WHO Identifikasi Beredarnya Vaksin Palsu India, Covishield

New Delhi, IDN Times - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengidentifikasi vaksin palsu buatan India, Covishield, pada hari Rabu, 18 Agustus 2021, waktu setempat. Sebanyak 486 juta dosis vaksin Covishield telah diberikan di India sampai saat ini. Bagaimana awal ceritanya?
1. Sebelumnya, sebagian besar dosis tersebut disita oleh pihak berwenang di India dan negara-negara Afrika
Dilansir dari BBC, WHO mengatakan telah mengidentifikasi versi palsu dari vaksin COVID-19 buatan India, Covishield. Sebelumnya, sebagian besar dosis tersebut telah disita oleh pihak berwenang di India dan negara-negara Afrika antara Juli 2021 lalu dan Agustus 2021 ini serta WHO mengatakan pembuat vaksin, Serum Institute of India, mengonfirmasi bahwa dosis itu palsu. Mereka juga memperingatkan bahwa vaksin palsu telah menimbulkan risiko serius bagi kesehatan masyarakat global.
Hal inilah yang membuat WHO menyerukan penghapusan Covishield dari peredaran. Belum ada pernyataan resmi dari pemerintah India terkait masalah ini, tetapi laporan lokal setempat mengatakan pihak Kementerian Kesehatan India sedang menyelidiki masalah tersebut. Mereka mengatakan meskipun pihaknya memiliki sistem yang kuat untuk mencegah kasus seperti itu, dengan perkembangan ini, satu-satunya hal yang dilakukan adalah ingin memastikan bahwa tidak ada orang India yang menerima vaksin palsu itu.
2. Tanggal kedaluwarsa pada vaksin tersebut juga telah dipalsukan

WHO mengatakan bahwa produk yang diidentifikasi sebagai vaksin palsu atas dasar
kesalahan representasi yang disengaja dan curang mengenai identitas, komposisi, atau sumber dosis. Disebutkan bahwa tanggal kedaluwarsa 10-08-2021 pada Batch 4121Z040 dipalsukan serta juga dikatakan bahwa beberapa botol ini berukuran 2ml. Pihak WHO meminta rumah sakit, klinik, puskesmas, distributor, apotek, dan pemasok produk medis lainnya untuk semakin waspada terhadap produk palsu tersebut.
Semua produk medis harus diperoleh dari pemasok resmi atau berlisensi serta keaslian dan kondisi fisiknya harus diperkisa dengan cermat. WHO juga mendesak orang untuk tidak menggunakan produk vaksin palsu ini jika mereka memilikinya. Jika seseorang telah menggunakan dan menderita reaksi yang dirugikan, maka mereka disarankan untuk mencari bantuan medis segera dan melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwenang.
3. Pada akhir Juni 2021 lalu, vaksin Covishield tidak masuk dalam daftar izinedar di Uni Eropa

European Medicines Agency (EMA) pada akhir Juni 2021 lalu tidak memasukkan vaksin Covishield dalam daftar vaksin yang tidak memiliki izin edar di Uni Eropa dengan alasan adanya perbedaan kecil dalam kondisi manufaktur dapat mengakibatkan perbedaan dalam produksi akhir serta itu adalah produk biologis. Undang-undang di Uni Eropa mengharuskan lokasi manufaktur dan proses produksi untuk dinilai merupakan wajib untuk izin edar di Uni Eropa. Pihak EMA mengatakan telah mengizinkan Green Pass untuk 4 vaksin, seperti Comirnaty (Pfizer), Spikevax (Moderna), dan Vaxzevria (AstraZeneca).
Vaksin Covishield sebenarnya merupakan vaksin AstraZeneca versi buatan India dan merupakan vaksin yang paling banyak digunakan di India dengan lebih dari 486 juta dosis yang sudah diberikan sejauh ini. Serum telah memasok jutaan vaksin Covishield ke negara-negara di Asia, Afrika, dan Amerika Selatan, sebagai bagian dari kesepakatan yang ditandatangani dengan berbagai pemerintah dan skema vaksin global, Covax, untuk negara-negara miskin. India juga mengirimkan dosis Covishield ke beberapa negara tetangganya sebagai bagian dari diplomasi vaksin di bawah pemerintahan Perdana Menteri India, Narendra Modi.