untuk minum. Mereka beralih ke sumber air alternatif, termasuk air minum kemasan, air ledeng yang disaring, dan sumber air minum alami.

Sejak awal 2024, hampir 4 juta orang telah memperoleh akses yang aman dan merata terhadap air yang cukup dalam jumlah dan kualitas untuk kebutuhan minum, serta rumah tangga mereka.

Hal tersebut merupakan tindak lanjut dari intervensi UNICEF yang pada 2023 telah memfasilitasi penyediaan air bersih dan layanan sanitasi kepada lebih dari 5,4 juta orang melalui dukungan teknis kepada perusahaan penyedia air, memulihkan infrastruktur yang rusak, dan memasok peralatan dan bahan kimia penting untuk pemurnian air.

3. Kondisi perang Rusia-Ukraina

Gedung Putih mengumumkan bahwa Ukraina akan menerima pinjaman senilai 50 miliar dolar AS (sekitar Rp783,3 triliun), yang didukung oleh aset Rusia yang dibekukan, dari G7. Penyaluran dana tersebut akan dimulai pada akhir tahun, dan AS akan menanggung 20 miliar dolar AS (Rp313,4 triliun) dari total pinjaman tersebut.

Para pemimpin G7, yang terdiri dari AS, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, dan Prancis, sepakat awal tahun ini untuk menyusun pinjaman besar guna membantu Ukraina dalam perjuangannya untuk bertahan hidup setelah invasi Rusia. Bunga yang diperoleh dari keuntungan dari aset bank sentral Rusia yang dibekukan akan digunakan sebagai agunan.

"Ukraina dapat menerima bantuan yang dibutuhkannya sekarang, tanpa membebani pembayar pajak. Pinjaman ini akan mendukung rakyat Ukraina saat mereka mempertahankan dan membangun kembali negara mereka. Dan upaya kami memperjelas bahwa para tiran akan bertanggung jawab atas kerusakan yang mereka sebabkan," kata Presiden AS Joe Biden, dilansir dari Al Jazeera.

Negara-negara G7 telah menjatuhkan sanksi berat terhadap Moskow atas invasinya ke Kiev pada 2022, yang menyebabkan terputusnya akses Rusia ke dananya sendiri dalam sistem keuangan mereka.

Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, mengatakan pada 23 Oktober bahwa negara G7 telah membekukan sekitar 280 miliar dolar AS (Rp4,3 kuadriliun) aset Rusia yang disimpan di lembaga keuangan mereka.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rahmah N
EditorRahmah N
Follow Us