UNICEF: Anak Korban Konflik di Gaza Alami Kondisi Malnutrisi yang Buruk

Jakarta, IDN Times - Anak di jalur Gaza mengalami berbagai ancaman kematian di tengah konflik Israel-Hamas. United Nations International Children's Emergency Fund (UNICEF) mencatat anak-anak mengalami risiko peningkatan penyakit, gizi yang menurun dan penyerangan.
Anak-anak mengalami kehidupan yang memburuk di ranah kesehatan dan ekonomi. Mereka mengalami diare hingga kemiskinan dan itu semua meningkatkan risiko kematian.
“Anak-anak di Gaza terjebak dalam mimpi buruk yang semakin memburuk dari hari ke hari,” kata Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russell dikutip Jumat (12/1/2024).
1. Harus punya akses pada layanan pasokan dasar

Anak-anak dan keluarga di Jalur Gaza, kata Catherine, terbunuh dan terluka dalam pertempuran tersebut, dan hidup mereka semakin berisiko akibat penyakit yang dapat dicegah serta kekurangan makanan dan air.
“Semua anak-anak dan warga sipil harus dilindungi dari kekerasan dan memiliki akses terhadap layanan dan pasokan dasar,” kata Catherine.
2. Ada 3,2 ribu kasus diare per harinya

Kasus diare pada anak balita meningkat dari 48 ribu kasus menjadi 71 ribu dalam waktu satu minggu mulai 17 Desember 2023. Artinya ada 3,2 ribu kasus diare per harinya.
Ini menunjukkan adanya indikasi kuat kesehatan anak-anak di Gaza semakin memburuk. UNICEF juga mencatat bahwa anak-anak di sana hanya memakan biji-bijian termasuk roti atau susu.
Perempuan hamil dan menyusui juga mengalami kondisi kesehatan yang terganggu, hanya 25 persen yang mengonsumsi satu jenis makanan sehari dan 65 persen mengonsumsi dua jenis makanan.
3. Keluarga pengungsi tak bisa pertahankan kebersihan

Konflik berkepanjangan menyebabkan sistem air, sanitasi dan kesehatan penting di jalur Gaza rusak dan hancur. Kondisi yang ada juga sudah membatasi kemampuan untuk mengobati malnutrisi yang parah.
Para keluarga pengungsi tak bisa mempertahankan tingkat kebersihan mereka untuk mencegah penyakit apalagi air bersih dan sanitasi tidak terjamin dengan baik. Buang air sembarangan, hingga sedikitnya rumah sakit yang berfungsi memperparah keadaan.
“Masa depan ribuan anak di Gaza berada dalam ketidakpastian. Dunia tidak bisa hanya diam dan menonton. Kekerasan dan penderitaan anak-anak harus dihentikan,” kata Russell.