Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Warga Shanghai Marah karena Lockdown: Kami Dikurung Seperti Hewan!

Pengunjung memakai masker berjalan melewati Shanghai Disney Resort, yang akan ditututp selama liburan Tahun Baru Imlek menyusul penularan virus corona baru di Shanghai, Tiongkok, pada 24 Januari 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song
Pengunjung memakai masker berjalan melewati Shanghai Disney Resort, yang akan ditututp selama liburan Tahun Baru Imlek menyusul penularan virus corona baru di Shanghai, Tiongkok, pada 24 Januari 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song

Jakarta, IDN Times - Angka kematian akibat virus COVID-19 di Shanghai, China, terus bertambah. Kini, tercatat ada 59 kematian baru sejak Minggu (24/4/2022).

Shanghai juga mencatat 16.983 kasus baru positif COVID-19 tanpa gejala. Sementara, jumlah kasus positif yang bergejala mencapai 2.472 kasus.

Saat ini, Shanghai sedang berjuang untuk melawan wabah COVID-19 yang kembali menyebar dengan cepat, bahkan disebut-sebut lebih parah dari Wuhan.

1. Warga marah karena dibatasi

Ilustrasi Shanghai, China (Pexels/Ayala)
Ilustrasi Shanghai, China (Pexels/Ayala)

Pihak berwenang di Shanghai, baru-baru ini, memasang pagar kawat di sejumlah bangunan padat penduduk di Shanghai, dengan tujuan agar warga tidak lagi melanggar aturan lockdown yang sedang diterapkan.

Dilansir dari Channel News Asia, Senin (25/4/2022), pemasangan pagar ini memicu kemarahan warga Shanghai. Mereka merasa dipenjara di rumahnya sendiri.

“Ini sangat tidak menghormati hak orang-orang. Menggunakan penghalang untuk mengurung kami seperti hewan peliharaan,” kata seorang warga di situs media sosial Weibo.

Sejumlah video yang beredar juga menunjukkan beberapa warga berteriak dari balkon apartemennya ketika petugas memasang pagar-pagar tersebut.

2. Aturan cukup ketat di masa lockdown

Ilustrasi lockdown (IDN Times/Arief Rahmat)
Ilustrasi lockdown (IDN Times/Arief Rahmat)

Pemerintah Shanghai telah menetapkan lockdown sejak 28 Maret lalu, serta menerapkan sejumlah aturan yang cukup ketat.

Namun, aturan ini seolah tak bisa menahan lonjakan kasus positif COVID-19 yang semakin naik setiap harinya.

Pagar-pagar yang didirikan pihak berwenang mayoritas berada di bangunan apartemen di mana ada satu orang dinyatakan positif. Maka, penghuni apartemen tersebut pun dilarang keluar dari kediaman mereka.

3. Penularan terjadi di permukiman tertutup

Sumber gambar: gettyimages/ Peter Parks
Sumber gambar: gettyimages/ Peter Parks

Kasus baru tersebut kebanyakan ditemukan di kawasan tertutup, terkontrol, dan terisolasi, demikian diungkapkan otoritas kesehatan Shanghai.

Faktor utama penyebab peningkatan kasus COVID-19 di Shanghai, menurut otoritas setempat, adalah kamar yang kecil dan dapur bersama di beberapa area permukiman lama warga.

Klaster COVID-19 lainnya ada di lokasi proyek pembangunan dan tempat hiburan di kota setingkat provinsi yang berpenduduk 25 juta jiwa itu.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us