Venezuela Selidiki Pasukan Argentina atas Tuduhan Terorisme

- Jaksa Agung Venezuela menyelidiki pasukan keamanan Argentina atas tuduhan terorisme.
- Hubungan kedua negara memburuk setelah Venezuela mengusir diplomat Argentina dan menolak hasil pemilu.
- Kasus ini melibatkan Nahuel Gallo, kopral di pasukan keamanan Gendarmerie Argentina yang ditahan di Venezuela.
Jakarta, IDN Times - Jaksa Agung Venezuela Tarek Saab mengumumkan sedang menyelidiki Nahuel Gallo, seorang pasukan keamanan Argentina atas tuduhan terorisme pada Jumat (27/12/2024). Dia ditangkap awal bulan ini saat berkunjung ke Venezuela.
Kasus ini muncul saat hubungan kedua negara sedang memburuk. Venezuela telah mengusir diplomat Argentina setelah negara itu melindungi lima aktivis oposisi dan menolak mengakui hasil pemilunya.
1. Memiliki hubungan dengan kelompok teroris

Saab mengatakan Gallo memiliki hubungannya dengan kelompok terorisme sayap kanan internasional yang berupaya melakukan tindakan terorisme di dalam negeri.
Menteri Luar Ngeri Argentina Gerardo Werthein menyebut tuduhan dari Caracas sebagai kebohongan besar, ia berjanji akan menyelesaikan perselisihan itu.
"Kedatangannya sepenuhnya legal. Yang tidak legal adalah cara mereka menculiknya di perbatasan," kata Menteri Keamanan Argentina Patricia Bullrich.
Saab menuduh Werthein dan Bullrich memiliki hubungan terkait rencana tindakan agresi terhadap negaranya, dan menambahkan keduanya kini sebagai subjek penyelidikan kasus tersebut.
2. Berkunjung ke Venezuela untuk bertemu keluarga

Gallo adalah kopral di pasukan keamanan Gendarmerie Argentina yang ditahan sejak 8 Desember. Dia ditahan setelah berada di kantor imigrasi di perbatasan Venezuela dengan Kolombia untuk meminta izin memasuki negara tersebut.
Keluarga Gallo mengatakan ia pergi ke Venezuela untuk mengunjungi istrinya, yang merupakan warga Venezuela, dan ingin menghabiskan waktu bersama ibunya. Mereka telah menunjukkan surat undangan yang dikirim kepada Gallo, dan ia juga telah memiliki tiket untuk kembali ke Argentina.
Awal pekan ini, kelompok hak asasi manusia Foro Penal mengatakan bahwa 19 warga asing telah ditahan di Venezuela sebagai tahanan politik.
Pada September, Caracas menahan dua warga negara Spanyol atas tuduhan menjadi bagian dari rencana untuk menggulingkan Maduro. Mereka ditangkap beberapa hari setelah Spanyol mengakui kandidat oposisi Edmundo Gonzalez sebagai pemenang pemilu.
3. Aktivis Venezuela berlindung di kedutaan Argentina

Venezuela memutuskan hubungan diplomatik dengan Argentina pada Agustus setelah tetanggannya tersebut menolak mengakui hasil pemilunya, yang memenangkan Presiden Nicolas Maduro pada Juli.
Diplomat Argentina telah diusir, tapi lima aktivis oposisi, yang mencari perlindungan di kedutaan sejak Maret untuk menghindari penangkapan tetap berada di gedung tersebut setelah mereka ditolak aksesnya untuk meninggalkan negara.
Para aktivis itu baru-baru ini mengatakan bahwa pasukan keamanan telah memutus aliran listrik dan air agar mereka meninggalkan bangunan tersebut. Pejabat Venezuela membantah tuduhan tersebut dan menuduh para aktivis menggunakan kedutaan itu untuk merencanakan aksi teroris.